Indonesia dikenal publik Internasional sebagai salah satu negara gila bola di Asia. Dilansir dari ticketgum.com, Indoensia menempati peringkat empat dalam nominasi negara paling gila bola se-Asia.
Tentu, hal ini mengindikasikan bahwasannya sepak bola cukup popular di Indonesia.
Sejalan dengan hal itu, tahukah Kawan GNFI bahwasannya banyak dari pemain sepak bola Indonesia yang melegenda? Merekalah yang menghiasi indahnya sepak bola indah dalam permainannya.
Berikut adalah beberapa legenda sepak bola Indonesia dari masa ke masa ;
1. Andi Ramang
Andi Anwar Ramang atau yang biasa dikenal dengan nama Ramang lahir pada 24 April 1928 di Barru, Sulawesi Selatan. Ramang dikenal sebagai Legenda PSM Makasar dan timnas Indonesia.
Pencapaian tertinggi Ramang dalam level Internasional adalah mampu membawa Indonesia masuk ke perempat final Olimpiade di Melbourne, Australia tahun 1956.
Dalam level nasional sendiri Ramang membawa PSM Makassar juara piala PSSI pada tahun 1957,1959, 1965 dan 1966. Ia juga berhasil membawa PSM menjuarai Jusuf Cup tahun 1965.
Ramang dianggap sebagai pahlawan di kampung halamannya sendiri. Bahkan, banyak bayi yang lahir pada zaman itu dinamakan Ramang efek dari popularitasnya.
Sebagai apresiasi terhadap prestasinya, Ramang diabadikan dalam bentuk patung setinggi 170 cm yang berada di Pantai Losari pada 1 Februari 2017.
Selain itu, Fifa juga merilis film documenter berjudul “Ramang-The Man, The Myth, The Legend” yang menceritakan perjuangan Ramang menjadi legenda sepak bola Indonesia.
2. Abdul Kadir
Pemain yang mempunyai nama Abdul Sulaiman Kadir ini lahir pada 27 Desember 1948 di Denpasar, Bali.
Karier internasionalnya bersama Skuad Garuda dimulai dari 1967 hingga 1979.
Data dari RSSSF menunjukkan bahwasannya Abdul Kadir merupakan pencetak gol terbanyak bagi timnas Indonesia semenjak ia bermain hingga sekarang.
Selain itu, ia juga dipastikan masuk dalam kategori FIFA Century Club dengan mengoleksi 111 penampilan dan ia berhasil mencetak 70 gol bagi timnas Indonesia.
Abdul Kadir dijuluki “Si Kancil” dikarenakan tubuhnya yang kecil dan lincah
Pencapaian terbaiknya adalah ia mampu menjuarai King’s Cup 1968, Turnamen Merdeka 1969, Piala Pesta Sukan 1972 dan Turnamen HUT Jakarta 1972 bersama Indonesia. Diketahui ia juga pernah bermain di salah satu klub terjaya di Indonesia,yaitu PSMS Medan dan Persebaya Surabaya.
3. Boaz Solossa
Boaz Solossa atau yang bernama lengkap Boaz Theofilus Erwin Solossa merupakan legenda hidup sepak bola tahun 2000 keatas.
Ia lahir di Papua tepat pada tanggal 16 Maret 1986. Pemain yang kerap disapa Boas ini memulai karier profesionalnya bersama Persipura Jayapura.
Boaz dikenal dengan naluri mencetak golnya yang tinggi, hingga ia sempat menjadi top skor liga 1 pada tahun 2008/2009, 2010/2011 dan 2013.
Tercatat, Boaz mampu memberikan empat gelar liga bagi Persipura Jayapura, yaitu pada musim 2005, 2008/2009, 2010/2011, dan 2013.
Sementara, di level timnas sendiri ia mampu membawa timnas Indonesia menjadi AFC Championship Runner-up dua kali, yaitu pada tahun 2004 dan 2016.
Pada akhirnya, ia berhasil mencetak 221 gol dari 356 penampilan. Kehebatan Boaz Solossa juga sudah diakui oleh FIFA dengan merilis film dokumenternya yang berjudul “Boaz Solossa-Mutiara Hitam Papua”.
4. Soetjipto Soentoro
Pemain yang kerap disapa Gareng ini merupakan striker berbahaya tahun 1960 an. Soetjipto Soentoro lahir di Bandung pada tanggal 16 Juni 1941. Ia dikenal dengan gaya bermainnya yang Tangguh sebagai striker ujung tombak.
Ia juga diberi amanah untuk menjadi kapten kesebelasan timnas Indonesia selama beberapa tahun. Diketahui, ia mampu mencetak 37 gol dari 61 penampilan yang ia lakoni bersama timnas Indonesia.
Ia mampu menjuarai Aga Khan Gold Cup-Pakistan dan Kings Cup I-Bangkok,Thailand. Selain itu, ia juga berhasil mendapatkan medali perak Asian Games pada tahun 1970 di Bangkok
Di liga Nasional sendiri ia pernah memakai seragam kesebelasan Persija Jakarta dan PSMS Medan.
Dikenal dengan striker Tangguh, bahkan ia juga sempat ditawari kontrak oleh klub Wender Bremen. Hal itu dikarenakan ia mampu mencetak trigol ke gawang Wender Bremen pada tur Eropa tahun 1967.
Untuk mengenang kehebatanya, FIFA merilis film documenter yang berjudul “Soetjipto Soentoro - O Captain! My Captain!”.
5. Ricky Yacobi
Pemain yang mempunyai nama asli Ricky Yacob ini lahir pada 12 Maret 1963 di Medan. Kariernya berawal dari PSMS Medan dan kemudian ia beberapa kali dipanggil timnas karena kemampuanya yang mencolok.
Ia dikenal sebagai penyerang oportunis yang mengandalkan kecepatan untuk mencetak gol. Bahkan, Yacob kerap dijuluki sebagai Paul Breitner nya Indonesia. Hal itu dikarenakan gaya bermainnya yang cocok dengan Paul Breitner.
Walaupun, ia gagal menyumbangkan kejuaraan liga bagi klub domestiknya, ia mampu memberikan medali emas bagi Indonesia dalam Sea Games tahun 1987.
Ricky Yacobi sempat direkrut oleh tim domestic Jepang yang bernama Matshusita FC atau yang bias akita kenal sekarang sebagai Gamba Osaka pada tahun 1988.
Hal itu dikarenakan performanya yang sempat menonjol bersama timnas di turnamen Asian Games 1986. Namun, sayangnya ia tak mampu beradaptasi karena cuaca disana cukup kontras dengan Indonesia.
Demi mengenang jasanya, FIFA merilis film documenter yang berjudul “The Calm Before The Goal - Ricky Yacobi”.
6. Bambang Pamungkas
Pengemar sepak bola Indonesia era 2000 an pasti tidak asing dengan nama Bambang Pamungkas atau pemain yang kerap disapa Bepe ini.
Bepe lahir di Semarang pada tanggal 10 Juni 1980.
Ia merupakan legenda hidup Persija Jakarta dan Timnas Indonesia. Dia dikenal dengan gaya bermain striker tangguh melalui ketajamannya dalam mencetak gol baik dari titik putih maupun posisi heading
Di liga Indonesia sendiri ia mampu membawa Persija Jakarta mendapatkan gelar Liga 1 pada tahun 2001 dan 2018.
Sementara, di level Internasional ia mampu menyabet empat kali runner-up kejuaraan AFF Championship pada tahun 2000, 2002, 2004 dan 2010.
Bepe juga sempat bersinar di liga Malaysia dengan mengamankan kejuaraan Malaysian FA Cup dan Malaysia Cup Winner bersama FA Selangor pada tahun 2005.
Bahkan, salah satu klub di Selandia Baru yang bernama Wellington Phoenix FC sempat terpincut dengan bakatnya dengan mencobanya dalam trial klub tapi sayangnya ia tak mampu untuk mengamankan kontraknya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News