Sabtu, 5 Juli 2025 kemarin, GNFI kembali mengadakan acara "Berkawan" yang diselenggarakan di Museum Betawi. Di sana, kita diajak untuk melakukan banyak kegiatan yang seru dan yang paling menarik adalah museum tour.
Mpok Aura, selaku pemandu di Museum Betawi menjelaskan bahwa terdapat delapan ikon budaya khas Betawi yang terdiri dari ondel-ondel, kembang kelapa, ornamen gigi balang, bir pletok, kerak telur, pakaian sadariah, kebaya kerancang, dan batik Betawi.
Namun dari delapan ikon tersebut, pandangan saya tertuju pada ondel-ondel, yang ternyata memiliki banyak sejarah tersembunyi di baliknya.
Baca juga: Menyusuri Jejak Betawi Di Museum Betawi
Ondel-ondel merupakan boneka raksasa yang sudah menjadi ciri khas dari budaya Betawi. Tidak hanya itu, ondel-ondel juga memiliki makna yang mendalam dan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Betawi.
Lantas, bagaimana sih jejak sejarah ondel-ondel dari masa ke masa? Yuk! Simak penjelasannya di bawah ini.
Jejak Awal Ondel-ondel
Pada zaman dahulu, ondel-ondel disebut dengan barongan oleh masyarakat Betawi. Di dalam sejarah dijelaskan bahwa ondel-ondel digunakan sebagai penjaga atau pelindung dari roh jahat dan malapetaka.
Sebelum ondel-ondel dibuat, biasanya pengrajin akan melakukan proses ritual tertentu, seperti menyediakan sesajen yang berupa kemenyan, kembang tujuh rupa, kopi, air putih, dan bubur sumsum.
Tujuannya adalah agar proses pembuatan ondel-ondel ini berlangsung dengan lancar dan roh yang masuk di boneka raksasa tersebut adalah roh yang baik. (Cahya, 2020), memaparkan bahwa masyarakat Betawi masih melakukan ritual ini sampai tahun 1970-an.
Baca juga: Sejarah Ondel-Ondel, untuk Apa Mulanya Diciptakan?
Satu hal yang menarik adalah penampakan ondel-ondel pada zaman dulu dengan yang sekarang, itu sangat berbeda.
Dimana letak perbedaannya? Melansir dari laman senibudayabetawi.com, ondel-ondel pada masa lalu memiliki perawakan yang cenderung lebih menyeramkan, dengan rambut gondrong dan berantakan, serta ukuran bonekanya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan ondel-ondel yang sekarang. Sementara itu, ondel-ondel yang sekarang tampil dengan wajah yang lebih menarik dan ekspresi yang terlihat ramah, mengapa demikian?
Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran fungsi dari ondel-ondel itu sendiri, yang awalnya digunakan untuk penolak bala, menjadi sebuah simbol kebudayaan Betawi.
Melansir dari laman bobo.grid.id, perubahan ini mulai terjadi semenjak masa kepemimpinan gubernur Ali Sadikin yang sedikit demi sedikit wujud ondel-ondel yang tadinya menyeramkan diperhalus agar tidak membuat anak-anak takut.
Ciri Khas dan Cara Pembuatan Ondel-ondel
Di balik penampilannya yang khas, ondel-ondel memiliki rangkaian proses pembuatan yang unik dan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Dahulu, ondel-ondel dibuat dengan bahan yang berat, seperti kayu untuk membentuk rangka ondel-ondelnya. Lalu, bagian wajahnya dibentuk dengan kertas yang sudah diblender.
Saat ini, menurut Paramita (2018), kerangka ondel-ondel dibuat lebih ringan dengan menggunakan bahan bambu, yang tujuannya untuk meringankan beban kerangka ondel-ondel dan bagian wajahnya dibuat dengan bahan fiber.
Boneka raksasa ini, dibuat berpasangan laki-laki dan perempuan. Wajah ondel-ondel laki-laki dibuat dengan warna merah yang melambangkan keberanian, kekuasaan, dan kekuatan. Sementara itu, ondel-ondel perempuan memiliki wajah dengan warna putih yang merepresentasikan keramahan, kesucian, dan kelembutan.
Jika kita telaah kembali, ondel-ondel memiliki beberapa ciri khas yang unik, yaitu hiasan kepalanya yang berupa bunga kelapa. Aksesori ini memiliki makna yaitu di masa lalu Jakarta dikenal dengan Pelabuhan Sunda Kelapa karena di sepanjang pesisir pantainya banyak tumbuh pohon kelapa. Selanjutnya, ada ornamen mahkota yang memiliki arti kemenangan.
Tidak hanya aksesorinya yang menarik, pakaian ondel-ondel juga memiliki ciri khasnya tersendiri. Ondel-ondel laki-laki mengenakan pakaian sadaria atau ikat serong sedangkan ondel-ondel perempuan mengenakan kebaya yang bernama encim.
Selain itu, ada selendang yang turut melengkapi pakaian mereka. Selendang ondel-ondel perempuan memiliki motif floral sedangkan ondel-ondel laki-laki memakai selendang motif kotak-kotak atau istilahnya sarung cukin.
Transformasi Ondel-ondel Dari Dulu hingga Sekarang
Memasuki era modern dan teknologi yang serba canggih, perlahan ondel-ondel tidak lagi menjadi suatu hal yang sakral. Dahulu boneka berukuran besar tersebut memiliki fungsi sebagai penolak bencana dan mengusir roh-roh jahat. Sekarang fungsi ondel-ondel sudah berubah menjadi alat penghibur masyarakat
Saat ini, ondel-ondel memiliki fungsi sebagai ikon kebudayaan Betawi dan sering kita temui di berbagai acara, seperti penyambutan tamu kehormatan, pesta rakyat, festival budaya, bahkan di acara pernikahan pun ondel-ondel turut meramaikan sebagai hiburan.
Berubahnya fungsi ondel-ondel dari yang dulu hingga sekarang, seharusnya tidak boleh membuat kita jadi mengabaikan nilai-nilai sejarah yang ada di dalamnya. Masyarakat sekarang memiliki peran penting untuk terus menjaga makna asli ondel-ondel agar tidak hilang tergerus oleh zaman.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News