romo marto pangarso penjaga spiritualitas dan ajarannya ponco waliko - News | Good News From Indonesia 2025

Romo Marto Pangarso: Penjaga Spiritualitas dan Ajarannya “Ponco Waliko”

Romo Marto Pangarso: Penjaga Spiritualitas dan Ajarannya “Ponco Waliko”
images info
  • Romo Marto Pangarso merupakan guru Soeharto di bidang kemasyarakatan dan kerumahtanggaan.
  • Romo Marto Pangarso menggagas lima ajaran “Ponco Waliko” yang jadi pedoman bagi penghayat Hangudi Bawana Tata Lahir Batin.
  • Ponco Waliko menjadi landasan untuk membangun karakter manusia yang harmonis, penuh moral dan etika.

Dalam kepercayaan masyarakat adat dan para penghayat kepercayaan, peran seorang tokoh spiritual bukan hanya memberi wejangan. Lebih dari itu, tokoh spiritual dipercaya dapat bertindak sebagai perantara komunikasi antara dunia gaib dan dunia nyata.

Mitos Jalan Karanggetas Cirebon yang Ogah Dilewati Presiden Soeharto

Oleh karena itu, tokoh spiritual biasanya dipercaya dan diikuti oleh para muridnya.

Salah satu tokoh spiritual yang masyhur adalah Romo Marto Pangarso. Ia adalah pendiri paguyuban Hangudi Bawono Tata Lahir Batin yang berada di Yogyakarta pada 1971. Tidak hanya itu, kedalaman ilmunya membuat Soeharto, mantan Presiden Republik Indonesia juga berguru padanya.

Lewat medium spiritual ini, Romo Marto Pangarso dipercaya mampu memberi wejangan penting pada Soeharto terkait keberlangsungan kekuasaan dan keputusan kepemimpinan.

Sosok Romo Marto Pangarso yang Jadi Guru Spiritual Soeharto

Warisan Abadi Romo Marto Pangarso

Romo Marto Pangarso wafat pada 1994. Hingga ia wafat, ajaran-ajarannya tetap langgeng dilakukan oleh para muridnya. Para murid Hangudi Hangudi Bawono Tata Lahir Batin juga masih melangsungkan ritual secara rutin, terutama pada Selasa dan Jumat Kliwon atau bulan Suro.

Apalagi, Romo Marto Pangarso dikenal sebagai sosok orang Jawa yang ramah, teduh, dan semanak. Lakunya yang arif itu membuat ia dikenal sebagai tokoh kasepuhan, salah seorang spiritualis paling disegani seantero Jawa.

Romo Marto meninggalkan warisan spiritual yang masih terasa hingga kini. Sanggar dan sendang adalah salah satu peninggalannya yang tetap menjadi tempat wisata, tidak hanya alam tetapi juga batin. Tempat ini kerap disinggahi oleh mereka yang “mencari” lewat jalan meditasi yang sunyi dan jauh dari hiruk.

Romo Marto Pangarso mewariskan lebih dari ritual. Ia bahkan pernah membangun kekuatan kebatinan yang merangkul banyak orang, terutama para pejuang kemerdekaan saat masa penjajahan Jepang (1942–1945) dan pasca-proklamasi bersama dengan Romo Budi Utomo.

Keberanian mereka mendirikan pengajian spiritual secara “diam-diam” selama penjajahan hingga resmi membuka kegiatan pascakemerdekaan menunjukkan betapa kuatnya akar spiritual lokal di tangan Romo Marto.

Mengenal Tugu Soeharto, Tempat Berendam Peziarah ketika Malam 1 Suro

Ponco Waliko, Pedoman Tindak Laku Paguyuban Hangudi Buwana Tata Lahir Batin

Salah satu ajaran penting yang dikembangkan oleh Romo Marto Pangarso adalah Ponco Waliko. Ajaran ini menjadi bagian dari pendidikan karakter dalam tradisi kebatinan paguyuban Hangudi Bawana Tata Lahir Batin.

Ponco Waliko mengandung nilai-nilai luhur yang mengajarkan keseimbangan antara tata lahir dan batin. Dalam konteks penghayat kepercayaan Hangudi Bawana Tata Lahir Batin Yogyakarta, Ponco Waliko menjadi landasan untuk membangun karakter manusia yang harmonis, tidak hanya secara lahiriah tetapi juga batiniah.

Ajaran ini menekankan pentingnya keselarasan antara dunia fisik dan spiritual, serta mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang mendalam sebagai fondasi kehidupan sehari-hari.

Larangan Keluar Rumah Malam 1 Suro dan 27 Ramadan: Mitos Jawa & Anak Rawa Penyengat yang Penuh Makna Spiritual

Dengan warisan spiritual yang kuat, Romo Marto Pangarso meninggalkan jejak yang mendalam dalam kehidupan spiritual masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Di bawah ajaran Ponco Waliko, anggota paguyuban Hangudi Bawana Tata Lahir Batin belajar menjadi manusia seutuhnya: selaras dengan sesama, alam, dan diri sendiri.

Bagi Romo Marto dan para penerusnya seperti Bapak Sudibyo, manusia tak hanya perlu cerdas, tetapi juga eling—selalu ingat pada asal, tujuan, dan kewajiban hidup.

Sejarah hingga Alasan Kenapa Sendang Sani Ramai Dikunjungi pada Senin dan Kamis

Lima Ajaran Ponco Waliko

Sebagaimana namanya, Ponco Waliko memiliki lima ajaran inti yang ditanamkan pada murid di paguyuban Hangudi Bawana Tata Lahir Batin. Menariknya, ajaran ini ditulis di dalam kereta api saat Romo Marto Pangarso tengah melakukan perjalanan ke Jakarta.

Ajarannya lebih condong kepada tata laku dalam masyarakat. Hal ini sebagaimana peran dan spesialisasinya saat menjadi salah satu guru spiritual Soeharto.

Sebagai informasi, ada tiga guru spiritual Soeharto, yakni Romo Diyat (Raden Panji Soediyat Prawirokoesoemo) yang diminta untuk memberikan saran spiritual mengenai kenegaraan, Romo Budi Utomo untuk hal-hal yang sifatnya pribadi, sedangkan Romo Marto Pangarso bertindak dalam urusan kemasyarakatan dan kerumahtanggaan.

Peran Soedjono Hoemardani, Jenderal yang Jadi "Dukun" Kesayangan Soeharto

Kelima ajaran (Ponco Waliko) Romo Marto Pangarso tersebut, sebagaimana di lansir dari Jurnal Nusantara (2022) adalah:

  1. Trisno Mring Sepodho-podho

Ini bukan sekadar tentang mencintai sesama manusia, tapi juga makhluk hidup sehingga menghormati pohon, laut, angin, dan hewan adalah kewajiban. Dalam filosofi ini, manusia tidak berdiri di atas alam, tapi menjadi bagian darinya sehingga alam bukanlah objek, melainkan subjek yang saling membutuhkan dan saling menjaga.

  1. Ora Nerak Wewalering Negara

Romo Marto mengajarkan agar kita sebagai warga negara tidak melanggar hukum negara. Mencintai tanah air adalah bagian dari kesadaran spiritual. Nasionalisme bagi mereka bukan jargon kosong, melainkan praktik nyata: dari membayar pajak hingga menjaga kerukunan di lingkungan.

Sejarah Ajaran Tridharma, Sinkretisme Tiga Agama Dampak Orde Baru
  1. Ora Milik Darbeking Liyan

Ajaran ini telah memasuki ke ke ranah moral personal dan sosial. Ajaran ini bermakna agar seseorang tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya. Tidak hanya mencakup harta atau jabatan, poin ini juga mengajarkan agar manusia tidak serakah atas kehormatan dan pujian.

  1. Ora Sepoto Nyepatani

Selain tindak perbuatan, ajaran ini juga menata tindak tutur. Tidak berkata kasar atau mengutuk adalah hal yang harus dipatuhi. Setiap kata, menurut kepercayaan mereka, adalah doa. Maka ucapan yang buruk akan kembali pada si pengucap. Sementara kata-kata lembut dan penuh kasih akan membuka pintu kebaikan bagi dunia sekitar.

  1. Ora Cidro Ing Uboyo

Sebagaimana yang dipahami, “janji adalah hutang.” Oleh karena itu, paguyuban ini mematuhi larangan untuk mengingkari janji. Sebab, janji bukan sekadar urusan manusia, tapi juga perjanjian batin dengan Tuhan dan diri sendiri.

Makna di Balik Tembang Lir-Ilir, Filosofi dan Ajaran Keimanan dari Sunan Kalijaga

Kelima nilai dalam Ponco Waliko membentuk fondasi karakter yang sangat humanis. Tak ada paksaan, tak ada dogma kaku. Semua mengalir dari kesadaran dan kebersamaan, dari pengalaman hidup yang terus dipraktikkan hari demi hari.

Ajaran ini mengingatkan kita untuk kembali ke akar: pada cinta, tanggung jawab, dan kata-kata yang dijaga. Ponco Waliko bukan sekadar warisan lokal, tapi juga tawaran jalan hidup yang lembut, relevan, dan mendalam bagi siapa pun yang ingin hidup lebih bermakna.

Ritual Belah Kelapa di Suku Lamoholot untuk Cari Penyebab Kematian tak Wajar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.