mengenal ragam fatis - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Pengertian dan Ragam Fatis, ‘Bahasa’ yang Dekat dengan Keseharian Kita

Mengenal Pengertian dan Ragam Fatis, ‘Bahasa’ yang Dekat dengan Keseharian Kita
images info
  • Fatis adalah kelompok yang fungsinya memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan teman bicara.
  • Adapun contoh ragam fatis adalah nah, lho, wah, kok, ayo, ding, halo, sih, dan masih banyak lagi.
  • Dalam penjelasannya sendiri, fatis bisa dikatakan menjadi ‘ekspresi komunikasi’ seseorang ketika diajak bercakap-cakap dan bentuk sikap sopan santun ketimbang hanya diam saat diajak berbicara.
  • Meskipun belum ada kajian yang pasti untuk tata cara penulisannya. Namun, dari sejumlah catatan di media massa dan jurnal, cara menulis ungkapan fatis dalam bentuk teks adalah dicetak miring (italic) dandisertai dengan tanda baca koma (,). 

 

Tidak banyak yang tahu bahwa dalam bahasa Indonesia, terdapat kelas kata yang bernama fatis. Padahal, ungkapan ini sering digunakan dalam bahasa sehari-hari lho, Kawan GNFI! Seperti apa bentuknya? Apa fungsi dan contohnya?

Definisi Fatis dan Sejarahnya

Bahasa adalah alat komunikasi yang penting dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu, ketika Kawan GNFI sedang bepergian atau tinggal di sebuah kota atau negara dalam waktu yang cukup lama, biasanya salah satu persiapan diri yang dilakukan adalah belajar bahasa setempat. Secara sistem, bahasa mempunyai aturan dan pola tertentu, misalnya tata kalimat, suara, penekanan, hinga bentuknya. 

Nah, dalam bahasa Indonesia, terdapat satu ragam kata yang mempunyai ciri khas tertentu, salah satunya adalah fatis. Dari Kridalaksana (2008:114) menyebutkan bahwa kategori fatis adalah kelompok yang fungsinya memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan teman bicara. Sedangkan dari KBBI, fatis merupakan satuan lingual yang dipakai untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan komunikasi antara penutur dengan mitra tutur.

Sejarah Balai Pustaka, Melahirkan Ragam Buku Bahasa Daerah dan Sastra

Adapun contoh ragam fatis adalah nah, lho, wah, kok, ayo, ding, halo, sih, dan masih banyak lagi. Seberapa sering Kawan GNFI menggunakan kata-kata ini?

Meskipun sangat dekat dengan dunia bahasa kita, diambil dalam sebuah jurnal Bentuk Fatis Bahasa Batak (2012, Hilmiati), disebutkan bahwa fatis secara teorinya memang belum familier dalam bidang linguistik bahasa Indonesia. Terlebih lagi, masih sedikit nih, Kawan GNFI, kajian ataupun literatur yang membahas soal komunikasi fatis ini.

Istilah fatis sendiri diperkenalkan pertama kali dari Malinowski dalam karyanya yang berjudul “The Problem of Meaning in Primitive Languages”. Di sini, disebutkan bahwa fatis berasal dari terminologi phatic communion, yakni kegiatan atau perilaku berbicara yang hubungannya dekat dengan etika dalam menjaga sosiabilitas. Selanjutnya, konsep Malinowski dikembangkan dan diterapkan dalam ilmu bahasa, Kawan.

Contoh Kata Fatis dalam Bahasa Indonesia

Pada jurnal Bentuk Fatis Bahasa Batak (2012, Hilmiati), dituliskan bahwa fatis sangat sering kita jumpai pada bahasa lisan maupun tulisan. Bahkan, menjadi kekhasan gaya bertutur lisan masyarakat meskipun biasanya tidak informatif.

Dalam penjelasannya sendiri, fatis bisa dikatakan menjadi ‘ekspresi komunikasi’ seseorang ketika diajak bercakap-cakap dan bentuk sikap sopan santun ketimbang hanya diam saat diajak berbicara.

Di tengah masyarakat, menggunakan kelas kata ini bisa dianggap kita sedang memperhatikan lawan berbicara. Ia bagaikan bumbu penyedap dalam sebuah masakan. Begitu kira-kira.

Ragam fatis di negara kita ada banyak ya, Kawan GNFI. Bahkan, sejumlah jurnal pernah membahas lebih spesifik perihal penggunaan ungkapan fatis dalam bahasa daerah. Adapun contoh kata fatis yang populer digunakan dalam bahasa Indonesia dan penggunaannya adalah:

Ah: “Ah, kamu ini bisa saja!”

Kok: “Kamu kok, bisa paham ini?”

Deh: “Lebih baik, kamu duluan saja, deh!”

Dong: “Jangan begitu, dong!”

Kek: “Mau makan, kek. Mau tidur, kek. Semaumu saja!”

Ding: “Iya juga, ding.”

Halo: “Halo, perkenalkan nama saya Arina.”

Nah: “Nah, sudah aku bilang tadi, jangan sering bercanda.”

Toh: “Jangan terlalu bersedih, toh, masih ada hari yang akan datang.”

Lho: “Padahal sudah sebaik ini, lho, masih saja dihujat.”

Sih: “Siapa sih, yang tadi mengerjakan gambar ini?”

Ayo: “Ayo bergabung dalam lomba ini!”

Ya: “Betul juga, ya?”

Bukan Arti Sebenarnya! Inilah Idiom bahasa Inggris dan Makna Sebenarnya

Tata Penulisan Ragam Fatis

Meskipun belum ada kajian yang pasti untuk tata cara penulisannya. Namun, dari sejumlah catatan di media massa dan jurnal, cara menulis ungkapan fatis dalam bentuk teks adalah dicetak miring (italic) dandisertai dengan tanda baca koma (,). Adapun untuk posisinya sendiri, fatis bisa diletakkan di awal, tengah, maupun akhir kalimat, misalnya:

“Kamu itu bagaimana, sih, caranya agar sepintar ini?”

Ah, menurutku sama saja!”

“Kamu benar juga, ya.”

Bagaimana Kawan GNFI, apakah kamu sudah lebih paham sekarang? Lantas, ungkapan fatis mana yang paling sering kamu lontarkan dalam bahasa sehari-hari?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AJ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.