meski ekonomi belum pulih mayoritas warga indonesia tetap optimis menatap masa depan - News | Good News From Indonesia 2025

Meski Ekonomi Belum Pulih, Mayoritas Warga Indonesia Tetap Optimis Menatap Masa Depan

Meski Ekonomi Belum Pulih, Mayoritas Warga Indonesia Tetap Optimis Menatap Masa Depan
images info
  • Survei YouGov menunjukkan 68% masyarakat Indonesia tetap optimis menatap masa depan, meski tekanan ekonomi meningkat.
  • Pendapatan mayoritas responden stagnan, namun adaptasi melalui penyesuaian pengeluaran dilakukan secara luas.
  • Generasi usia 35–44 tahun tercatat paling optimis dengan tingkat mencapai 72%.
  • Generasi sandwich menghadapi tekanan ganda, namun tetap menunjukkan ketahanan ekonomi.
  • Pola pengeluaran dan penghematan berbeda antar generasi, mencerminkan prioritas yang bergeser.
  • Optimisme publik dinilai sebagai modal sosial penting untuk mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi ke depan.

Di tengah situasi ekonomi yang penuh tekanan selama setahun terakhir, mayoritas masyarakat Indonesia tetap menunjukkan sikap positif terhadap masa depan.

Survei nasional yang dilakukan oleh lembaga riset global YouGov pada April 2025 menemukan bahwa dua dari tiga warga Indonesia (68 persen) merasa optimis atau penuh harapan, meskipun menghadapi tantangan seperti pendapatan stagnan dan meningkatnya biaya hidup.

Survei ini melibatkan 2.067 responden dewasa dari berbagai wilayah di Indonesia dan dilakukan secara daring pada 17–21 April 2025. Data telah ditimbang berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, dan wilayah, agar mewakili populasi nasional sesuai proyeksi terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Mengenal Fungsi APBD: Mengapa Anggaran Daerah Penting bagi Kehidupan Kita?

Sikap Positif yang Konsisten di Berbagai Kelompok Usia

Mayoritas responden menggambarkan kondisi emosional mereka saat ini sebagai “optimis” (28 persen) atau “penuh harapan” (26 persen). Hanya 17 persen yang menyatakan merasa khawatir terhadap masa depan. Temuan ini menunjukkan adanya daya tahan emosional masyarakat dalam menghadapi tekanan ekonomi berkepanjangan.

Menariknya, sikap positif tersebut tidak hanya dominan di kelompok tertentu, tetapi relatif merata di berbagai rentang usia. Kelompok usia 35–44 tahun menjadi yang paling optimis dengan tingkat positif mencapai 72 persen.

Namun, kelompok usia lainnya seperti generasi muda dan dewasa awal juga menunjukkan tren yang sama, meski dalam persentase yang sedikit lebih rendah.

Mengenal Apa Itu Inflasi Hijau, Naiknya Harga demi Lingkungan yang Lebih Baik

Strategi Adaptasi Finansial di Tengah Tekanan Ekonomi

Meski sebagian besar masyarakat mengalami pendapatan yang stagnan (46 persen), dan 18 persen lainnya mengalami penurunan, banyak yang tetap berupaya untuk beradaptasi secara aktif. Perubahan gaya hidup menjadi langkah utama dalam menghadapi situasi ekonomi yang menantang.

YouGov mencatat bahwa masyarakat mulai meninjau ulang pengeluaran rumah tangga, menyesuaikan prioritas, dan mengambil keputusan finansial yang lebih hati-hati.

Sekitar 50 persen responden mengalami kenaikan pengeluaran, terutama untuk kebutuhan pokok (34 persen), pendidikan (25 persen), dan tabungan (24 persen). Generasi milenial dan Gen X+ lebih banyak mengalokasikan dana untuk bahan makanan dan listrik, sementara Gen Z cenderung mengutamakan kategori gaya hidup seperti kecantikan dan fesyen.

Di sisi lain, strategi penghematan juga bervariasi antar generasi. Gen Z lebih banyak memangkas pengeluaran pada kebutuhan dasar seperti layanan kesehatan dan bahan pokok, sedangkan generasi yang lebih tua cenderung mengurangi aktivitas konsumtif seperti makan di luar atau hiburan.

Produksi Beras Indonesia Jadi Terbesar Keempat di Dunia Menurut FAO

Generasi Sandwich Hadapi Tantangan Ganda

Survei YouGov juga menyoroti kelompok yang dikenal sebagai “generasi sandwich” atau mereka yang menanggung beban ekonomi untuk anak sekaligus orang tua atau anggota keluarga lain. Meski mengalami tekanan ekonomi yang lebih kompleks, kelompok ini tetap menunjukkan tingkat adaptasi yang tinggi.

Sebanyak 46 persen dari generasi sandwich mencatat pendapatan yang stagnan, namun lebih banyak dari mereka menyebut inflasi (47 persen) dan turunnya penghasilan usaha (31 persen) sebagai penyebab utama. Sebaliknya, kehilangan pekerjaan tetap lebih banyak disebut oleh kelompok non-sandwich (30 persen).

Fenomena ini menegaskan tantangan yang unik bagi generasi sandwich, sekaligus memperlihatkan ketangguhan dalam menghadapi tekanan ekonomi dari berbagai sisi.

Manfaat Ekonomi Digital yang Berpeluang Besar untuk Pertumbuhan Indonesia

Optimisme sebagai Modal Sosial untuk Masa Depan

Temuan YouGov memperlihatkan bahwa optimisme bukan sekadar perasaan individual, tetapi dapat berfungsi sebagai modal sosial dalam membangun ketahanan ekonomi masyarakat.

Ketika masyarakat tetap percaya pada masa depan yang lebih baik, maka dorongan untuk tetap produktif, berinovasi, dan berkontribusi dalam komunitas pun akan semakin kuat.

Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia, menyatakan bahwa hasil ini menunjukkan kemampuan luar biasa masyarakat Indonesia dalam beradaptasi terhadap situasi sulit.

“Mereka meninjau ulang pengeluaran rumah tangga, menyesuaikan gaya hidup, dan mengambil langkah finansial yang lebih hati-hati, semua ini menunjukkan bagaimana masyarakat belajar bertahan sekaligus bersiap menyambut masa depan, meski kondisi belum ideal,” ujarnya.

Meskipun situasi ekonomi nasional belum sepenuhnya pulih, mayoritas masyarakat Indonesia tetap menunjukkan semangat positif yang kuat. Optimisme dan harapan bukan hanya menjadi bentuk perlawanan terhadap krisis, tetapi juga menunjukkan kematangan sosial dalam menghadapi realitas yang berubah cepat.

Di tengah berbagai tantangan, masyarakat terus bergerak dengan strategi adaptasi yang rasional, tangguh, dan penuh harapan. Optimisme kolektif ini dapat menjadi fondasi penting bagi pemulihan ekonomi dan pembangunan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan ke depan.

Tekanan Global Memuncak, Bagaimana Ekonomi Indonesia Bisa Tetap Tumbuh pada 2025?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.