Produksi beras Indonesia mencatat kemajuan penting dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada Juni 2025.
Dalam laporan berjudul Food Outlook – Biannual Report on Global Food Markets, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai produsen beras terbesar di dunia. Peringkat ini menunjukkan bahwa sektor pertanian Indonesia, khususnya subsektor beras, mengalami pemulihan dan pertumbuhan.
Produksi Beras Indonesia Tembus Rekor Tiga Tahun, Swasembada Pangan di Depan Mata?
Pertumbuhan Produksi Beras Indonesia Tertinggi dalam Tiga Tahun
FAO memproyeksikan produksi beras Indonesia pada musim tanam 2025/2026 mencapai 35,6 juta ton. Angka ini tumbuh 4,5 persen dari musim sebelumnya yang berada di kisaran 34 juta ton.
Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir, sekaligus melampaui target pemerintah yang ditetapkan sebesar 32 juta ton.
Secara global, Indonesia berada di bawah India, Tiongkok, dan Bangladesh. India berada di posisi pertama dengan 146,6 juta ton, diikuti Tiongkok dengan 143 juta ton, dan Bangladesh 40,7 juta ton.
Meski belum melampaui tiga besar, laju pertumbuhan produksi di Indonesia termasuk yang paling signifikan tahun ini.
Mengenal Beras Porang, Begini Peran Ilmu Analisa Pangan dalam Pengembangannya
Faktor Iklim dan Teknologi Menopang Peningkatan Produksi
Perkembangan produksi beras Indonesia didorong oleh sejumlah faktor.
Luas panen meningkat menjadi 11,4 juta hektare, didukung kondisi cuaca yang stabil selama masa tanam. Selain itu, penggunaan benih unggul dan penerapan teknologi pertanian modern mulai menunjukkan hasil.
Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Padi pun mencatat capaian ini sebagai titik balik positif bagi sektor beras nasional. Kebijakan pemerintah dalam pemulihan pertanian, termasuk modernisasi alat dan rehabilitasi infrastruktur irigasi, juga memberikan dampak terhadap stabilitas produksi di berbagai wilayah.
Tertinggi Sepanjang Sejarah! Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton
Tantangan Konsumsi dan Impor Belum Selesai
Di balik capaian produksi, tantangan tetap ada. Kebutuhan konsumsi domestik yang besar membuat Indonesia masih melakukan impor beras. Kondisi ini menunjukkan bahwa produksi tinggi belum serta merta menjamin swasembada.
Menurut jurnal Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia, distribusi yang belum merata, kehilangan hasil pascapanen, serta pengelolaan cadangan yang belum optimal menjadi faktor penghambat.
Untuk menuju sistem pangan yang lebih stabil, diperlukan pembenahan tidak hanya dari sisi hulu, tetapi juga pada rantai pasok dan tata kelola logistik pangan.
Produksi beras Indonesia sudah tumbuh pesat. Yang dibutuhkan sekarang adalah konsistensi. Meningkatkan efisiensi distribusi, memperkuat peran petani lokal, dan memastikan hasil panen terserap maksimal oleh pasar dalam negeri adalah langkah realistis yang perlu dijalankan.
Ketergantungan pada impor bisa dikurangi jika sistem pangan nasional dikelola dengan lebih tangguh dan adaptif.
Produksi Beras Diprediksi Tembus 34,6 Juta Ton, Indonesia Jadi 'Raja Beras' di ASEAN?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News