mengenal apa itu inflasi hijau naiknya harga demi lingkungan yang lebih baik - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Apa Itu Inflasi Hijau, Naiknya Harga demi Lingkungan yang Lebih Baik

Mengenal Apa Itu Inflasi Hijau, Naiknya Harga demi Lingkungan yang Lebih Baik
images info

Inflasi hijau adalah bentuk kenaikan harga barang dan jasa yang dipicu oleh pergeseran menuju sistem produksi dan konsumsi yang lebih ramah lingkungan. Istilah ini berasal dari gabungan kata inflation dan green, dan dalam konteks global, kerap disebut sebagai greenflation.

Fenomena ini muncul seiring dengan meningkatnya tuntutan terhadap praktik keberlanjutan, mulai dari penggunaan energi bersih hingga regulasi ketat terhadap emisi karbon.

Akibatnya, biaya produksi meningkat dan berdampak langsung pada harga barang di pasaran. Di tengah upaya transisi menuju ekonomi hijau, inflasi hijau menjadi tantangan baru yang perlu dikelola dengan bijak.

 

Penyebab Inflasi Hijau

Inflasi hijau bukan disebabkan oleh tekanan permintaan atau gangguan pasokan tradisional, melainkan oleh faktor-faktor struktural yang berkaitan dengan transisi menuju ekonomi berkelanjutan. Berikut penjelasan deskriptif mengenai penyebab utamanya:

1. Regulasi Lingkungan yang Ketat

Pemerintah di berbagai negara mulai menerapkan kebijakan yang mewajibkan industri menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Contohnya seperti pajak karbon, batas emisi, dan larangan penggunaan bahan bakar fosil. Implementasi regulasi ini membutuhkan investasi besar dan menyebabkan kenaikan harga produksi.

2. Perubahan Preferensi Konsumen

Konsumen saat ini cenderung memilih produk yang lebih ramah lingkungan, seperti barang dengan label rendah emisi atau eco-friendly. Permintaan yang bergeser ini mendorong produsen untuk menggunakan bahan baku yang lebih mahal atau proses produksi yang lebih kompleks.

3. Keterbatasan Sumber Daya Alam

Beberapa bahan mentah seperti logam untuk baterai kendaraan listrik atau bahan baku bioenergi mengalami lonjakan harga karena permintaan yang meningkat, namun pasokan terbatas. Ini berdampak pada seluruh rantai pasok industri hijau.

4. Biaya Teknologi Ramah Lingkungan

Penggunaan teknologi hijau seperti energi surya, kendaraan listrik, atau sistem daur ulang memerlukan biaya awal yang tinggi. Meskipun hemat dalam jangka panjang, pada tahap awal, biaya ini sering kali dibebankan ke konsumen melalui harga produk.

 

Dampak Inflasi Hijau terhadap Ekonomi

Dampak inflasi hijau terhadap perekonomian dapat bersifat kompleks. Di satu sisi, inflasi hijau dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi akibat meningkatnya harga. Namun di sisi lain, ia juga menjadi pemicu inovasi dan efisiensi jangka panjang.

  • Kenaikan Harga Konsumen: Harga barang seperti listrik, bahan bakar, dan makanan organik cenderung lebih tinggi karena proses produksinya lebih mahal.
  • Beban pada Industri Tradisional: Industri yang belum siap bertransformasi akan kesulitan bersaing dan bisa mengalami penurunan produksi atau penutupan.
  • Dorongan terhadap Inovasi: Inflasi hijau mendorong pelaku industri untuk mencari teknologi produksi yang lebih efisien agar tetap kompetitif.
  • Kebutuhan Kebijakan Kompensatif: Pemerintah perlu hadir dengan insentif fiskal, subsidi hijau, atau skema perlindungan sosial bagi masyarakat berpendapatan rendah yang terdampak.

 

Relevansi Inflasi Hijau bagi Indonesia

Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang melakukan transisi menuju ekonomi hijau juga tidak lepas dari fenomena ini. Komitmen terhadap target net zero emission dan pengembangan industri energi terbarukan berpotensi meningkatkan biaya pada sektor-sektor tertentu.

Namun, dengan strategi yang tepat, seperti investasi di energi baru, pelatihan tenaga kerja hijau, dan kolaborasi lintas sektor. Indonesia justru dapat memanfaatkan inflasi hijau sebagai momentum transformasi.

Memahami inflasi hijau adalah bagian dari kesiapan menghadapi transformasi ekonomi global. Ini bukan sekadar tantangan harga, tetapi soal bagaimana sistem ekonomi beradaptasi terhadap kebutuhan zaman yang ramah lingkungan, efisien, dan inklusif.

Inflasi hijau juga mengingatkan bahwa perubahan menuju keberlanjutan tidak bisa hanya ditanggung konsumen. Diperlukan kebijakan publik yang adil, insentif untuk pelaku usaha, dan edukasi yang merata agar transisi menuju ekonomi hijau berjalan lancar tanpa meninggalkan kelompok rentan.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.