Alwijo adalah content creator yang wajahnya kini sering menghiasi dunia media sosial Indonesia. Lewat konten bertemakan sejarah dan literasi yang dikemas segar dan kritis, ia pun menjadi dikenal banyak orang.
Pemilik nama asli Alwi Johan Yogatama yang mendapuk diri sebagai orang pedalaman Temanggung, Jawa Tengah, memang memiliki minat besar terhadap bahasan sejarah. Meskipun mengenyam bangku pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran (Unpad), sejarah menjadi “senjata” baginya dalam membuat konten yang beruntungnya mendapat sambutan baik oleh masyarakat.
Lewat membaca banyak buku bacaan Alwi lantas semakin menyukai bahasan sejarah. Dan dari situ juga ia terinspirasi untuk masuk ke ranah penulisan.
Ada salah satu penulis dari luar negeri yang disukai Alwi saat ini. Menurutnya, dari karya-karya penulis tersebut ia menjadi lebih giat menulis jurnal setiap harinya.
John Steinbeck
Nama penulis luar negeri yang disukai Alwi itu ialah John Steinbeck. Penulis asal Amerika Serikat tersebut telah menghasilkan puluhan karya berupa novel dan cerita pendek selama ia hidup. Produktivitas menulisnya inilah yang membuat Alwi terinspirasi untuk menulis terutama menulis jurnal kehidupan.
“John Steinbeck karena saya suka etos menulisnya. Dia menulis jurnal-jurnal untuk latihan dia nulis East of Eden, nah maka saya meniru dia nulis setiap hari,” ucap Alwi kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Orang-orang terkadang memicingkan mata terhadap tulisan jurnal karena dinilai tidak bisa dibandingkan dengan karya-karya kesusastraan lain seperti novel. Namun, Alwi menganggap tulisan jurnal bisa menjadi titik perkenalan pembaca dengan sang penulis melalui tulisan.
“Orang bilang ‘Wah, ngapain nulis jurnal?’. Lah, itu John Steinbeck malah dicari-cari sekarang jurnalnya,” kata Alwi.
Alwi sendiri sempat hiatus menulis jurnalnya karena terlalu menyebarkan banyak hal yang ditutupinya selama ini. Akan tetapi setelah melihat banyaknya pembaca setia menginginkan ia tetap menulis. Alwi pun melanjutkannya dengan harapan tulisan jurnalnya menjadi titik tolak untuk karya tulis yang lebih besar.
“Itu tulisan persiapan mungkin kalau saya kalau saya meninggal. Buat catatan dulu, Alwi hidupnya seperti ini, ada character development juga dari awal tulisan sampai terakhir,” ungkapnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News