Kawan GNFI, Pulau Obi terletak di Halmahera Selatan, Maluku Utara memiliki potensi besar untuk pariwisata bahari berkat keanekaragaman hayati yang masih terjaga dengan baik.
Ekosistem terumbu karang di Pulau Obi merupakan representasi nyata dari keindahan alam tropis dengan kekayaan serta variasi ekosistem laut yang ada di Indonesia.
Tahukah Kawan GNFI bahwa Pulau Obi menyimpan banyak kekayaan alam yang potensial?
Simak selengkapnya untuk #MakinTahuMaluku, ya, Kawan GNFI!
Pulau Obi dan Keanekaragaman Hayatinya
Di Maluku Utara, Pulau Obi memiliki potensi keanekaragaman hayati salah satunya terumbu karang yang menjadi ciri khas pulau ini. Keberadaan terumbu karang di Pulau Obi masih alami, menarik untuk diselami dan menakjubkan untuk dilihat.
Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat dinamis dalam hal keanekaragaman. Peran terumbu karang sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan di sekitarnya.
Selain itu, terumbu karang juga memberikan manfaat ekonomi, seperti mendukung industri pariwisata bahari, hingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang usaha yang signifikan.
Keanekaragaman hayati di kawasan Pulau Obi ini sangat tinggi, terlihat dari berbagai bentuk pertumbuhan karang, mulai dari karang massif hingga karang bercabang yang tumbuh subur di perairan dangkal.
Variasi bentuk pertumbuhan karang ini akan berkaitan erat dengan banyaknya ikan karang. Di mana ini menunjukkan bahwa ekosistem Pulau Obi sangat bergantung pada terumbu karang sebagai tempat berlindung dan mencari makan bagi spesies ikan karang.
Di samping terumbu karang yang masih alami, Pulau Obi juga memiliki pantai pasir putih yang masih belum terjamah dan kawasan pasang surut yang menawarkan pemandangan yang indah.
Hal ini memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati alam Pulau Obi, seperti snorkeling atau sekadar menikmati keindahan alamnya yang tenang dan masih asri.
Baca juga: 5 Tradisi Unik di Maluku yang Mencerminkan Kekayaan Budaya dan Kebersamaan
Pulau Obi Spot Terbaik untuk Bird Watching
Pulau Obi juga menjadi salah satu lokasi terbaik untuk birdwatching, berkat hutan burung yang dihuni berbagai spesies endemik yang sulit ditemukan di tempat lain.
Mengutip dari CNBC, salah satu spesies burung ikonik di Pulau Obi adalah burung walik benjol. Selain itu, terdapat juga burung lain yang tersebar, seperti brinji emas obi (Hypsipetes lucasi), kipasan obi (Phidipura obiensis), walik dada-merah (Ptilinopus bernsteinii), cabai Halmahera (Diceum schistaceicep), dan cendrawasih gagak obi (Lycocorax obiensis).
Keberagaman habitat inilah yang menjadikan Pulau Obi sangat cocok pula untuk pariwisata alam yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pulau Obi dengan Keberagaman Mangrove yang Tinggi
Keanekaragaman mangrove yang ada di Pulau Obi sangat penting bagi berbagai spesies, baik flora maupun fauna yang ada di sana.
Hutan mangrove di sini mampu melindungi tepi pantai dari erosi berkat akar-akarnya yang kokoh dari tanaman mangrovenya yang berfungsi menahan gelombang air.
Hal ini membantu pula dalam mengurangi efek negatif dari abrasi pantai serta menjaga ekosistem pesisir di Pulau Obi.
Mangrove di Pulau Obi juga memainkan peran krusial dalam menstabilkan perubahan iklim yang terjadi dan apabila dikelola dengan tepat dan berkelanjutan, keseimbangan serta keberlanjutan sumber daya alamnya akan tetap terjaga.
Pulau Obi Menyimpan Cadangan Nikel Terbesar di Dunia
Menurut laporan timenews, nikel yang berasal dari Pulau Obi berperan penting dalam rantai pasok untuk produksi baterai kendaraan listrik di seluruh dunia.
Kawasan industri ini berada di bawah pengelolaan nikel yang meliputi area penambangan serta pengolahan sebagai bagian dari program hilirisasi nikel.
Salah satu fasilitas utama di kawasan ini adalah Dry Stack Tailings (DST), yaitu tempat yang terlisensi untuk mengelola limbah hasil pengolahan yang nantinya bisa dikembangkan untuk reklamasi dan revegetasi sehingga area tersebut bisa kembali hijau.
Dikutip dari Tribunnews, Pulau Obi pula merupakan salah satu pulau yang menyimpan nikel sulfat dan kobalt sulfat sebagai bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia dan terbesar di dunia.
Hasil olahan nikel dari Pulau Obi ini dapat diekspor ke berbagai negara yang nantinya dapat memberikan kontribusi signifikan pada ekonomi Indonesia.
Potensi wisata bahari dan kawasan industri di Pulau Obi memberikan peluang untuk memperkuat posisinya sebagai tujuan wisata yang kaya akan keanekaragaman hayati dan potensi ekonomi yang kuat untuk Indonesia.
Dengan demikian, Pulau Obi siap untuk menjadi pusat bahan baku industri baterai listrik dunia dari tambang dan smelter nikel yang ada, serta sebagai potensi wisata bahari yang menjanjikan.
Baca juga: Maluku: Jejak Rempah Dunia dari Timur Indonesia
Pengelolaan yang baik dan kegiatan wisata berkelanjutan diupayakan dapat menjaga kealamian Pulau Obi hingga menjadi aspek penting. Dengan demikian, kawasan ini tetap terjaga keasriannya dan tidak mengalami kerusakan akibat tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Tetap jaga alam, ya, Kawan GNFI.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News