adipati bob bicara soal pengadaan jalur sepeda di perkotaan ini katanya - News | Good News From Indonesia 2025

Adipati Bob Bicara soal Pengadaan Jalur Sepeda di Perkotaan, Ini Katanya

Adipati Bob Bicara soal Pengadaan Jalur Sepeda di Perkotaan, Ini Katanya
images info

Rizkiaji Primastomo adalah penghobi sepeda asal Yogyakarta yang rajin berkiprah dalam ajang bersepeda jarak jauh atau ultra endurance cycling. Pemilik nama karib Adipati Bob ini dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan namanya di beragam kegiatan tersebut yang membuatnya dikenal sesama pencinta sepeda tanah air.

Salah satunya pada 2021 lalu. Bob mengayuh sepeda kesayangannya melibas rute event Bentang Jawa yang berjarak 1.500 kilometer. Ia finis sebagai runner-up dalam gelaran unsupported cycling itu dengan catatan waktu 109 jam 30 menit. Semenjak itu, Bob makin getol mengikuti ajang-ajang lain yang di antaranya digelar di luar negeri.

Sebagai pegiat sepeda, Bob tentu memiliki pendapatnya mengenai kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah dan berpengaruh kepada pesepeda. Terutama mengenai jalur sepeda, di mana ia merasa

Jalur Sepeda

Pengadaan jalur sepeda di kota-kota besar di Indonesia kerap menimbulkan perdebatan oleh masyarakat. Bagi pesepeda adanya jalur khusus membuat mereka merasa aman saat berkendara di tengah kota. Akan tetapi, bagi yang bukan pesepeda pengadaan itu dianggap buang-buang anggaran dan tidak efektif karena sedikitnya pengguna sepeda di jalan.

Kendati ada perdebatan, program itu terus digalakkan secara berangsur-angsur dalam dua dekade terakhir di sejumlah kota. Pesepeda bisa semringah, walaupun bisa dibilang tidak sepenuhnya puas. Karena nyatanya saat jalur khusus dipasang, tidak serta merta membuat pesepeda merasa aman dan nyaman. Pengguna jalan yang memakai kendaraan bermotor acap kali masuk jalur tersebut bahkan tak jarang pula menjadikannya sebagai lahan parkir. Belum lagi jalur khusus di sejumlah titik terdapat sumur resapan sehingga membuat pesepeda jauh dari kata nyaman ketika berkendara.

Dilema pun terjadi. Pesepeda terkadang jadi mesti memakai jalur untuk kendaraan bermotor. Pengendara motor maupun mobil lantas protes, karena merasa pesepeda mesti memakai jalur yang sudah disediakan.

Bagi Bob sendiri menilai pengguna jalan dari pihak pesepeda dan pengendara kendaraan bermotor perlu sadar akan porsinya masing-masing. Ia beranggapan kedua belah pihak semestinya tidak memakan yang bukan haknya agar tidak sama-sama merugikan di jalan.

“Contohnya ketika memang ada jalur sepeda yang sudah dibikin tidak digunakan untuk parkir, itu akan nyaman untuk pesepeda dan pengguna jalan lain. Tapi kalau malfungsi jalur sepeda pada akhirnya mengganggu, sepeda juga mengganggu motor atau mobil,” ucap Bob kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Bob kemudian sedikit menarik kesimpulan bahwa ada atau tidaknya jalur khusus, pesepeda akan tetap bersyukur. Karena menurutnya yang penting ialah sikap tertib agar di jalan raya tercipta harmoni antarpengendara.

“Parkir sing tertib, kalau enggak tertib kasihan pengguna jalan lain. Apa lagi sepeda itu paling ringkih kalau di jalan, sama seperti pejalan kaki. Pedestrian kita sudah berkurang, jalur sepeda tidak terakomodir. Ada syukur, enggak ada syukur. Yang penting harapannya tertib lalu lintasnya,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.