mengenal sejarah dan fakta unik tugu tani sebagai ikon perjuangan - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Sejarah dan Fakta Unik Tugu Tani Sebagai Ikon Perjuangan

Mengenal Sejarah dan Fakta Unik Tugu Tani Sebagai Ikon Perjuangan
images info

Mengenal Sejarah dan Fakta Unik Tugu Tani Sebagai Ikon Perjuangan


Bagi masyarakat Jakarta, khususnya di daerah Jakarta Pusat mungkin sudah tidak asing dengan sebuah tugu yang berdiri tidak jauh dari Monas dan Stasiun Gambir. Tugu ini adalah Tugu Tani yang juga menjadi salah satu ikon Jakarta. Meskipun demikian, patung yang dibangun atas dasar ide Soekarno ini ternyata pernah menuai kontroversi pada masanya, yakni dianggap sebagai simbol komunisme. Lalu, bagaimana sejarah pembuatan Tugu Tani ini hingga apa saja makna simbol dan fakta unik yang ada di dalamnya? Yuk, kita bahas!

Sejarah Pembuatan Tugu Tani

Tugu Tani merupakan sebuah patung kepahlawanan yang tepatnya terletak di Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Apabila melihat dari buku Ngubek-Ngubek Jakarte karya Cai (2014), sejarah Tugu Tani dimulai saat Inspektur Jenderal Departemen Luar Negeri Sarwo Edhie Wibowo meminta Gubernur Jakarta Soemarno Sosroatmodjo untuk merakit patung yang telah menjadi ikon kawasan Menteng, Jakarta Pusat. 

Namun, Mantan Panglima RPKAD menyebut patung yang dibuat yakni berupa seorang petani yang membawa senapan dan sebuah pistol, dinilai mirip dengan PKI dan tidak melambangkan perjuangan petani di Indonesia. Meskipun demikian, beberapa pihak menyangkal jika patung tersebut merupakan representatif dari PKI.

Sebab, patung Tugu Tani telah dibuat dan direncanakan jauh sebelum adanya peristiwa G30SPKI. Adam Malik juga turut menyampaikan pendapat ini, dengan menyebut bahwa patung Tugu Tani sudah muncul sejak Soekarno berkunjung ke Uni Soviet pada 1960.

Lebih lanjut, gambar dan bentuk dari patung Tugu Tani merupakan inisiasi dari Bung Karno. Dalam hal ini, Soekarno memiliki ide untuk membuat sebuah patung di mana menggambarkan seorang ibu yang rela dan senang melepaskan para pejuang untuk merebut Irian Barat. Hal ini digambarkan karena saat itu Belanda belum mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.

Makna dan Simbol dalam Patung Tugu Tani

Berada di kawasan yang cukup ramai dilalui oleh kendaraan, patung Tugu Tani berdiri di tengah sebuah taman yang dikelilingi oleh gedung gedung tinggi Jakarta. Patung Tugu Tani merupakan sebuah simbol penghubung kawasan Gambir, Monas, Cikini, Menteng, dan Pasar Senen di Jakarta Pusat.

Selain itu, patung Tugu Tani ini juga memiliki sisi menarik yakni sebuah prasasti yang berisi pesan sarat makna dari Soekarno. Prasasti ini ditulis dalam ejaan lama sesuai dengan ejaan yang berlaku pada masa itu.

Dalam prasasti tersebut terdapat tulisan “Hanya bangsa yang menghargai pahlawan-pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar”. Hal ini memang sering diingatkan oleh Soekarno mengenai pentingnya sejarah dan menghargai jasa para pahlawan.

Baca Juga: Deretan Tugu Berbentuk Hewan di Indonesia, Tak Cuma Biawak!

Fakta Unik Tugu Tani

Selain sejarah dan makna serta simbol yang terkandung di dalamnya. Patung Tugu Tani juga menyimpan beberapa fakta unik. Berikut merupakan beberapa fakta unik mengenai patung Tugu Tani:

  • Bentuk Tugu Tani

Patung Tugu Tani sendiri merupakan sebuah patung yang terbuat dari perunggu. Patung ini memperlihatkan seorang wanita yang bersanggul dan mengenakan kebaya. Nampak, patung wanita ini terlihat tengah memberikan bekal makanan kepada patung seorang pria yang berdiri tegak dan mengenakan sebuah caping. Pada patung pria ini juga terlihat dirinya membawa senjata laras panjang yang lengkap dengan belati.

Adapun sebuah prasasti yang ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam ejaan lama di podium Tugu Tani. Tulisan dalam prasasti ini bertuliskan “Hanya bangsa yang menghargai pahlawan-pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar”.

  • Patung Pahlawan

Meskipun lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama Tugu Tani atau Patung Pak Tani, namun sebenarnya patung ini memiliki nama asli yakni Patung Pahlawan.

Penyebutan nama Tugu Tani atau Patung Tugu Tani sebab pada patung tersebut terdapat seorang pria yang mengenakan caping. Caping sendiri merupakan penutup kepala yang biasanya digunakan oleh para petani di Indonesia.

  • Hadiah dari Uni Soviet

Patung Tugu Tani yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1963 ini merupakan sebuah hadiah yang diberikan oleh pemerintah Uni Soviet kepada Presiden Soekarno. Pemberian hadian ini merupakan tanda bukti hubungan kuat antara Uni Soviet dengan Indonesia pada kala itu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DP
AN
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.