Seperti yang kita tahu, Indonesia berada di zona negara tropis. Yang di mana kita hanya merasakan dua musim yakni hujan dan kemarau.
Hal inilah yang membuat negara-negara di zona tersebut umumnya memiliki suhu yang hangat dan ideal untuk pertanian.
Terlepas dari keuntungannya, negara-negara tropis juga banyak menghadapi tantangan yang disebabkan karena iklim.
Untuk itu, demi meningkatkan kesadaran publik tentang negara tropis dan tantangan yang dihadapi setiap tahunnya, setiap 29 Juni diperingati HariTropisInternasional.
Sejarah Hari Tropis Internasional
Hari Tropis Internasional merupakan hasil lanjutan dari “State of the Tropics Report” yang dipublikasi pada 14 Juni 2014. Laporan ini yang menawarkan keunikan dan sebuah pandangan baru dari negara-negara tropis yang disusun oleh 12 lembaga penelitian tropis.
Untuk menandakan peringatan tersebut, 2 tahun berselang, pada 29 Juni 2016 majelis umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi beberapa poin pada laporan tersebut menjadi resolusi A/RES/70/267 sekaligus menetapkan 29 Juni sebagai Hari Tropis Internasional.
Di tahun 2017, peringatan pertamanya dirayakan dengan forum diskusi online antar perwakilan negara tropis, lembaga ilmiah, dan organisasi PBB.
Tak hanya untuk pemaparan terkait tantangan dan peran strategis menghadapi isu keberlanjutan (SDGs), pertemuan kala itu menciptakan banyak kolaborasi baru antarlembaga dunia yang fokusnya memproyeksikan peluang yang ada dan mewujudkan poin-poin SDG.
Peringatan pertama ini juga dirayakan secara daring. Melalui X PBB mengajak seluruh dunia untuk menggunakan tagar #WeAreTheTropics dan #TropicsDay. Di tahun pertamanya, ribuan orang turut membagikan ceritanya yang masih berkaitan dengan kawasan tropis dan juga ajakan untuk mengenal lebih jauh wilayah tropis.
Dilansir dari situs resmi PBB, mereka menyebutkan kalau ada 40% wilayah tropis yang memiliki 80% biodiversitas dunia dan 95% bakau. Mereka juga memproyeksikan kalau pada tahun 2050 region ini juga akan menampung sebagian populasi yang diantaranya dua pertiga anak dunia.
Ancaman Naiknya Permukaan Laut Global
Dari data-data tersebut, bisa disimpulkan jika negara beriklim tropis memegang peranan besar dalam mencapai pembangunan berkelanjutan (SDGs). Salah satu tantangan dan ancaman yang perlu disoroti ialah perubahan iklim.
Walau sebenarnya ini adalah masalah global. Namun, berdasarkan beberapa fenomena yang terjadi di beberapa negara tropis, wilayah ini berpotensi mendapat dampak yang lebih besar di masa mendatang.
Salah satunya adalah ancaman naiknya permukaan laut yang diprediksi akan terjadi di antara tahun 2050 hingga 2100 di negara Oseania dan kepulauan Pasifik seperti Maladewa, Tuvalu, Fiji, dan Vanuatu.
Tentu salah satu faktor penyebabnya adalah pemanasan global yang dikarenakan pesatnya pembangunan bangunan-bangunan kaca bertingkat.
Ancaman Perubahan Iklim di Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan tentu tidak luput dari ancaman tersebut. Tak hanya Jakarta yang diperkirakan tenggelam, beberapa pulau kecil di NTB juga mendapatkan risiko serupa. Namun, dengan estimasi lebih cepat, yakni 5-10 sebagaimana disampaikan oleh Fathul Gani, Asisten ll Sekretaris Daerah NTB pada aksi penanaman di kawasan pantai Lombok Barat Oktober 2024 (Antara).
Beberapa destinasi wisata seperti Gili Tramena dan Gili Trawangan juga menjadi salah satunya.
Kemudian tantangan dan ancaman lain yang terjadi di Indonesia yang disebabkan iklim tropis adalah tingginya resiko terjangkit penyakit seperti demam berdarah dan malaria.
Sebagaimana dari data yang dihimpun oleh WHO dan Kemenkes tahun 2024, ada lebih dari 500 ribu kasus aktif pertahun. Hal ini disebabkan karena nyamuk yang lebih banyak berkembang biak dengan kelembaban iklim tropis.
Untuk itulah, perayaan Hari Tropis Internasional adalah sebuah momentum untuk beberapa lembaga dunia mengambil peran dalam mengedukasi dan mengajak masyarakat lebih luas secara global untuk memahami risiko yang ada.
Dengan demikian, mereka dapat bersama-sama melakukan gerakan pencegahan demi menjaga kawasan tropis demi mewujudkan proyeksi PBB. Selain itu, juga menekankan risiko-risiko dari data yang beredar terkait kemungkinan tenggelam karena beberapa faktor.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


