matcha sejarah hingga tren minuman samurai dan zen yang kini jadi gaya hidup gen z di indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Matcha: Sejarah hingga Tren Minuman Samurai yang Kini Jadi Gaya Hidup Gen Z di Indonesia

Matcha: Sejarah hingga Tren Minuman Samurai yang Kini Jadi Gaya Hidup Gen Z di Indonesia
images info

Apakah Kawan GNFI termasuk penggemar matcha? Tau perbedaannya dengan Green Tea? Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sejarah minuman estetik yang telah menjadi bagian dari gaya hidup Gen Z dan Millenial Indonesia. Rasanya tidak afdal jika kita menyukai sesuatu tapi tidak tahu latar belakangnya.

Everything is political, begitu kata orang-orang. Sama halnya dengan matcha, dengan tren yang semakin melonjak di berbaga dunia, juga mempengaruhi gaya hidup negara yang terdampak, sekaligus keadaan politik perdagangan Jepang akan teh hijau ini terhadap negara lain. Lebih lengkapnya bisa simak artikel ini dengan seksama ya, Kawan!

Sejarah Matcha

Matcha memiliki sejarah yang panjang, hampir seribu tahun lalu sejak dinasti Tang berkuasa di Tiongkok hingga Biksu Zen Eisai (Yuanjia Eisai) membawa benih teh ke Jepang pada abad ke 10 bersamaan dengan penyebaran agama Buddha. Pada abad ke-12 teknik menggiling bubuk halus dengan stone mill dikembangkan, sehingga tercipta bubuk matcha berkualitas tinggi.

Pada Abad 16, Murata Jukō seorang Biksu Zen yang dikenal sebagai “bapak upacara teh Jepang” memperkenalkan matcha sebagai bagian dari upacara minum teh Jepang (chanoyu), perwujudan dari keharmonisan (wa), rasa hormat (kei), kemurnian (sei), dan ketenangan (jaku). Selain itu juga, petani Jepang mengembangkan penanaman di bawah naungan (shade-grown tencha) untuk meningkatkan kandungan L-theanin serta klorofil yang lebih banyak pada daun teh.

Sejarah Japanese Tea Ceremony (credit : Wikimedia Commons)
info gambar

Selama zaman Muromachi hingga Edo, matcha dikonsumsi oleh biksu, kalangan elit, dan kelas samurai ketika zaman perang, karena konon bisa meningkatkan energi sekaligus fokus yang memang diperlukan saat berperang, seperti yang dikatakan oleh Reza Tjahjono dan Raihan Tjahjono, kakak-beardik pemilik tea house Teanology di BSD melalui laman detikfood.

Menarik bukan sejarah mengenai Matcha? Tidak hanya sekadar minuman yang memiliki sejarah, Matcha juga memiliki banyak fakta unik, lho! 

Ini Dia 3 Fakta Unik Matcha yang Perlu Kawan GNFI Ketahui!

Perbedaan Matcha dengan Green Tea

Meskipun berasal dari tumbuhan yang sama, yaitu camelia sinensis, tetapi proses shading yang berbeda mempengaruhi kepekatan warna hijau keduanya. Matcha memerlukan 3-4 minggu untuk proses shading, sedangkan Green tea tidak menurut Matcha Expert, Owner dan CEO Uji Matcha, Merisha Ayu Pertama Putri dilansir dari laman Suara.com

Baca juga : Ini Perbedaan Matcha dan Green Tea yang Sering Disangka Sama!

Ceremonial Grade vs Culinary Grade

Dilansir dari situs Ujido.com, ada 2 jenis matcha berdasarkan tujuan penggunannya, yaitu Ceremonial Grade yang dikhususkan untuk satu tujuan saja, yaitu diminum (sebagai bagian dari upacara). Teh ini memiliki kualitas tertinggi diantara yang lainnya, karena menggunakan daun teh termuda. Hasil penyajiannya kental dan murni tanpa tambahan pemanis atau apapun

Sedangkan matcha Culinary Grade digunakan untuk keperluan kuliner seperti dessert atau minuman latte atau olahan lainnya. Kandungan antioksidan matcha jenis ini lebih tinggi daripada Ceremonial Grade. Tetapi jika dibandingkan dari segi harga, matcha Ceremonial Grade lebih mahal daripada Culinary Grade.

Manfaat & Kandungan Matcha untuk Kesehatan

Secara sinergis, kandungan kafein dan L-theanine dalam Matcha dapat menghasilkan efek menenangkan pada sistem saraf. Studi ilmiah oleh National Library of Medicine dalam jurnal Phytomedicine mengungkap bahwa konsumsi teh hijau secara rutin dapat memberikan dampak positif terhadap fungsi otak dan kesehatan mental.

Selain itu kandungan EGCG (Epigallocatechin gallate) juga dipercaya baik untuk melawan radikal bebas.

Masuk akal apabila dikaitkan dengan konsumsi mtcha untuk Samurai pada zaman dulu, sebab matcha dapat menjaga ketenangan pikiran, konsentrasi tinggi, dan kewaspadaan mereka sebelum pertempuran atau latihan.

Namun, sebaiknya memilih matcha dengan kualitas tertinggi atau Ceremonial Grade karena penyajiannya yang murni tanpa dicampur apapun seperti ketika untuk upacara chanyou.

Tren Matcha Sebagai Gaya Hidup Gen Z Indonesia

Di Indonesia sendiri, matcha telah menjadi bagian dari gaya hidup, khususnya Gen Z dan Millenial. Ada beberapa faktor alasan mengapa matcha bisa menjadi fenomena populer, seperti visual warna hijau yang estetik dan elegan sehingga membuat daya tarik tersendiri. Hingga kini sudah banyak kafe dengan tema matcha, uniknya semua makanan hingga minumannya bertemakan matcha.

Didorong peran influencer dan selebrita di media sosial baik TikTok dan Instagram yang memberi label bahwa matcha erat kaitannya dengan tren clean girl dan juga pilates girl, semakin membuat kebiasaan FOMO Gen Z menggebu-gebu. Faktor lainnya adalah profil rasa matcha yang unik dan pahit dan mudah dikombinasikan untuk berbagai olahan makanan dan minuman.

Beberapa yang pernah populer seperti ice cream matcha, mochi matcha, matcha latte, matcha cookies, matcha smoothie bowl, matcha cookies, bahkan akhir-akhir ini banyak kreasi matcha yang cukup nyeleneh seperti yang dilakukan Jessica Jane, seorang influencer TikTok. Di akunnya dia mencampurkan matcha dengan ayam goreng, membuatnya semakin viral di media sosial.

Tren Matcha Sebagai Gaya Hidup Gen Z Indonesia
info gambar

Matcha yang dahulu bukanlah minuman sehari-hari, kini telah menjadi bagian dari gaya hidup gen Z dan milenial Indonesia. Mulai dari yang mengaku menjadi minuman atau makanan favorit, comfort food, bahan konten media sosial hingga yang ingin menggali potensi untuk mengembangkan bisnis kuliner.

Popularitas Melonjak, Jepang Mengaku Matcha mulai Langka

Tidak hanya Indonesia, bahkan dunia, popularitas Matcha melonjak berakibat pada semakin langkanya stok matcha di Jepang sejak 2024. Dilansir dari Japan Times di laman CNBC Indonesia, permintaan teh hijau melebihi pasokan sehingga stoknya menjadi langka. Selama satu dekade terakhir, produksi matcha sebenarnya telah meningkat 3 kali lipat menjadi 4.176 ton, tetapi pasokan pasokan belum mampu memenuhi tingginya permintaan, seperti yang dilaporkan Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang.

Matcha hanya bisa dipanen di musim semi, dari akhir April hingga awal Juni sehingga stok menipis menjelang musim panen berikutnya. Global Japanese Tea Association mengharapkan panen tahun ini dapat mengisi ulang persediaan global.

Itu dia perjalanan matcha dari ritual suci hingga menjadi minuman hits favorit gen Z. Popularitas matcha menunjukkan kekuatan budaya yang relevan lintas zaman. Matcha berevolusi tanpa kehilangan akarnya dari Jepang. Bagikan artikel ini ke teman kamu yang doyan matcha, biar mereka tahu, minuman ini punya sejarah ribuan tahun!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.