film indonesia tanah kitai wakili asia tenggara di sony future filmmaker awards 2025 - News | Good News From Indonesia 2025

Film Indonesia "Tanah Kitai" Wakili Asia Tenggara di Sony Future Filmmaker Awards 2025

Film Indonesia "Tanah Kitai" Wakili Asia Tenggara di Sony Future Filmmaker Awards 2025
images info

Dunia perfilman Indonesia kembali mengukir prestasi membanggakan di kancah internasional. Film dokumenter berjudul "Tanah Kitai (Our Land)" berhasil masuk dalam jajaran 10 besar Sony Future Filmmaker Awards 2025 kategori Non-Fiction Short Film. Pengumuman prestasi ini disampaikan pada Senin (19/5) di Los Angeles.

Pencapaian ini semakin istimewa karena "Tanah Kitai" menjadi film dokumenter Indonesia pertama yang berhasil menembus kompetisi bergengsi tersebut. Indonesia pun tercatat sebagai satu-satunya negara dari kawasan Asia Tenggara yang masuk dalam daftar shortlist tahun ini.

Karya Dua Mahasiswa Arsitektur UI yang Mendunia

Pembuat Film Dokumenter
info gambar

Kesuksesan film dokumenter ini tidak lepas dari kerja keras dua mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia, yakni Shaquille Zaki Nathandra dan Quina Qaumitaquna Mirxela. Keduanya memiliki minat mendalam pada bidang storytelling dan isu-isu lingkungan.

Salah satu kutipan yang menjadi pijakan kedua filmmaker muda ini adalah perkataan Apai, seorang tetua masyarakat Iban: "Lebih baik menjaga mata air, daripada meneteskan air mata." Ungkapan sederhana namun bermakna mendalam ini menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Perjalanan dari Hutan Borneo ke Los Angeles

Film Dokumenter Indonesia
info gambar

"Tanah Kitai" mengangkat kehidupan suku Dayak Iban yang bermukim di kawasan hutan hujan Kalimantan. Film ini menampilkan perjuangan komunitas tersebut dalam mempertahankan tradisi leluhur sambil menjaga tanah, sungai, dan gaya hidup yang kini terancam punah.

Melalui program Ekskursi Arsitektur UI, Shaquille dan Quina mendapat kesempatan berharga untuk tinggal langsung bersama masyarakat Iban di rumah betang selama empat hari. Selama periode tersebut, mereka tidak hanya melakukan perekaman, tetapi juga menyusuri sungai dan mempelajari nilai-nilai yang dijunjung tinggi komunitas ini.

"Dengan cerita ini, kami ingin dunia mendengar pesan dari hutan, tanah, dan air mereka," ungkap kedua filmmaker seperti dikutip dari akun Instagram @univ.indonesia, pada Selasa (24/6/2025). "Ruang hidup bukan hanya tempat tinggal, melainkan cerminan dari nilai, tradisi, dan cara manusia menjaga lingkungan."

Prestasi yang Memukau Dunia

Sony Future Filmmaker Awards 2025 merupakan ajang kompetisi yang sangat kompetitif. Dari lebih dari 11.750 karya yang dikirimkan oleh 7.500 lebih filmmaker dari seluruh dunia, "Tanah Kitai" berhasil lolos dan masuk dalam 10 besar kategori Non-Fiction Short Film.

Prestasi ini semakin manis karena film dokumenter karya anak bangsa ini juga berhasil terpilih di berbagai festival film internasional lainnya, seperti Balinale (Bali) dan EcoFrames (Yunani).

Selama empat hari di Sony Pictures Studios, Los Angeles, Shaquille dan Quina mengikuti serangkaian kegiatan eksklusif yang meliputi workshop, tur studio, pemutaran film, diskusi industri, hingga sesi mentoring langsung dari para profesional Sony Pictures.

Jembatan Antara Tradisi dan Modernitas

"Tanah Kitai" bukan sekadar film dokumenter biasa. Karya ini berfungsi sebagai jembatan penghubung antara tradisi kuno dan dunia modern, dengan menampilkan perjuangan generasi muda suku Iban untuk mempertahankan identitas mereka di tengah tantangan zaman.

Film ini menggambarkan bagaimana pemuda Iban menemukan kekuatan dalam diri dan identitas mereka, dalam perjuangan yang tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk menjaga martabat dan melestarikan cara hidup yang cepat menghilang.

Bukti Kualitas Sinema Indonesia

Kesuksesan "Tanah Kitai" membuktikan bahwa sinema Indonesia memiliki kualitas dan cerita yang mampu bersaing di kancah internasional. Lebih dari itu, film ini menunjukkan kepada dunia kekayaan budaya dan kearifan lokal Indonesia yang patut dilestarikan.

Shaquille Zaki Nathandra, mahasiswa arsitektur berbasis Jakarta dengan kepedulian mendalam terhadap isu lingkungan, berhasil memadukan passion bercerita dengan kepedulian ekologis. Sementara Quina Qaumitaquna Mirxela, filmmaker pemula yang sedang menempuh studi arsitektur di UI, menunjukkan bakatnya dalam mengembangkan narasi dan konsep visual dengan minat mendalam pada kehidupan vernakular.

Prestasi membanggakan ini sekali lagi membuktikan bahwa Indonesia memiliki talenta-talenta muda yang siap berkompetisi dan berkarya di panggung dunia. "Tanah Kitai" tidak hanya membawa nama Indonesia ke Hollywood, tetapi juga menyuarakan pesan penting tentang pelestarian lingkungan dan kearifan tradisional kepada dunia.

Film "Tanah Kitai" menjadi bukti nyata bahwa cerita lokal Indonesia memiliki kekuatan universal yang dapat menyentuh hati penonton internasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.