Di tengah gempuran makanan olahan dan pola konsumsi modern yang serba instan, upaya mengembalikan pangan lokal ke meja makan bukan sekadar nostalgia.
Ini adalah langkah strategis untuk menjaga identitas budaya, memperkuat ketahanan pangan, dan membangun hubungan harmonis dengan lingkungan.
Dalam Lingkar Diskusi bertajuk “Merawat Cerita-Cerita Pangan Lokal”, yang diselenggarakan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis), berbagai pemangku kepentingan berkumpul untuk berbagi inisiatif dan praktik terbaik dalam melestarikan kekayaan pangan Nusantara.
Permakultur: Solusi Ketahanan Pangan dari Tingkat Keluarga
Rodearni Purba dari IDEP Foundation memaparkan bagaimana pendekatan permakultur—sistem pertanian berkelanjutan yang memanfaatkan sumber daya lokal—telah membawa perubahan nyata di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Ketahanan pangan sering dibahas secara makro, padahal kebutuhan pangan sangat beragam. Melalui permakultur, kami membangun ketahanan pangan mulai dari tingkat keluarga," ujarnya.
IDEP Foundation tidak hanya melatih petani beralih dari monokultur ke pertanian regeneratif, tetapi juga mendorong pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam bahan pangan.
Hasilnya, masyarakat Kapuas Hulu kini lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya sekaligus melestarikan varietas lokal yang hampir terlupakan.
Dokumentasi Pangan Lokal di Indonesia
Ahmad Arif dari Nusantara Food Biodiversity menekankan pentingnya pendokumentasian pangan lokal sebelum pengetahuan tradisional terkait pengolahannya punah.
"Ada jenis kacang beracun di NTT, tetapi masyarakat lokal tahu cara mengolahnya agar aman dikonsumsi. Jika tidak didokumentasikan, pengetahuan seperti ini bisa hilang," jelas Arif.
Gerakan yang ia inisiasi telah mengumpulkan lebih dari 500 data pangan lokal dari seluruh Indonesia, melibatkan anak muda sebagai kontributor. Tujuannya sederhana, yakni membangkitkan kebanggaan generasi muda terhadap kekayaan pangan daerahnya.
Baca juga Pantas Disebut Pahlawan, 35% Produksi Pangan Global Bergantung pada Lebah
Membawa Pangan Lokal ke Panggung Global
Chef Ragil Imam Wibowo (Nusa Gastronomy) dan Laode Saiful Rahman (Finalis MasterChef Indonesia) membagikan pengalaman mereka mengangkat pangan lokal melalui inovasi kuliner.
Chef Ragil menyebut sukun sebagai contoh—bahan yang sering diabaikan, padahal bisa diolah menjadi keripik, kue, bahkan hidangan kafe kekinian.
Sementara Chef Laode, yang berasal dari Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, memperkenalkan resep tradisional seperti Nasi Padeh dengan sentuhan modern tanpa menghilangkan esensi budayanya.
"Kami tidak sekadar memasak, tapi juga menceritakan filosofi di balik setiap hidangan," kata Chef Ragil.
Ikan Toman untuk Atasi Stunting: Inovasi dari Sintang
Esty Yuniar dari Semesta Sintang Lestari membagikan kisah inspiratif tentang pemanfaatan Ikan Toman, ikan lokal berprotein tinggi, untuk mengatasi masalah stunting di Sintang, Kalimantan Barat.
"Kami mengolahnya menjadi biskuit bergizi untuk anak-anak. Respon masyarakat sangat positif," ujarnya.
Esty juga mendorong masyarakat menanam sayuran sendiri sebagai langkah sederhana mengembalikan pangan lokal ke meja makan.
Kolaborasi untuk Masa Depan Pangan yang Berkelanjutan
Diskusi ini menegaskan bahwa melestarikan pangan lokal adalah tanggung jawab bersama. Mulai dari praktik pertanian berkelanjutan, pendokumentasian, hingga inovasi kuliner—semua langkah ini penting agar pangan lokal tetap relevan di tengah tantangan perubahan iklim dan kerawanan pangan.
Acara ini juga menjadi pembuka jalan menuju Festival Lestari 2026 di Kalimantan Barat, di mana tiga kabupaten—Kapuas Hulu, Sanggau, dan Sintang—akan menjadi tuan rumah bersama.
Harapannya, upaya kolaboratif ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat gotong royong, pangan lokal bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan fondasi masa depan yang lebih lestari.
Baca juga Indonesia-Swiss Perkuat Kolaborasi, Bangun Ketahanan Pangan dan Ekonomi Berkelanjutan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News