bukan sekadar angka bagaimana ketimpangan gender berdampak pada kesehatan reproduksi dunia - News | Good News From Indonesia 2025

Bukan Sekadar Angka: Bagaimana Ketimpangan Gender Berdampak pada Kesehatan Reproduksi Dunia

Bukan Sekadar Angka: Bagaimana Ketimpangan Gender Berdampak pada Kesehatan Reproduksi Dunia
images info

Di balik data statistik tentang jumlah penduduk dunia yang terus tumbuh terdapat cerita nyata yang mencerminkan ketimpangan dan ketidakadilan terutama dalam hal kesehatan seksual dan reproduksi.

Laporan terbaru UNFPA (United Nations Population Fund) berjudul State of World Population 2024 menunjukkan bahwa kesetaraan gender masih menjadi tantangan besar di banyak negara termasuk Indonesia.

Laporan ini mengangkat tema "Interwoven Lives, Threads of Hope" yang menyoroti bagaimana nasib perempuan dan laki-laki saling terhubung namun tidak selalu setara dalam akses terhadap informasi, pelayanan kesehatan, dan pengambilan keputusan terkait tubuh mereka sendiri.

Kesehatan reproduksi bukan hanya isu perempuan. Ini adalah indikator penting dari keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan.

Ketimpangan yang Terjadi Berdasarkan Data dan Fakta

Menurut laporan UNFPA 2024:

  • Lebih dari 250 juta perempuan di dunia tidak memiliki akses terhadap kontrasepsi modern.
  • Sekitar 800 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, sebagian besar bisa dicegah.
  • Remaja perempuan di banyak negara berkembang lebih rentan terhadap pernikahan dini, kehamilan tak diinginkan, dan putus sekolah.

Ketimpangan ini bukan hanya terjadi di negara konflik atau miskin tetapi juga di negara berkembang dengan struktur sosial patriarkal kuat yang membatasi hak perempuan untuk mengambil keputusan atas tubuh dan masa depannya sendiri.

Akar Masalah Dari Ketimpangan Gender yang Terstruktur

Banyak hambatan dalam akses kesehatan reproduksi bersumber dari:

  • Norma sosial dan budaya yang menganggap perempuan hanya berperan sebagai istri dan ibu.
  • Kurangnya pendidikan seksual komprehensif terutama bagi remaja.
  • Kebijakan publik yang belum responsif gender.
  • Minimnya layanan ramah remaja dan kelompok rentan.

Dalam banyak kasus, perempuan dan anak perempuan tidak bisa mengakses informasi kesehatan karena kontrol keluarga, tekanan masyarakat, atau stigma sosial.

Hal ini membuat mereka tidak mampu membuat keputusan sendiri tentang kapan menikah, apakah ingin punya anak, atau bagaimana menjaga kesehatannya.

Dampak Nyata Ketimpangan Kesehatan Reproduksi

Ketimpangan ini bukan hanya berdampak pada perempuan tetapi juga merugikan masyarakat secara keseluruhan antara lain:

  • Tingkat kematian ibu dan bayi tinggi.
  • Pertumbuhan ekonomi terganggu karena perempuan tidak bisa berpartisipasi penuh.
  • Ledakan penduduk yang tidak terencana, berdampak pada ketahanan pangan dan sumber daya.

Menurut UNFPA setiap dolar yang diinvestasikan untuk layanan kesehatan reproduksi akan kembali 5 hingga 9 kali lipat dalam bentuk peningkatan kesejahteraan dan produktivitas.

Harapan dan Rekomendasi

Meski tantangan besar ada harapan, UNFPA dan mitra global mendorong beberapa solusi konkret:

  • Pendidikan seksual komprehensif di sekolah dan komunitas.
  • Pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau dan non-diskriminatif.
  • Pemberdayaan perempuan dan keterlibatan laki-laki dalam isu kesehatan dan keluarga.
  • Pembuatan kebijakan berbasis data dan partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan.

Indonesia sendiri telah menunjukkan kemajuan melalui program KB, PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), serta integrasi layanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas. Namun masih banyak wilayah yang perlu penguatan terutama dalam edukasi remaja dan pelayanan di daerah terpencil.

Kesehatan reproduksi bukan hanya soal medis tetapi juga soal hak asasi manusia, kesetaraan, dan keadilan sosial.

Angka-angka dalam laporan UNFPA 2024 bukan sekadar statistik mereka mewakili kehidupan nyata jutaan orang yang belum mendapatkan haknya.

Membangun masa depan yang adil dan berkelanjutan dimulai dari memastikan setiap orang terutama perempuan dan remaja memiliki kebebasan, pengetahuan, dan akses layanan untuk merencanakan hidup.

Ketika tubuh mereka dihormati, suara mereka didengar, dan hak mereka dilindungi, seluruh dunia ikut maju.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.