apa itu ambalat laut strategis di perbatasan indonesia dan malaysia yang jadi proyek bersama - News | Good News From Indonesia 2025

Apa Itu Ambalat? Laut Strategis di Perbatasan Indonesia dan Malaysia yang Jadi “Proyek” Bersama

Apa Itu Ambalat? Laut Strategis di Perbatasan Indonesia dan Malaysia yang Jadi “Proyek” Bersama
images info

Ambalat adalah blok laut strategis seluas 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi, dekat perbatasan darat Sabah, Malaysia, dan Kalimantan Timur, Indonesia. Wilayah ini menjadi titik panas diplomatik antara Indonesia dan Malaysia karena tumpang tindih klaim batas laut antara keduanya.

Indonesia mengklaim wilayah Ambalat adalah bagian dari mereka, pun sebaliknya pada Malaysia. Akibatnya, Ambalat menjadi area rawan konflik diplomatik. Namun, kini mulai diarahkan ke jalur kerja sama lewat pendekatan ekonomi bersama.

Sengketa Ambalat: Konflik Maritim yang Tak Kunjung Usai

Konflik perebutan Ambalat sudah terjadi sejak lama. Kedua negara bersikukuh bahwa Ambalat adalah bagian dari mereka.

Pertanyaannya, siapa pemilik Ambalat yang sah?

Blok Ambalat secara hukum adalah milik Indonesia. Ini didasarkan dalam Perjanjian Tapal Batas Kontinen Indonesia-Malaysia tahun 1969 yang kemudian diratifikasi di tahun yang sama.

Namun, Malaysia tiba-tiba mendeklarasikan Peta Malaysia 1979. Peta ini memiliki batas terluar klaim maritim yang sangat eksesif di Laut Sulawesi, termasuk dengan memasukkan Ambalat di dalamnya.

Klaim ini ditolak oleh Indonesia. Menariknya, beberapa tetangga lainnya, seperti Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, hingga Tiongkok juga memprotesnya karena dianggap merebut wilayah mereka.

Kawan GNFI, sebelumnya, di tahun 1961, Indonesia mulai memberikan konsesi eksplorasi Ambalat pada berbagai perusahaan minyak. Saat itu, Malaysia tidak melakukan protes atas tindakan tersebut. Eksplorasi laut yang dilakukan Indonesia ini baru diprotes secara langsung pada 2002.

Tantangan Diplomasi Laut: Menyoroti Konflik Kasus Ambalat

Klaim pada Ambalat oleh Malaysia menggunakan penarikan garis pangkal kepulauan lewat Pulau Sipadan dan Ligitan yang direbut tahun 2002. Mereka beranggapan, tiap pulau berhak memiliki laut teritorial, zona ekonomi ekslusif, dan landas kontinennya sendiri.

Berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, Malaysia bukanlah negara kepulauan, sehingga hanya diperkenankan menarik garis pangkal biasa (normal baselines) atau garis pangkal lurus (straight baselines).

Sementara itu, Indonesia merupakan negara kepulauan—sesuai dengan Deklarasi Djuanda tahun 1957 dan Perpu No.4/1960. Deklarasi Indonesia sebagai negara kepulauan juga disahkan oleh UNCLOS tahun 1982 bagian IV, di mana Indonesia boleh menarik garis pangkal dari titik-titik terluar pulau terluar.

Kenapa Ambalat Penting?

Tahukah Kawan GNFI jika Ambalat memiliki harta karun yang melimpah? Salah satu titik pengeboran di Ambalat menyimpan cadangan minyak sebesar 764 juta barel dan 1,4 triliun kaki kubik gas. Fantastis, kan?

Konon, cadangan minyak dan gas ini bisa dimanfaatkan hingga 30 tahun ke depan, penting untuk ekonomi dan ketahanan energi Indonesia. Selain itu, sumber daya perikanannya juga besar, bisa dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat.

Joint Development Ambalat: Solusi Damai di Tengah Sengketa

Kabar baik datang dari pertemuan Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim pada 27 Juni 2025. Melalui pertemuan itu, kedua belah pihak setuju untuk membangun kerja sama yang disebut Joint Development Authority.

Kerja sama ini bertujuan untuk mengelola bersama wilayah yang tengah disengketakan. Ini dilakukan mengingat belum ada keputusan resmi terkait persengketaan Ambalat.

“Terkait isu perbatasan, yang secara teknis mungkin memerlukan waktu, kita sepakat untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Contohnya adalah wilayah Ambalat sambil menunggu penyelesaian hukum, kita ingin memulai kerja sama ekonomi melalui mekanisme joint-development,” jelas Prabowo dalam statement yang dikeluarkannya.

Alih-alih terus berkonflik atau menunggu penyelesaian hukum yang sangat lama, lebih baik dimanfaatkan untuk kerja sama ekonomi yang menguntungkan kedua belah pihak. Sumber daya alam yang tersedia akan dimanfaatkan secara adil, mendorong stabilitas kawasan, dan memperkuat hubungan bilateral dua negara.

Saudara Satu Rumpun, Mengapa Malaysia Dianggap Lebih Maju dari Indonesia?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.