selamatkan mangrove selamatkan masa depan pesisir - News | Good News From Indonesia 2025

Selamatkan Mangrove, Selamatkan Masa Depan Pesisir

Selamatkan Mangrove, Selamatkan Masa Depan Pesisir
images info

Di balik senyapnya akar-akar yang menjulur di perairan payau, tersimpan kisah heroik ekosistem yang menjadi penjaga garis depan pertahanan pesisir. Hutan mangrove, sang "pahlawan hijau" yang sering dipandang sebelah mata, ternyata menyimpan kekuatan luar biasa.

Namun, seperti kisah tragis pahlawan yang terlupakan, nasibnya kini terancam oleh keserakahan dan kelalaian manusia.

Bayangkan sebuah garis pantai yang indah, dengan pepohonan hijau yang tumbuh gagah di sekitarnya. Burung berkicau, ikan menari di antara akar-akar yang menjuntai, dan hembusan udara segar membawa harapan.

Hutan bakau adalah penjaga alam pesisir yang sering dilupakan. Namun, mereka memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan bumi dan kehidupan manusia.

Di tengah badai, mangrove adalah pahlawan tanpa nama. Mereka memiliki kemampuan untuk meredam ombak besar, melindungi kota-kota nelayan dari bahaya tsunami, dan mencegah abrasi yang perlahan-lahan menggerus tanah. Jutaan makhluk laut tinggal di akar-akarnya yang kuat yang mencengkeram lumpur dan tanah.

Di balik kesendiriannya , mangrove menyerap lebih banyak karbon dari atmosfer daripada hutan hujan tropis. Mereka adalah kawasan konservasi hijau yang bertanggung jawab atas perlindungan iklim.

Namun, kenyataan saat ini mengatakan hal lain. Banyak wilayah mangrove yang telah diubah menjadi tambak, pelabuhan, dan kawasan industri. Dalam hitungan hari, pohon-pohon ditebang, tanah diratakan, dan ekosistem yang telah dibangun selama ratusan tahun hancur. Ironisnya, kita sedang menghilangkan dasar-dasar masa depan kita sendiri.

Pesisir yang tidak memiliki mangrove mirip dengan kapal yang tidak memiliki jangkar; mereka rapuh karena perubahan. Kehidupan masyarakat pesisir menjadi semakin terancam jika tidak ada perlindungan alami ini, nelayan kehilangan tempat mencari ikan dan udara laut semakin mudah merembes ke daratan.

Selain itu, kita kehilangan kesempatan yang sangat baik untuk mengatasi krisis iklim dengan solusi alam yang sudah ada.

Apa yang bisa kita lakukan? Menyelamatkan mangrove adalah kewajiban semua orang, bukan hanya para ahli lingkungan. Mulailah dengan hal kecil: mendukung gerakan penanaman bakau, memberi tahu generasi muda tentang pentingnya hutan pesisir, atau memberi tahu orang lain tentang keajaiban bakau.

Jika kita bergerak bersama, setiap langkah kecil akan menghasilkan gelombang besar.

Mangrove: Lebih dari Sekadar Pohon

Bayangkan sebuah benteng hidup yang mampu meredam amukan ombak, menahan gempuran badai, sekaligus menjadi bank karbon raksasa. Inilah mangrove – ekosistem unik di persimpangan darat dan laut yang bekerja tanpa lelah:

  • Perisai Alami: Setiap helai akar tunjangnya bagai tentara yang berbaris rapat, melindungi daratan dari abrasi yang menggerogoti pantai sentimeter demi sentimeter.
  • Penjaga Iklim: Riset Center for International Forestry Research (CIFOR, 2021) mengungkap 1 hektar mangrove menyimpan 1.000 ton karbon - setara emisi 720 mobil selama setahun. Dalam diamnya, mangrove menyimpan karbon 3-5 kali lebih efisien daripada hutan hujan tropis, menjadikannya senjata rahasia melawan perubahan iklim.
  • Supermarket Alam: Data FAO (2020) menunjukkan 50-80% hasil tangkapan ikan komersial di Asia Tenggara bergantung pada ekosistem mangrove sebagai tempat pemijahan. Dari udang yang berdansa di antara akar hingga burung migran yang singgah, mangrove adalah pusat kehidupan bagi sebagian besar spesies laut tropis.

Derita Sang Penjaga Pesisir

Namun, di balik jasanya yang tak terhitung, mangrove kita sedang sekarat:

  • Pembantaian Sistematis: Data CIFOR (mengutip FAO) memperkirakan laju deforestasi mangrove Indonesia antara 1980–2005, Indonesia sebagai pemilik 21% mangrove dunia justru kehilangan 52.000 hektar setiap tahunnya - sebuah ironi memilukan bagi negara kepulauan terbesar di dunia– setara dengan 73.000 lapangan bola dikorbankan untuk kepentingan manusia.
  • Racun Modern: Plastik yang menggunung dan limbah industri membunuh perlahan, meracuni nurseri alam tempat ikan-ikan kecil seharusnya tumbuh.
  • Pengkhianatan Iklim: Laporan The State of the World’s Mangroves (2022) mengonfirmasi secara proyeksi 30% mangrove global akan tenggelam tahun 2050 jika kenaikan muka air laut terus terjadi. Kenaikan muka air laut membuat banyak bibit mangrove muda mati tenggelam sebelum sempat dewasa.

Episentrum Kehidupan yang Terlupakan

Menurut Azizah (2023) Di Kalimantan, akar mangrove yang menjalar adalah rumah terakhir bagi bekantan yang semakin terdesak. D Kawasan Ekowisata Hutan Magrove Desa Sebubus merupakan salah satu habitat bekantan yang ada di Kalimantan Barat.

Hasil penelitian menunjukkan populasi bekantan di kawasan ini berjumlah 42 individu dengan total luas 35 ha keberlangsungan hidup bekantan.

Revolusi Hijau Dimulai dari Kita

Masa depan pesisir ada di tangan kita. Berikut cara menjadi pejuang mangrove:

  • Jadi Relawan Penanam: Ikuti program restorasi seperti "One Million Mangroves" atau buat inisiatif lokal
  • Boikot Produk Merusak: Hindari udang dari tambak ilegal yang membabat mangrove
  • Jadi Sensor Warga: Laporkan perusakan mangrove melalui aplikasi seperti Pantau Gambut
  • Kampanye Kreatif: Buat konten edukatif tentang mangrove di media sosial

Senja di Pesisir: Ancaman atau Harapan?

Ketika matahari terbenam di horizon pesisir, bayangan mangrove yang siluetnya menari di air pasang bisa menjadi pemandangan terakhir – atau awal dari kebangkitan. Pilihan ada di tangan kita: membiarkannya menjadi kenangan, atau menjadikannya warisan abadi untuk cucu-cucu kita

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ZU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.