Kawan GNFI, saat ini perubahan iklim menjadi salah satu topik paling hangat di kalangan masyarakat global, terutama di Indonesia.
Krisis iklim yang semakin parah hingga memiliki kecenderungan dengan kemungkinan cuaca ekstrem yang tidak menentu, telah mengakibatkan dunia dihadapkan pada triple planet crisis, yakni polusi, perubahan iklim, dan penurunan keanekaragaman hayati.
Kawasan Mangrove di Indonesia
Di Indonesia, berbagai langkah telah diambil untuk menjaga lingkungan dan merawat kestabilan iklim, misalnya dari pengembangan kawasan mangrove yang merupakan ekosistem dengan kapasitas besar dalam menyerap karbon, bahkan lima kali lipat lebih baik dari hutan daratan biasa.
Hutan mangrove di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai solusi untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, juga mampu menyerap emisi secara signifikan dan berkontribusi pada adaptasi yang memberi manfaat ekonomi dan sosial.
Konservasi hutan mangrove di Indonesia ini dapat menjadi salah satu metode mitigasi krisis iklim berbasis ekosistem yang cukup efektif, khususnya bagi masyarakat lokal yang tinggal di pesisir.
Kawasan hutan mangrove Indonesia yang tumbuh di air payau memiliki kemampuan penyerapan karbon yang sangat tinggi. Ini menjadikannya sebagai solusi nyata bagi penanganan perubahan iklim.
Keberadaan hutan mangrove ini hanya mencakup sekitar satu persen dari luas hutan tropis di dunia, tetapi kawasan mangrove inilah yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga ekosistem bumi.
Dilansir dari Forest Digest, Indonesia memiliki total 3,3 juta hektar hutan mangrove, menjadikannya yang terluas secara global dan setengah dari luas hutan mangrove di kawasan Asia.
Berbagai produk bernilai tinggi, sumber pangan bagi komunitas lokal, serta potensi untuk ekowisata, semua ini dapat diperoleh berkat keberadaan hutan mangrove.
Baca juga: Silvofishery, Revolusi Tambak untuk Masa Depan Budidaya Kepiting Bakau secara Berkelanjutan
Keberadaan hutan mangrove di Indonesia yang selalu berhubungan dengan kehidupan masyarakat menjadikannya sangat efektif sebagai upaya dalam adaptasi terhadap krisis iklim.
Strategi dan upaya melindungi hutan mangrove dalam rangka mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim di Indonesia, meliputi:
Pengembangan ekowisata mangrove yang melibatkan masyarakat
Tujuan kegiatan ini adalah supaya masyarakat lokal dapat memperoleh pendapatan tanpa merusak keberadaan hutan mangrove, yang menjadi alternatif efektif dalam menjaga kelestarian hutan mangrove untuk masa depan.
Hingga dengan tersedianya ekowisata ini selain menambah pengetahuan bagi wisatawan, kawasan ini pun memiliki daya tarik yang tinggi untuk meningkatkan pariwisata alam serta menciptakan kesempatan untuk pengembangannya.
Diversifikasi produk
Di mana masyarakat pesisir dapat memanfaatkan hutan mangrove untuk menghasilkan berbagai produk yang berharga. Contohnya adalah mengolah buahnya menjadi tepung, menggunakan sari daunnya untuk pembuatan kerupuk dan tempe, serta memanfaatkan tandannya sebagai bahan baku dalam pembuatan gula nipah. Dan tidak terbatas hanya untuk kayu bakar saja.
Wanamina
Wanamina atau silvofishery sebagai alternatif untuk konservasi mangrove dalam menghadapi konversi lahan pertambakan, serta sebagai kegiatan budidaya perikanan di area mangrove tanpa mengubah fungsi ekologis dari mangrove itu sendiri.
Manfaat besar dari pendekatan ini adalah peningkatan pendapatan bagi para nelayan dan masyarakat di sekitarnya. Sekaligus memastikan bahwa keberadaan mangrove melindungi garis pantai wilayah pesisir dari erosi dan abrasi, mengurangi limbah budidaya, dan berfungsi sebagai habitat alami bagi organisme perairan.
Rehabilitasi mangrove
Rehabilitasi mangrove pun dilakukan sebagai usaha untuk memulihkan fungsi hutan mangrove yang telah rusak. Hal ini sangat penting pula dengan melibatkan berbagai sektor. Terutama pemerintah dan masyarakat, dari tahap perencanaan hingga evaluasi rehabilitasi sebagai upaya untuk memantau keberhasilannya.
Kawasan hutan mangrove di Indonesia dapat menjadi alternatif signifikan dalam mendukung upaya pengendalian pemanasan global dan perubahan iklim.
Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga lainnya sangat penting untuk mitigasi dan adaptasi krisis iklim yang berbasis ekosistem melalui konservasi mangrove yang berkelanjutan.
Baca juga: Ekowisata Mangrove, Jurus Pulau Pramuka untuk Bangkit dari Kerusakan Lingkungan
KLH Siapkan PP Mangrove Untuk Kawasan Mangrove di Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sedang mempersiapkan Peraturan Pemerintah mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove sebagai langkah untuk rehabilitasi, pemanfaatan, pengendalian kerusakan, pengawasan, serta penegakan hukum.
Nantinya, upaya ini akan menekankan pendekatan berbasis ilmiah dengan kolaborasi multisektoral serta keterlibatan masyarakat, termasuk penanaman di lokasi tertentu sebagai bagian dari rehabilitasi kawasan hutan mangrove di Indonesia.
Berbagai strategi juga akan diterapkan untuk pemanfaatannya, termasuk dalam pengembangan penelitian, pendidikan, ekowisata, dan manfaat lainnya sebagai bagian dari upaya pelestarian alam.
Jadi, ternyata kawasan mangrove ini memiliki benefit besar, ya, Kawan GNFI.
Get Ready, Kawan GNFI to be the generation that protects the earth!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News