etika profesi di tengah krisis kepercayaan publik - News | Good News From Indonesia 2025

Etika Profesi di Tengah Krisis Kepercayaan Publik

Etika Profesi di Tengah Krisis Kepercayaan Publik
images info

Etika profesi adalah seperangkat norma yang telah ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi untuk mengarahkan seseorang bagaimana “seharusnya” (das sollen) bersikap dan menjamin kualitas moral profesi yang bersangkutan dimata masyarakat agar mendapat tanggapan yang positif.

Definisi ini menegaskan bahwa etika bukan hanya sebagai aturan formal. Etika adalah fondasi yang memandu tindakan, keputusan, dan interaksi para profesional dengan masyarakat. Tanpa pedoman etika, profesi yang seharusnya memberikan perlindungan dan pelayanan justru bisa berubah menjadi alat penyalahgunaan kekuasaan yang pada gilirannya memicu krisis kepercayaan publik terhadap profesi tersebut.

Maraknya Pelanggaran Etika

Kepercayaan masyarakat terhadap profesi saat ini mulai terkikis. Banyak kasus pelanggaran etika mencuat, seperti korupsi, suap, dan penyalahgunaan jabatan. Ironisnya, pelakunya adalah para profesional yang seharusnya menjadi panutan moral dan pelindung kepentingan publik.

Saat ini, isu yang paling mencolok maraknya kasus pelecehan seksual yang melibatkan oknum profesional di lingkungan pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Kekerasan seksual di kampus menjadi persoalan serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus di Indonesia karena terus menunjukkan tren yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun.

Pada 2019, tercatat 1.298 kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan kampus. Angka ini sedikit menurun pada 2020 menjadi 1.241 kasus, yang diduga dipengaruhi oleh pembatasan aktivitas kampus selama pandemi Covid-19. Namun, ketika kegiatan kampus kembali normal, jumlah kasus justru melonjak.

Pada 2021, tercatat 1.628 kasus, meningkat sekitar 30% dari tahun sebelumnya. Tren ini terus berlanjut pada 2022 dengan 2.094 kasus, dan mencapai 2.244 kasus di 2023. Hingga November 2024, meskipun ada sedikit penurunan menjadi 1.919 kasus, angka tersebut tetap menunjukkan bahwa kekerasan seksual di perguruan tinggi masih menjadi masalah serius yang belum teratasi secara tuntas (Goodstats, 2024).

Menurut Faturani dalam artikel yang diterbitkan di Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan (2022), kasus pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi umumnya dipicu oleh adanya relasi kuasa, di mana dosen memanfaatkan posisinya dengan berbagai modus, seperti mengajak mahasiswa melakukan penelitian, mengundang korban ke luar kota, atau melalui bimbingan skripsi, sehingga terjadi pelecehan baik secara fisik maupun nonfisik.

Padahal, lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi ruang aman untuk belajar dan mengembangkan diri justru sering menjadi tempat terjadinya pelanggaran etika yang serius. Kondisi ini perlahan dapat merusak kualitas pendidikan dan mencemarkan citra lembaga pendidikan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa pelanggaran etika profesi telah menjadi ancaman nyata yang tidak hanya merusak citra individu pelaku, tetapi juga melemahkan kehormatan lembaga dan profesi secara keseluruhan.

Membangun Profesionalisme

Etika profesi tidak hanya sekadar aturan tertulis, tetapi merupakan landasan moral yang membimbing seseorang untuk bertindak benar meskipun tanpa pengawasan. Tanpa adanya kesadaran etis, kemampuan atau keahlian sehebat apa pun bisa saja disalahgunakan untuk kepentingan pribadi hingga berpotensi merugikan pihak lain.

Oleh karena itu, penguatan etika memerlukan adanya mekanisme pengawasan serta penegakan hukum yang konsisten, terbuka, dan adil. Setiap pelanggaran terhadap etika harus dikenakan sanksi sesuai prosedur yang berlaku, tanpa membeda-bedakan, agar tercipta rasa keadilan sekaligus menimbulkan efek jera bagi pelanggar.

Etika sebenarnya sudah sejak lama menjadi bagian dari materi pendidikan, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Namun, cara penyampaiannya mungkin perlu diperbarui agar lebih relevan dengan tantangan zaman.

Selama ini, pembelajaran etika cenderung hanya menekankan pada teori dan hafalan konsep. Padahal, agar peserta didik benar-benar memahami dan menghayati nilai-nilai moral, perlu pendekatan praktis.

Perlu ada pembelajaran berbasis studi kasus nyata, diskusi terbuka, dan latihan pengambilan keputusan secara etis. Dengan cara ini, peserta didik akan terbiasa berpikir kritis, mengasah empati, dan memiliki rasa tanggung jawab.

Dengan demikian, etika tidak hanya berhenti sebagai teori akademik, tetapi menjadi bagian dari kepribadian. Setiap calon profesional pun akan memiliki kemampuan berpikir etis sesuai bidangnya, yang akan bermanfaat ketika memasuki dunia kerja dan menyadari bahwa nilai moral merupakan bagian penting dari keberhasilan karier.

Selain itu, keteladanan dari para pemimpin maupun senior di dunia kerja dan pendidikan sangat berperan dalam memperkuat etika. Saat figur yang berpengaruh menunjukkan integritas dan profesionalisme dalam tindakan sehari-hari, nilai-nilai tersebut akan lebih mudah diterima dan diinternalisasi.

Di sisi lain, lingkungan kerja perlu mengembangkan budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai etika. Ini dapat diwujudkan melalui penerapan aturan internal yang tegas, kode etik yang jelas, dan adanya sistem pelaporan pelanggaran yang aman serta berpihak pada korban.

Banyak kasus pelanggaran etika yang tidak terungkap karena korban merasa takut untuk melapor, terutama bila pelaku memiliki jabatan atau kekuasaan.

Setiap tindakan profesional sejatinya mengandung tanggung jawab moral, bukan hanya kepada atasan atau lembaga, tetapi juga kepada masyarakat luas. Ketika etika diabaikan, bukan hanya kepercayaan publik yang hancur, tetapi nilai-nilai kemanusiaan pun perlahan terkikis.

Oleh sebab itu, menjadi profesional yang beretika merupakan panggilan moral yang harus dijawab dengan kesadaran. Dunia profesional membutuhkan sosok yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berani bertindak benar meski dihadapkan pada tantangan.

Sesungguhnya, kehormatan seseorang tidak terletak pada jabatan atau gelar yang disandang, melainkan pada integritas yang dijaga dalam setiap langkah kehidupan sehari-hari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.