canggih dan akurat begini cara menilai kualitas daging sapi tanpa menyembelih - News | Good News From Indonesia 2025

Canggih dan Akurat! Begini Cara Menilai Kualitas Daging Sapi Tanpa Menyembelih

Canggih dan Akurat! Begini Cara Menilai Kualitas Daging Sapi Tanpa Menyembelih
images info

Di tengah meningkatnya kebutuhan akan pangan yang sehat dan berkualitas teknologi pun hadir sebagai solusi dalam berbagai aspek peternakan. Salah satunya adalah bagaimana menilai kualitas daging sapi tanpa harus melakukan penyembelihan terlebih dahulu.

Bagi peternak, pedagang, hingga konsumen, kualitas daging khususnya tingkat keempukan dan kadar lemak dalam dagingadalah hal yang sangat penting.

Sebuah penelitian menarik dari seorang mahasiswa Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor menjawab tantangan tersebut melalui pendekatan teknologi. Dalam skripsinya peneliti menggunakan citra ultrasonografi (USG) untuk menduga kualitas daging Sapi Bali (Bos javanicus) berdasarkan bobot badan hidup.

Teknologi ini biasa digunakan dalam dunia medis namun kini mulai merambah dunia peternakan modern.

Mengapa Kualitas Daging Itu Penting?

Kualitas daging sapi ditentukan oleh berbagai factor mulai dari kandungan lemak, kadar air, keempukan (tenderness), hingga sebaran marbling (lemak intramuskular). Salah satu indikator utama kualitas daging premium adalah marbling yang memberikan rasa gurih dan tekstur lembut saat dimasak.

Biasanya penilaian terhadap kualitas marbling dilakukan setelah sapi dipotong dan dagingnya dibelah. Namun pendekatan ini tentu tidak efisien jika kita ingin mengetahui kualitas sapi hidup secara cepat dan akurat terutama untuk tujuan seleksi bibit atau pemasaran.

Ultrasonografi: Cara Modern Menilai Daging Tanpa Potong

Dalam penelitiannya peneliti menggunakan alat ultrasonografi dengan frekuensi 1-10 MHz yang ditempatkan pada bagian otot punggung sapi. Alat ini mampu menangkap citra bagian dalam jaringan otot termasuk ketebalan otot dan sebaran lemak di bawah kulit.

Dengan mengolah data citra ultrasonografi secara statistik ditemukan bahwa hubungan antara bobot badan sapi dan parameter kualitas daging cukup signifikan. Artinya semakin berat bobot sapi Bali maka kemungkinan kualitas dagingnya juga meningkat terutama dalam aspek ketebalan otot (longissimusdorsi) dan potensi marbling.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ultrasonografi bisa digunakan sebagai alat bantu dalam menentukan kualitas daging secara non-destruktif, efisien, dan akurat.

Keunggulan Sapi Bali: Lokal Tapi Berkualitas

Sapi Bali dikenal sebagai salah satu plasma nutfah unggulan Indonesia yang memiliki daya tahan tinggi terhadap lingkungan tropis serta produktivitas yang stabil. Sayangnya masih banyak anggapan bahwa sapi lokal kalah kualitas dibandingkan sapi impor.

Padahal, seperti dibuktikan dalam penelitian ini, dengan manajemen yang baik dan teknologi pendukung Sapi Bali dapat menghasilkan daging dengan kualitas bersaing. Teknologi USG pun dapat menjadi alat bantu dalam program pemuliaan dan seleksi bibit unggul di kalangan peternak lokal.

Apa Manfaat Teknologi Ini Bagi Peternak?

  1. Seleksi Ternak Lebih Cepat. Peternak bisa mengetahui kualitas daging calon indukan atau pejantan tanpa harus menyembelih.
  2. Pemasaran Lebih Transparan. Pedagang bisa memberikan data objektif pada konsumen mengenai kualitas daging.
  3. Efisiensi Biaya. Mengurangi risiko rugi karena salah memilih sapi dengan kualitas daging rendah.
  4. Meningkatkan Nilai Tambah. Sapi dengan data kualitas yang jelas akan memiliki nilai jual lebih tinggi.
  5. Harapan ke Depan. Teknologi untuk Peternakan Rakyat

Saat ini penggunaan ultrasonografi di peternakan Indonesia memang masih terbatas pada lingkup penelitian dan pembibitan besar. Namun seiring berkembangnya teknologi dan semakin terjangkaunya perangkat bukan tidak mungkin teknologi ini akan hadir di tangan peternak kecil di desa-desa.

Dengan pelatihan yang tepat dan dukungan dari pemerintah teknologi USG bisa menjadi bagian dari revolusi pertanian dan peternakan presisi di Indonesia. Ini sejalan dengan visi modernisasi pertanian dalam kerangka ketahanan pangan nasional.

Penelitian ini membuktikan bahwa kemajuan teknologi bisa diadaptasi ke berbagai sektor termasuk peternakan tradisional. Menilai kualitas daging sapi kini tidak harus dengan cara lama yang merusak nilai ekonomi ternak. Cukup dengan ultrasonografi peternak bisa mendapatkan informasi penting tanpa harus mengorbankan sapinya.

Dengan riset semacam ini kita semakin percaya bahwa masa depan peternakan Indonesia bisa menjadi lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.