AIESEC in Semarang sukses menyelenggarakan acara Impact Circle bertema "Global Workforce Readiness:Adapting International Work Styles" yang diadakan secara offline di Auditorium Politeknik Pekerjaan Umum Gayamsari, Semarang pada Sabtu, 31 Mei 2025 pukul 10.00—15.00 WIB. Acara ini menjadi bagian dari komitmen dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 8, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Acara ini dihadiri oleh para fresh graduate dan mahasiswa aktif yang antusias mempersiapkan diri menghadapi dinamika dunia kerja.
Dengan semakin meningkatnya globalisasi serta mobilitas tenaga kerja internasional, kebutuhan akan generasi muda yang memiliki kompetensi lintas budaya, fleksibilitas dalam sistem kerja, serta kemampuan beradaptasi dengan nilai-nilai profesional internasional menjadi semakin penting.
Baca juga: Healing Bersama, Program Rehat AIESEC in UPNVY x Teman Bersama
Melalui kegiatan berupa seminar bertajuk Impact Circle ini, AIESEC in Semarang mencoba menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan empat pembicara inspiratif dari berbagai latar belakang profesional. Para peserta tidak hanya diajak untuk memahami dunia kerja global secara teoritis, tetapi juga diberi kesempatan untuk berdiskusi secara langsung serta mengasah keterampilan mereka melalui aktivitas praktikal.
Membekali Generasi Muda untuk Siap Hadapi Dunia Kerja Global
Pembicara pertama dalam acara ini adalah Sultan Rafi Al Hafizh sebagai Talent Acquisition Associate di PWC Indonesia. Pembicara membahas secara mendalam tentang transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja dan bagaimana persiapan diri secara optimal untuk menghadapi tantangan karir global serta pentingnya pengembangan soft skills dan keaktifan dalam organisasi.
Dalam materi ini juga dilakukan beberapa diskusi melalui sesi tanya-jawab yang membuka kesempatan bagi para pesertanya untuk bertanya langsung kepada sang pembicara yang juga merupakan Human Resources di salah satu perusahaan multinational Indonesia.
Selanjutnya, terdapat Fadilla Atansa Tamardin sebagai pembicara kedua yang saat ini berkecimpung di lingkungan perusahaan internasional yaitu Deloitte. Dalam paparannya, Fadilla Atansa mengangkat realita perusahaan global, di mana keberagaman budaya, sistem kerja yang cepat berubah, dan standar profesional yang tinggi menjadi bagian dari keseharian, kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, dan memahami dinamika budaya yang ada di lingkungan kerja internasional.
Sesi pembicara kedua ini cukup menarik karena banyak peserta yang penasaran akan realita bekerja di perusahaan internasional. Penjelasan yang dilakukan oleh sang pembicara juga disampaikan secara jelas dan tegas menjawab semua rasa penasaran peserta yang hadir pada saat itu.
Kemudian pembicara ketiga adalah Glorious Satria yang merupakan RnD Software Engineer di Formulatrix dengan fokus pembahasan utama di workshop CV, mengajak peserta mengikuti workshop praktikal CV. Dalam sesi ini, Glorious memaparkan cara menyusun CV yang relevan dalam standar internasional sekaligus menyoroti pentingnya menyampaikan pencapaian secara kuantitatif, serta menyusun profil profesional yang selaras dengan ekspektasi perekrut global.
Selain itu juga para peserta berlatih membuat CV sesuai dengan struktur yang sudah dipaparkan oleh pembicara untuk melatih langsung pembuatan CV yang baik dan sesuai. Sesi ini berjalan interaktif dengan diskusi dua arah antara pembicara juga peserta yang hadir sehingga menciptakan inklusivitas dalam berjalannya kegiatan.
Pembicara terakhir adalah Rino Fransuella sebagai Local Committee Vice President of Outgoing Global Talent/Teacher (OGTa/e) AIESEC in Semarang dengan membahas salah satu program dari AIESEC yaitu OGTa/e atau magang di luar negeri. Dalam materi yang disampaikan pada sesi ini , terdapat penjelasan tentang kesempatan magang di setiap negara dengan berbagai peluang pekerjaan seperti Marketing, Teacher,ataupun Business Development yang sudah tercantum dalam search tools yang dipaparkan di setiap booth.
Tak hanya pemaparan materi, tetapi juga ada booth exploration yang dilakukan setelah pemaparan materi oleh pembicara keempat ini. Sesi ini dibuat interaktif dan menyenangkan, sehingga para peserta dapat mengeksplorasi setiap booth sesuai dengan minat mereka. Tak cukup sampai di situ, terdapat juga penjelasan tata cara peserta mengakses website untuk mendapatkan peluang kesempatan magang di luar negeri lengkap dan detail.
Acara Impact Circle ini tidak hanya menjadi tempat berbagi ilmu, tetapi juga sarana membangun koneksi dan memperluas wawasan. Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan partisipatif, panitia juga menyelenggarakan engagement activity berupa simulasi peran (role play) studi kasus dunia kerja.
Dalam kegiatan ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta menyelesaikan permasalahan bisnis dari perspektif peran masing-masing (misalnya HRD, Marketing, Finance, dan lainnya) yang mereka peroleh secara acak. Tujuannya adalah menumbuhkan empati terhadap fungsi-fungsi organisasi serta melatih kemampuan berpikir strategis dalam lingkungan kerja multinasional.
Tak kalah menarik, terdapat pula info session dari komunitas dan organisasi yang bergerak di bidang pengembangan karier dan kepemudaan. Peserta mendapatkan insight tambahan seputar peluang beasiswa, internship, pelatihan profesional, hingga tips menghadapi wawancara kerja.
Semua kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kesiapan peserta menghadapi tantangan kerja global yang tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan kultural.
Kolaborasi Nyata untuk Masa Depan Berkelanjutan
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, AIESEC in Semarang menegaskan perannya sebagai wadah pengembangan kepemimpinan pemuda yang menjembatani dunia akademik dengan dunia profesional. Melalui kegiatan yang bersifat edukatif seperti Impact Circle, AIESEC in Semarang memberikan kontribusi nyata dalam mendukung kesiapan generasi muda menghadapi tantangan global secara adaptif dan produktif.
Lebih dari sekadar seminar, Impact Circle menjadi ekosistem belajar dan berbagi yang menghubungkan pemuda dengan para profesional dan peluang global. Melalui keterlibatan aktif dalam acara ini, peserta diajak untuk menjadi bagian dari solusi atas tantangan ketenagakerjaan global, sekaligus menjadi agen perubahan di lingkungannya.
“Acaranya betulan memberi dampak, aku belajar banyak dari insight yang kudapat, menjalin hubungan dengan teman-teman baru, intinya bikin seneng banget!” kata Aisyiah Rahma Azizah, salah satu peserta Impact Circle 2025.
Melalui kegiatan Impact Circle ini, AIESEC in Semarang berharap peserta tidak hanya mendapatkan wawasan praktikal mengenai dunia kerja, tetapi juga mampu membangun kepercayaan diri dalam menghadapi proses rekrutmen yang semakin kompetitif. Dengan pembekalan langsung dari para profesional di bidangnya, peserta diharapkan mampu memahami ekspektasi industri dan mengembangkan potensi diri mereka secara lebih terarah dan strategis.
Baca juga: Berdaya, Berkarya, dan Bergema melalui World's Largest Lesson AIESEC Indonesia 2025
Ke depannya, Impact Circle diharapkan menjadi wadah berkelanjutan bagi anak muda untuk mengeksplorasi kesiapan karir sejak dini. Melalui kolaborasi bersama para pakar industri dan sesi interaktif seperti workshop CV, kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga memiliki nilai, kompetensi, dan kepekaan terhadap perkembangan dunia profesional yang terus berubah.
Penulis: Raihan Argana Cayapata
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News