sarang burung walet potensi emas dari langit indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Sarang Burung Walet, Potensi Emas dari Langit Indonesia

Sarang Burung Walet, Potensi Emas dari Langit Indonesia
images info

Indonesia bukan sekadar pemain, melainkan pemimpin global dalam industri sarang burung walet. Dengan kontribusi lebih dari 90 persen terhadap produksi dunia, komoditas ini menjadi salah satu tulang punggung ekspor nonmigas Indonesia di sektor peternakan.

Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor sarang burung walet Indonesia pada 2024 mencapai USD 428 juta, dengan Tiongkok sebagai pasar utama. Dari total impor sarang walet Tiongkok sebesar USD 634,95 juta, sekitar 70 persen dipasok oleh Indonesia.

Namun, peluang Indonesia tidak berhenti di Tiongkok saja. Permintaan produk kesehatan alami yang terus tumbuh membuka potensi pasar baru, seperti Jepang dan negara-negara maju lainnya.

 

Bukan Sekadar Produk, tapi Tradisi Kesehatan Bernilai Tinggi

Sarang burung walet dikenal kaya akan protein, kolagen, dan glikoprotein, yang dipercaya membantu memperkuat sistem imun hingga menjaga kesehatan kulit. Tak heran, produk ini telah lama dikonsumsi sebagai tonik kesehatan di berbagai budaya Asia.

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menyebut, tren global terhadap gaya hidup sehat mendorong peningkatan permintaan minuman sarang burung walet, terutama di Jepang yang sangat menghargai kemurnian, fungsi, dan aspek budaya dalam produk kesehatannya.

“Pasar Jepang sangat selektif. Mereka mencari produk yang tidak hanya berkualitas, tapi juga mengedepankan keterlacakan, keberlanjutan, dan inovasi. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan untuk produsen Indonesia,” jelas Roro.

 

Representasi Modernisasi Produk Tradisional

Sejumlah pelaku usaha di Indonesia mulai mengembangkan sarang burung walet sebagai produk bernilai tambah untuk pasar ekspor. Pendekatan yang digunakan mencakup pengolahan higienis, desain kemasan yang sesuai selera konsumen internasional, serta pemenuhan standar mutu yang ketat.

Misalnya, Echo Nusantara, yang turut menggarap potensi pasar premium seperti Jepang. Perusahaan ini menekankan pentingnya inovasi sekaligus pelestarian nilai tradisional dalam pengembangan produk walet.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan bahwa potensi produksi sarang walet dapat dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi keluarga. Ia menilai, lebih dari 60 persen pasokan global berasal dari Indonesia, dan nilai ekspor mencapai hampir Rp10 triliun per tahun.

Meski memiliki pangsa pasar besar, Indonesia masih menghadapi tantangan seperti standarisasi, keterlacakan, serta adaptasi terhadap regulasi negara tujuan ekspor yang makin ketat. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan peneliti menjadi krusial.

“Potensi ini besar, dan sangat memungkinkan dikembangkan oleh masyarakat. Pemerintah siap menyederhanakan regulasi dan memberikan fasilitasi bagi para petani walet agar lebih kompetitif di pasar global,” ucapnya sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.