jimi multazam berpameran di yogyakarta turut meramaikan lebaran seni di jogja - News | Good News From Indonesia 2025

Kilauanlara: Merayakan 30 tahun Berkarya Jimi Multhazam, Pameran Rupa, dan Lagu Solo Perdana

Kilauanlara: Merayakan 30 tahun Berkarya Jimi Multhazam, Pameran Rupa, dan Lagu Solo Perdana
images info

Jimi Multhazam menandai perjalanan 30 tahun berkarya dengan menggelar sebuah Pameran Seni. Berada di Yogyakarta, dibuka pada tanggal 9 Juni 2025 di Bolo Space. Berjudul “Kilauanlara” pameran ini turut meramaikan lebaran seni di Yogyakarta. Pameran ini berlangsung selama satu bulan, 9 Juni 2025 - 10 Juli 2025. 

Pameran ini seolah menjadi penanda peristiwa penting di perjalanan berkarya Jimi Multhazam. Bagi generasi 90 an nama Jimi Multhazam tentu tidak asing lagi. Mari mengenal terlebih dahulu sekilas tentang Jimi Multhazam.

Sekilas Tentang Jimi Multhazam

Jimi Multhazam, sering disebut sebagai dengan abang-abangan IKJ. Dikenal luas oleh publik sebagai sebagai vokalis sekaligus penulis lirik dari 2 band, yaitu The Upstairs dan Morfem. Nuansa musik dari kedua cukup berbeda,The Upstairs Bernuansa New Wave, sementara Morfem bernuansa alternative rock.

Hingga kini perjalanan karir Jimi Multhazam sudah menginjak di angka 30 tahun berkarya, menandakan konsistensinya dalam dunia seni dan hiburan cukup mewarnai industri ini. Jimi Multhazam bukan hanya berkarya dalam musik, tetapi juga rupa. Berbagai kegiatan seni rupa juga mengiringi perjalanan berkarya Jimi, di sela-sela kegiatan bermusiknya. 

Ketertarikan pada gambar/rupa sudah dimulai sejak balita, lalu di Sekolah Dasar menunjukkan ketertarikan untuk menulis, beranjak di bangku SMA ia mulai bermain musik. Lalu, melanjutkan studi di Institut Kesenian Jakarta di Jurusan Seni Rupa.

Di kampus inilah dia meluaskan pergaulannya dengan mahasiswa teater dan musik. Hal ini mempengaruhi penampilan Jimi untuk berkarya. Hingga Jimi menemukan cara untuk berkarya dengan mencurahkan gagasan di media apa saja untuk berekspresi, tidak terbatas seni rupa, musik, maupun tulisan.

Gelaran “Kilauanlara” Merayakan 3 Dekade Jimi Multhazam

Telah 30 tahun perjalanan berkarya Jimi Multhazam, ia merayakan dengan cara yang telah lama juga ia lakukan, berkarya dengan jujur dan penuh dengan keseketikaan. Karya Jimi yang berkarakter dan terlahir dengan kilau yang tak selalu gemerlap, namun tetap bersinar, meski melewati sebuah lara. 

“Kilauanlara” merupakan proyek solo perdana Jimi Multhazam, selaras dengan judul single lagunya. Seluruh rangkaian dari gelaran ini berjudul “Kilauanlara”. Termasuk, judul pameran, beserta karya-karya rupa dua dimensinya.

Proyek Solo ini menjadi medium untuk mengekspresikan sesuatu yang sepenuhnya miliknya. Jimmy seolah ingin merayakan 30 tahun berkarya yang terasa personal dan utuh. 

Secara lirik, aransemen , hingga estetika visual Jimi menumpahkan sesuai visinya pada Kilauanlara. Project ini merupakan solo project yang sebenarnya sudah dimulai sejak 2021, saat pandemi. Namun, karena kesibukan harus ditunda beberapa tahun. 

Awal dari rangkaian dari gelaran Kilauanlara bermula dari Jimmy ingin melakukan hearing session bersama Komunitas Debarbar di Jogja, dari situ ia berpikir untuk menampilkan artwork, ide ini bergulir hingga akhirnya justru dijadikan pameran dan screening film Dokumenter. 

Jadi, dalam pembukaan pameran tanggal 9 Juni, ada berbagai rangkaian yaitu membuka pameran, hearing session dan berbincang dengan Debarbar sekaligus merilis lagu Kilauanlara, pemutaran video musik dan film dokumenter Kilauanlara, dan ditutup dengan Live DJ Session. 

Lagu Kilauanlara, digarap Jimi dengan beberapa rekan baru, hal ini menarik perhatian Erliando Erick untuk mendokumengasikan keseluruhan proses dalam bentuk film dokumenter. Erliando Erick merupakan sutradara dan produssr lulusan IKJ.

Karya filmnya telah masuk nominasi Festival Film Indonesia (FFI). Lalu, video musik “Kilauanlara” digarap oleh Her Rachman, sineas yang telah lama bekerja bersama Jimi dalam proyek video The Upstairs dan MORFEM.

Berkolaborasi dengan D’art Management, Debabar, dan Bolo Space. Hari pembukaan pertama berlangsung ramai, para pecinta musik, dan seni rupa datang silih berganti sedari sore hingga malam hari. Agenda ini turut juga meramaikan lebaran seni di Jogja di awal bulan Juni.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.