analisis kadar kafein pada minuman kopi - News | Good News From Indonesia 2025

Analisis Kafein pada Kopi, Berapa Batas Kita Mengonsumsinya?

Analisis Kafein pada Kopi, Berapa Batas Kita Mengonsumsinya?
images info

Kopi menjadi salah satu minuman yang paling sering dikonsumsi oleh seluruh masyarakat dunia. Mulai dari anak muda hingga orang tua, banyak yang senang menghabiskan waktu menikmati secangkir kopi.

Minuman ini memang dikenal sebagai minuman yang sangat khas, baik dari aroma maupun rasa yang dihasilkan.

Menurut data InternationalCoffeeOrganization (ICO), tingkat konsumsi kopi di Indonesia mencapai 5 juta untuk kantong berukuran 60kg pada periode 2020/2021. Angka ini telah meningkat 4,04% dibandingkan pada periode sebelumnya (sebesar 4,81 juta kantong berukuran 60kg). Konsumsi kopi di Indonesia pada 2020/2021 pun menjadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Meningkatnya jumlah Konsumsi kopi di Indonesia membuat produsen kopi meningkatkan volume produksi kopi di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi kopi di Indonesia mencapai 794.800 ton pada 2022. Angka tersebut naik 1,10% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 786.191 ton.

Manfaat dan Dampak Negatif Kafein

Manfaat kopi tidak hanya untuk menghilangkan rasa kantuk, kelelahan, dan meningkatkan mood, tetapi juga kaya akan antioksidan. Jika dilihat dari sisi kesehatan, dampak baik kopi dapat mengurangi risiko penyakit batu empedu dan alzheimer. Namun, di sisi lain juga meningkatkan tekanan darah, kolesterol, kanker, dan penyakit lainnya.

Kopi Festival Indonesia Hadir di Medan, Pengalaman Ala Barista Hingga Atraksi Robot Memukau

Kopi banyak mengandung komponen kimia seperti kafein, asam klorogenat, trigonelin, karbohidrat, lemak, asam amino, asam organik, aroma volatile, dan mineral. Kandungan pada kopi yang paling banyak diketahui adalah kafein, yang mana berperan dalam memberikan cita rasa dan aroma pada biji kopi. 

Ditinjau dari sisi kesehatan, kafein bisa meningkatkan konsentrasi, mengurangi rasa kantuk, serta meningkatkan kemampuan fungsi kognitif.

Kafein juga memiliki efek farmakologis yang membuat ketergantungan pada tubuh manusia dengan dosis rendah kurang dari 400 mg, seperti meningkatkan kebahagiaan, ketenangan, dan ketenangan pikiran.

Dampak negatif kafein dalam kopi dapat menyebabkan kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan rutin.

Bisa juga membuat detak jantung yang tidak normal, sakit kepala, munculnya perasaan was-was dan cemas, tremor, gelisah, ingatan berkurang, insomnia, hingga kejang.

Badan Standardisasi Nasional (BSN) nomor 01-3542-2004 telah menetapkan standar untuk kadar kafein dalam kopi berkisar 0,45-2% b/b. Adapun, untuk batas maksimumnya, baik secara langsung maupun tercampur di dalam makanan atau minuman adalah 150 mg/hari atau 50 mg/sajian juga telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) nomor 01-7152-2006.

Cara Mengecek Kadar Kafein

Saat ini, banyak metode analisis kimia yang telah dikembangkan untuk mengetahui kadar kafein dalam kopi, yaitu metode titrasi iodometri, metode spektrofotometri dengan alat spektrofotometer UV-Vis, dan metode kromatografi GAS (GC) dan HPLC (HighPerformanceLiquidChromatography).

1. Metode Titrasi Iodometri

Titrasi iodometri adalah metode analisis volumetri yang dapat digunakan untuk menentukan kadar kafein dalam kopi. Metode titrasi iodometri banyak digunakan karena biayanya relatif murah, sederhana, dan tidak membutuhkan peralatan laboratorium yang rumit.

Meski sederhana, metode titrasi iodometri memiliki kelemahan, yakni memerlukan ketelitian dan kehati-hatian dari penganalisa. Selain itu, jika sampel berjumlah banyak, faktor kelelahan bisa menurunkan konsentrasi penganalisa sehingga dapat berakibat terjadinya kesalahan pengukuran.

Prediksi Pepeng untuk Indonesia 2045, Warung Kopi Akan Punya Kebun Sendiri

2. Metode Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah teknik yang umum digunakan untuk analisis kadar kafein dalam berbagai sampel termasuk kopi. Teknik spektrofotometri memanfaatkan interaksi antara sinar tampak pada gelombang elektromagnetik terhadap suatu materi dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis.

Metode spektrofotometri mempunyai kelebihan yaitu memiliki batas deteksi yang rendah, selektif, mempunyai ketelitian yang tinggi, serta analisis dapat dilakukan dengan cepat.

Namun, kelemahan spektrofotometer UV-Vis antara lain adalah perawatan yang rumit, perlu alat-alat pendukung, hingga dipengaruhi kondisi ruangan seperti suhu dan kelembaban.

3. Metode Kromatografi GAS

Kromatografi GAS merupakan metode analisis yang umum digunakan untuk mengukur kadar kafein, terutama dalam sampel yang mengandung komponen volatil. Kromatografi GAS merupakan metode yang dinamis dalam pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran.

4. Kromatografi HPLC (HighPerformanceLiquidChromatography)

Metode HPLC (HighPerformanceLiquidChromatography) adalah metode yang umum digunakan untuk analisis kuantitatif kadar kafein dalam berbagai sampel, termasuk kopi. Pengujian instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau HPLC (HighPerformanceLiquidChromatography) adalah suatu metode pemisahan senyawa dari suatu sampel berdasarkan perbedaan afinitas antara fasa diam dan fasa gerak.

Pentingnya analisis kadar kafein dalam kopi dengan berbagai metode ilmiah agar sesuai batas aman yang telah ditetapkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.