Indonesia Emas adalah gagasan dan visi pemerintah Indonesia dalam menatap usia ke-100 pada 2045 mendatang. Impian terbesarnya pada tahun tersebut Indonesia sudah menjadi negara maju di banyak bidang termasuk ekonomi.
Pemerintah percaya mimpi itu bisa tercapai jika memanfaatkan betul bonus demografi yang diprediksi terjadi dalam rentang tahun 2030-an. Dari faktor itu, penduduk usia produktif dinilai akan meningkat dan bisa berdampak dalam pembangunan Indonesia pada usia emas.
Masih hitungan puluhan tahun lagi untuk mencapai tahun emas itu, tapi berbagai prediksi entah baik atau pun buruk sudah banyak disuarakan banyaj insan. Salah satunya yang ikut memprediksi ialah Pepeng, pemilik Klinik Kopi, kedai kopi yang beken di Yogyakarta. Menurut Pepeng, pada tahun tersebut para pebisnis warung kopi dipastikan akan memiliki kebun sendiri. Apa alasannya ia bisa seyakin itu?
Warung Kopi Punya Kebun Sendiri
Pepeng meyakini kerja sama pemilik warung kopi dan petani kopi akan lebih cair dan lulas di masa depan. Dari situ, pemilik warung kopi bisa berlangganan dan berkolaborasi dengan petani demi menciptakan kopi yang khas.
Lain daripada itu, Pepeng malah lebih meyakini pemilik warung kopi bakal memiliki kebun kopi sendiri. Tren tersebut diyakini akan terjadi
“Menurutku warung kopi akan punya kebun sendiri. Beberapa temanku sudah punya kebun dewek, ngeprosesdewek” ucap Pepeng kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Pola konsumsi kopi orang Indonesia memang terbilang cukup tinggi. Menjamurnya penyedia kopi dalam bentuk bangunan maupun bergerak dari berbagai waralaba pun menjadi salah satu bukti minuman ini merasuk di hati banyak orang di tanah air ini.
Persaingan pun tercipta, terutama dalam memburu biji kopi pilihan. Mudahnya transaksi jual beli karena adanya internet tentu memudahkan perburuan tersebut walau akan tercipta pula saling tempur antarpebisnis warung kopi. Pepeng pun menilai kebun sendiri bisa menjadi solusi jitu pemilik warung kopi agar terhindar dari aksi saling berebut dan minimnya stok biji kopi olahan di pasaran.
“Kalau enggak gitu akan enggak kebagian kopi karena jumlah roastery banyak banget. Akan rebutan,” kata sosok pemilik nama asli Firmansyah itu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
