Di kaki Gunung Sindoro, takbir menggema bersahut angin pagi. Ribuan jemaah bersujud di bawah langit terbuka, merayakan Iduladha dalam pelukan alam Wonosobo yang megah.
Di sinilah iman dan alam menyatu dalam harmoni yang menyejukkan. Pagi itu, Jumat, 6 Juni 2025, ribuan jemaah berkumpul khusyuk melaksanakan salat di Lapangan Dusun Garung, Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Teladan Keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi inspirasi utama keikhlasan. Ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Ismail, keduanya menunjukkan ketaatan yang luar biasa.
Nabi Ibrahim bersedia melaksanakan perintah Allah meskipun berat sebagai seorang ayah, sementara Ismail menerima keputusan itu dengan lapang dada dan keyakinan pada hikmah Ilahi.
Dari kisah ini, kita belajar bahwa keikhlasan berarti menerima dan menjalani perintah Allah tanpa pamrih, sambil meyakini bahwa setiap ujian pasti membawa hikmah.
Berkah Iduladha, 1.500 Anak Yatim Makan Bergizi Bersama Kemenag RI di Masjid Istiqlal
Allah pun menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai bentuk rahmat-Nya. Keikhlasan seperti ini akan membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup.
Pelaksanaan Salat Iduladha di Wonosobo
Salat Iduladha di Wonosobo dimulai sejak pagi, biasanya pukul 06.00 WIB. Lapangan Garung menjadi lokasi utama mampu menampung ribuan jemaah.
Namun, antusiasme warga dan tamu dari berbagai daerah membuat jumlah peserta membeludak hingga puluhan ribu.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, S.Ag., turut hadir dan melaksanakan rangkaian ibadah dengan khusyuk, di tengah udara pegunungan yang sejuk dan pemandangan alam yang memanjakan mata.
Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa momen ini bukan sekadar bentuk penghambaan kepada Sang Pencipta, tetapi juga ungkapan syukur atas keindahan alam Wonosobo.
“Lapangan Garung mempersembahkan salah satu lanskap pegunungan terindah di dunia. Kini, tempat ini berkembang menjadi ikon wisata religi yang menarik perhatian hingga mancanegara,” ujar Afif.
Ia juga mengapresiasi semangat kebersamaan dan gotong royong dari berbagai pihak yang telah membuat pelaksanaan salat berlangsung aman, tertib, dan penuh makna.
Beliau berharap, momentum ini dapat semakin mempererat tali persaudaraan umat. Selain itu juga memperkenalkan Wonosobo sebagai daerah yang tidak hanya elok secara geografis, tetapi juga kaya nilai spiritual dan budaya.
Momen Unik yang Ramai di Media Sosial
Setelah salat, suasana ramai dan penuh semangat terekam di berbagai media sosial. Salah satunya, akun TikTok @shihab.my.id merekam momen saat pengeras suara mengumumkan nama-nama jemaah yang terpisah dari rombongan.
Mengapa Perayaan Iduladha di Arab Saudi Lebih Meriah Dibanding Indonesia?
Hal ini menunjukkan betapa luasnya antusiasme masyarakat dari berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Klaten, Bekasi, Bogor, hingga Semarang.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Pariwisata Lokal
Kegiatan ini tidak hanya mempererat solidaritas umat, tetapi juga membawa dampak positif bagi ekonomi dan promosi daerah. Homestay penuh, warung ramai, dan sektor pariwisata hidup.
Aktivitas tersebut menjadi potensi besar bagi pengembangan wisata religi berbasis alam. Selain itu, masyarakat terdorong untuk menjaga kebersihan, melestarikan lingkungan, dan mempertahankan tradisi lokal.
Sinergi antara nilai agama dan pelestarian budaya menjadi kekuatan utama yang perlu terus dijaga.
Momentum ini juga mencerminkan nilai-nilai luhur dalam wawasan Nusantara: kesadaran akan keberagaman, cinta tanah air, serta pentingnya menjaga hubungan yang selaras antara manusia, budaya, dan alam.
Semoga tradisi ini terus lestari, menjadi inspirasi, dan mempererat jalinan kebangsaan dari lereng gunung untuk seluruh Nusantara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News