Bagi pebulutangkis tunggal putra Denmark, Anders Antonsen, Istora Senayan adalah tempat yang istimewa. Sebab, para penggemar bulutangkis Indonesia dengan segala keriuhannya di sana telah memberi warna tersendiri.
Anders Antonsen dikenal senantiasa bermain penuh semangat saat berada di Istora Senayan, Jakarta. Itu pula yang membuatnya dijuluki "Istora Boy".
Baru-baru ini, Antonsen juga menorehkan pencapaian istimewa yang sekaligus mengukuhkan statusnya sebagai the real Istora Boy. Ia menjadi juara Kapal Api Indonesia Open 2025 setelah mengalahkan Chou Tien Chen 22-20, 21-14 dalam partai final yang digelar pada Minggu (8/6/2025).
Di hadapan ribuan penonton yang membuat Istora bergemuruh dengan teriakan serta tepukan balon, Antonsen beraksi menghadapi lawannya. Bagi mereka yang tidak terbiasa, bisa jadi riuhnya Istora membawa perasaan demam panggung. Namun itu agaknya tidak berlaku bagi atlet kelahiran Aarhus itu.
Alih-alih demam panggung, Antonsen justru mengaku senang dengan keriuhan Istora. Ia bisa merasakan betul bergairahnya para penggemar bulutangkis yang ada di Istora.
"Saya sudah sering bermain di sini. Saya sudah terbiasa dengan berisiknya. ini biasa jadi tempat yang liar untuk main bulutangkis. Itulah yang membuat main di sini jadi menyenangkan." ujar Antonsen.
Antonsen boleh jadi suka dengan Istora. Kendati demikian, meraih pencapaian tertinggi di sana jelas bukan hal mudah. Buktinya, ia baru bisa benar-benar menaklukkan Istora pada tahun 2025 ini.
Buah Perjuangan Sabar/Reza di Indonesia Open 2025: Hasil Terbaik meski Bukan Juara
Anders Antonsen Menaklukkan Istora Senayan
Sesuai apa yang dikatakannya, Antonsen memang sudah sering berlaga di Istora. Berdasarkan catatan di laman BWF, laga pertamanya di Istora terjadi dalam ajang Indonesia Open 2017. Menariknya, ia saat itu juga berhadapan dengan Chou Tien Chen dan menelan kekalahan di babak 16 besar.
Hanya saja, menaklukkan Istora dengan meraih gelar juara Indonesia Open selaku turnamen berlevel Super 1000 bukan hal mudah bagi Antonsen. Dua kali masuk final, semuanya berakhir dengan kekalahan.
Keberhasilan menjadi juara di Indonesia Open 2025 akhirnya mengukuhkannya sebagai Istora Boy yang sesungguhnya. Apalagi, ia sebelumnya juga sudah 2 kali juara turnamen Super 500 yang juga dihelat di Istora, yakni Indonesia Master.
Antonsen mengakui bahwa bermain di Istora memang tidak mudah. Meski demikian, ia menikmati betul setiap laga di sana hingga akhirnya bisa benar-benar menjadi Istora Boy.
"Ada banyak faktor yang mesti dipikirkan saat main bulutangkis sehingga (main di Istora) jadi sulit, tapi sekaligus sangat menyenangkan. eperti yang sudah saya katakan, terima kasih kepada penggemar Indonesia. Datang ke sini selalu jadi hal spesial bagi saya." katanya.
Uggi Tenitei Kaiya, Mahasiswi Fikom Unpad Raih Best of the Best Kumite di UPI Karate Cup V 2025
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News