Di tengah gejolak isu patriarki yang cukup kuat di Indonesia yang telah disuarakan oleh berbagai komunitas dan aktivis perempuan di Indonesia pada International Woman Day (IWD) di tanggal 9 Maret yang lalu dengan melakukan parade dan aksi damai, perjuangan tersebut cukup membuahkan hasil yang positif.
Per Mei 2025, BPS resmi merilis Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia menurun di angka 0,421, menandai penurunan yang cukup signifikan dalam 5 tahun terakhir. Hal Ini merupakan salah satu indikator kemajuan dalam upaya kesetaraan gender, hal ini didorong oleh perbaikan di semua dimensi, terutama pada dimensi pasar tenaga kerja.
Di bidang kesehatan reproduksi(ditandai dengan adanya penurunan angka kematian ibu melahirkan, sumber: Kementrian Kesehatan), Indonesia berhasil menekan risiko yang selama ini menjadi tantangan yang cukup besar bagi para perempuan, hal ini menandai kemajuan penting dalam upaya menjaga kualitas hidup dan kesejahteraan perempuan sejak usia dini.
Sementara itu, peningkatan signifikan dalam dimensi pemberdayaan menegaskan bahwa perempuan Indonesia kini memiliki akses yang lebih setara terhadap akses ke pendidikan tinggi dan mulai menunjukkan peran aktif dalam ruang-ruang pengambilan keputusan, termasuk di ranah politik.
Tidak kalah penting, dimensi pasar tenaga kerja juga mencatat kemajuan yang membanggakan. Kesetaraan partisipasi antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja semakin membaik, mengindikasikan bahwa perempuan kini tidak hanya hadir, tetapi juga berdaya dalam aktivitas ekonomi produktif. Ini bukan hanya pencapaian angka, tetapi juga cerminan dari transformasi sosial yang semakin inklusif dan progresif di seluruh Indonesia.
Masalah Sosial yang Masih Menghantui Kesetaraan Gender
Di beberapa daerah, terutama di wilayah pedesaan atau wilayah tertinggal, anak perempuan masih mengalami hambatan untuk melanjutkan pendidikan, baik karena faktor budaya, ekonomi, atau pernikahan dini.
Selain itu, perempuan masih cukup sering menghadapi kesenjangan upah (gender pay gap), keterbatasan akses pada posisi kepemimpinan, serta diskriminasi dalam proses rekrutmen dan promosi kerja yang disebabkan oleh norma patriarkal yang masih mengakar dalam masyarakat membuat perempuan dibatasi dalam peran sosial dan keputusan hidup.
Masalah sosial yang paling sering dialami oleh mayoritas kaum perempuan di Indonesia adalah perempuan kerap harus membagi waktu antara pekerjaan profesional dan tanggung jawab domestik seperti mengurus rumah tangga dan anak, hal ini sering terjadi tanpa adanya dukungan yang seimbang dari anggota rumah tangga lainnya.
Solusi Dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender
Dalam mengawal kemajuan kesetaraan gender ini, masyarakat dan pemerintah juga diharapkan untuk turut mengambil bagian untuk menciptakan equality of opportunity. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu ketimpangan gender di Indonesia adalah langkah awal yang sangat penting dalam mendorong perubahan nyata.
Ketika masyarakat memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan yang dihadapi perempuan baik dalam akses pendidikan, kesehatan, partisipasi politik, hingga peluang ekonomi maka tercipta ruang dialog yang lebih terbuka dan inklusif.
Salah satu cara efektif untuk membangun kesadaran ini adalah melalui penyebaran informasi yang positif dan membangun, seperti berita inspiratif, artikel edukatif, video dokumenter, serta kampanye publik yang menyoroti realitas ketimpangan dan pentingnya kesetaraan gender di berbagai sektor kehidupan.
Lebih jauh, penting untuk menekankan konsep equality of opportunity atau kesetaraan kesempatan. Ini berarti setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, latar belakang sosial, atau kondisi ekonomi, memiliki peluang yang sama untuk berkembang, berpartisipasi, dan meraih keberhasilan dalam hidupnya.
Dalam konteks ketimpangan gender, equality of opportunity menjadi fondasi utama untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, pekerjaan layak, dan ruang kepemimpinan.
Ketika kesempatan yang setara tersedia bagi semua, kita tidak hanya memberdayakan perempuan, tetapi juga memperkuat tatanan sosial dan ekonomi bangsa secara keseluruhan.
Dengan dorongan kesadaran dan komitmen kolektif, Indonesia semakin dekat pada visi pembangunan yang berkeadilan gender, di mana potensi seluruh penduduknya dapat berkembang secara merata dan berkelanjutan dan Indonesia akan memiliki potensi besar untuk menjadi contoh bagi negara lain dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News