7 kuliner khas lebaran di sulsel citarasa bikin rindu kampung halaman - News | Good News From Indonesia 2025

7 Kuliner Khas Lebaran di Sulsel, Cita Rasa Bikin Rindu Kampung Halaman

7 Kuliner Khas Lebaran di Sulsel, Cita Rasa Bikin Rindu Kampung Halaman
images info

Lebaran selalu menjadi momen istimewa, terlebih bagi masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) yang kaya akan tradisi dan kuliner khas. Tak hanya nuansa kekeluargaan dan silaturahmi yang kental, perayaan lebaran di Sulsel juga selalu diramaikan dengan sajian atau hidangan lokal yang menggugah selera.

Bagi perantau Bugis-Makassar, aroma dan rasa masakan Lebaran di kampung halaman adalah sesuatu yang tak tergantikan. Cita rasanya yang otentik tidak hanya mengenyangkan, tapi juga sukses membangkitkan kenangan indah berkumpul bersama keluarga.

Berikut ini tujuh kuliner khas Lebaran yang selalu menghiasi meja makan keluarga di Sulsel. Dari yang gurih hingga manis, semua punya cerita dan cita rasa yang menggoda, membuat siapa pun yang mencicipi pasti terkenang akan rumah.

1. Coto Makassar

Coto Makassar seakan menjadi ikon kuliner Sulsel yang tak pernah absen saat momen Lebaran. Memang tak hanya hadir saat Lebaran, tetapi hidangan ini sering menjadi menu utama di meja makan keluarga saat Hari Raya.

Terbuat dari daging dan jeroan sapi yang dimasak dalam kuah rempah berbasis kacang tanah, makanan ini menciptakan rasa gurih dan aroma khas yang menggugah selera. Biasanya disajikan dengan burasa atau ketupat, Coto Makassar jadi menu favorit lintas generasi di banyak rumah tangga saat Hari Raya tiba.

2. Burasa

Burasa atau buras adalah makanan sejenis ketupat, berbahan dasar beras yang dimasak dengan santan dan dibungkus daun pisang. Rasanya gurih dan teksturnya padat tapi lembut. Burasa merupakan sajian wajib saat Hari Raya. Hidangan ini tak hanya menjadi pelengkap ideal untuk menu berkuah seperti coto dan konro, tapi juga cocok dipadukan dengan aneka lauk khas Lebaran lainnya.

Saat Lebaran, burasa biasanya dibuat dalam jumlah banyak. Proses pembuatannya yang cukup rumit menjadikan burasa sebagai simbol kerja sama keluarga menjelang Hari Raya.

3. Konro

Konro adalah sup iga sapi khas Makassar yang terkenal dengan kuah pekat dari kluwak dan rempah pilihan. Daging iganya empuk dan kaya rasa, cocok disantap saat keluarga besar berkumpul.

Konro bisa disajikan dalam bentuk berkuah (sup konro) atau dibakar (konro bakar), keduanya sama-sama menggoda. Tak heran jika menu ini selalu menjadi andalan pada momen Lebaran di Sulsel, terutama saat Iduladha.

4. Nasu Likku

Nasu Likku adalah hidangan ayam khas Bugis yang kerap disajikan saat momen spesial, termasuk Lebaran. Terbuat dari ayam kampung yang dimasak dengan campuran rempah yang didominasi lengkuas.

Proses memasaknya cukup lama hingga bumbu benar-benar meresap ke dalam daging ayam. Hasil akhirnya adalah sajian berkuah kental berwarna kekuningan dengan cita rasa yang khas.

Hidangan ini biasa disajikan bersama burasa atau nasi putih hangat. Karena rasanya nikmat dan teksturnya lembut, Nasu Likku sering menjadi favorit tamu saat Lebaran. Lebih dari sekadar makanan, menu ini mencerminkan kekayaan budaya kuliner masyarakat Bugis yang senantiasa menjaga warisan resep turun-temurun.

5. Nasu Palekko

Kuliner khas Bugis dari daerah Sidrap ini terbuat dari daging bebek yang dimasak dengan bumbu cabai rawit, bawang, dan rempah pedas lainnya. Ciri khasnya yaitu rasa pedasnya yang nampol, cocok untuk penggemar makanan beraroma kuat. Biasanya disajikan dengan nasi putih atau burasa sebagai pelengkap.

Meski cukup menantang bagi sebagian orang, Nasu Palekko tetap jadi primadona di meja makan Lebaran, terutama bagi para pecinta makanan pedas.

6. Bolu Peca

Bolu Peca adalah kue tradisional khas Bugis yang biasa disajikan saat momen-momen penting, termasuk Hari Raya. Kue ini berbahan telur, gula merah, dan tepung, yang dikukus hingga matang. Teksturnya padat namun lembut, dengan rasa manis legit yang pas sebagai pencuci mulut.

Bolu Peca memiliki makna simbolik dalam budaya Bugis sebagai lambang kehangatan dan manisnya kebersamaan keluarga.

7. Tape

Tape ketan hitam menjadi sajian penutup yang menyegarkan saat Lebaran. Dibuat dari ketan hitam yang difermentasi dengan ragi, tape ini memiliki rasa manis-asam dan aroma khas hasil fermentasi alami.

Biasanya disajikan dalam mangkuk kecil atau daun pisang, tape ketan hitam cocok disantap dingin, terutama setelah menyantap menu olahan daging yang berkalori.

Setiap sajian khas Lebaran di Sulsel bukan sekadar makanan, melainkan warisan rasa yang menyatukan keluarga dan membangkitkan rindu pada kampung halaman. Mulai dari nikmatnya Coto dipadukan Burasa, pedasnya Nasu Palekko, hingga manisnya Bolu Peca dan Tape Ketan, semua menghadirkan cinta dan kebersamaan.

Bagi para perantau, sekadar mencicipi makanan ini bisa menjadi pengobat rindu yang ampuh. Mengenang aroma dan sensasi saat menyantapnya adalah cara lain untuk pulang, walau hanya lewat rasa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.