kota pematangsiantar meraih peringkat 5 dalam ikt 2024 cermin toleransi keberagaman - News | Good News From Indonesia 2025

Kota Pematangsiantar Meraih Peringkat 5 dalam IKT 2024, Cermin Toleransi Keberagaman

Kota Pematangsiantar Meraih Peringkat 5 dalam IKT 2024, Cermin Toleransi Keberagaman
images info

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dihadapkan pada tantangan dalam menjaga ruang sosial yang inklusif. sebuah kabar menggembirakan datang dari Kota Pematangsiantar, kota yang selama ini jarang menjadi sorotan dalam diskursus nasional.

Kota Pematangsiantar kembali menegaskan reputasinya sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia. Prestasi ini tercermin dari hasil kajian yang dilakukan oleh SETARA Institute sepanjang tahun 2024.

Dalam laporan tersebut, Kota Pematangsiantar mengalami lonjakan signifikan dalam peringkat indeks toleransi. Dari posisi sebelumnya di peringkat ke-11, kini kota ini berhasil menembus 5 besar kota paling toleran secara nasional.

Kota ini berada di wilayah dataran tinggi Sumatra Utara dan dikenal memiliki sejarah panjang dalam keragaman etnis dan budaya. Baru-baru ini, Pematangsiantar meraih posisi kelima dalam Indeks Kota Toleran (IKT) Tahun 2024 yang dirilis oleh Setara Institute. Pengakuan tersebut bukan sekadar prestasi administratif, melainkan mencerminkan komitmen nyata terhadap kehidupan bersama yang harmonis.

Mengapa Motor Bekas Perang Belanda Ini Jadi Simbol Warga Pematang Siantar?

Menariknya, kota ini bukanlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Yogyakarta yang sering dianggap sebagai pusat dinamika demokrasi dan keberagaman. Justru dari kota kecil inilah kita dapat menyaksikan praktik pluralisme yang tumbuh secara organik.

Kehidupan lintas agama dan budaya di sana berlangsung dalam keseharian warga yang saling menghormati dan bekerja sama. Hal ini mencerminkan suatu bentuk toleransi yang bersumber dari relasi sosial yang otentik, bukan sekadar simbolik.

Di tengah dominasi kota metropolitan sebagai contoh keberagaman, Pematangsiantar menjadi alternatif naratif yang tak kalah relevan. Ia mengajarkan kepada kita bahwa toleransi dapat terwujud di mana pun, selama ada kemauan bersama untuk menjaga ruang hidup yang adil dan setara bagi semua.

Apa Itu IKT dan Mengapa Penting?

Indeks Kota Toleran (IKT) adalah suatu mekanisme penilaian tahunan yang dikembangkan oleh SETARA Institute sejak tahun 2015. Pemeringkatan ini dilakukan terhadap 94 kota di Indonesia dengan menggunakan kombinasi indikator kualitatif dan kuantitatif.

Fokus utama dari penilaian ini adalah sejauh mana regulasi daerah menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi seluruh warga. Selain itu, perhatian juga diberikan pada respons konkret pemerintah kota terhadap konflik sosial yang mengandung unsur intoleransi.

Dalam studi Indeks Kota Toleran (IKT) 2024, SETARA Institute mengoperasionalisasikan konsep toleransi ke dalam empat variabel utama, yakni: regulasi pemerintah kota, regulasi sosial, tindakan pemerintah, dan demografi sosio keagamaan.

Masing-masing dijabarkan ke dalam 8 indikator terukur. Dengan penyesuaian pada indikator kedua melalui penambahan sub-indikator. Ini untuk membedakan antara kebijakan promotif dan diskriminatif guna memperkuat legitimasi hukum daerah serta komitmen politik dan birokrasi dalam mewujudkan kota yang inklusif.

Data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara komprehensif dari berbagai sumber resmi, termasuk dokumen pemerintah, data BPS, Komnas Perempuan, referensi media kredibel, serta melalui kuesioner penilaian mandiri. Adapun data tersebut disebarkan ke seluruh pemerintah kota sebagai bentuk penguatan validitas data lapangan.

Mengingat pengaruh indikator yang bervariasi di setiap wilayah, metode pembobotan dilakukan secara proporsional terhadap 8 indikator. Kisaran persentasenya sudah ditentukan.

Penilaian yang tinggi dalam IKT dapat memperkuat citra kota sebagai wilayah yang aman, stabil, dan ramah terhadap keberagaman, sehingga menarik bagi warga maupun investor.

Di sisi lain, IKT juga menjadi alat advokasi yang efektif bagi masyarakat sipil dalam mengampanyekan nilai-nilai toleransi secara lebih terstruktur dan berbasis data.

6 Oleh-oleh Khas Pematang Siantar, Ada Roti Legendaris!

Dengan demikian, indeks ini tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur statistik, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial ke arah yang lebih inklusif dan berkeadaban.

Dalam konteks masyarakat yang semakin majemuk, membangun kota yang toleran merupakan fondasi penting bagi terwujudnya perdamaian dan keadilan sosial yang berkelanjutan.

Pencapaian Kota Pematangsiantar dalam IKT 2024

Kota Pematangsiantar menunjukkan dinamika yang menarik dalam Indeks Kota Toleran (IKT) 2024, dengan menjadi satu-satunya entitas baru yang berhasil menembus peringkat 10 besar nasional dan naik signifikan dari posisi ke-11.

Lonjakan ini tidak lepas dari peran strategis kepemimpinan politik yang secara aktif mendorong terbentuknya ekosistem sosial yang toleran dan inklusif. Di mana pada gilirannya turut memobilisasi dukungan dari aparatur birokrasi dan elemen masyarakat sipil di tingkat lokal.

Pengakuan Nasional dan Tantangan Selanjutnya

Penghargaan Indeks Kota Toleran (IKT) 2024 diserahkan secara langsung kepada Wali Kota Pematangsiantar pada acara peluncuran nasional yang berlangsung di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Pematangsiantar.

Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menjaga konsistensi kebijakan yang sudah berjalan dan terus memperbaiki strategi agar capaian ini dapat ditingkatkan lagi. Selain itu, penguatan kapasitas birokrasi yang mampu merespon isu-isu sosial terkait toleransi menjadi hal yang sangat penting.

Partisipasi aktif masyarakat juga harus terus didorong agar harmonisasi sosial tetap terjaga secara berkelanjutan. Dengan demikian, pencapaian ini harus dijadikan pijakan untuk membangun kota yang lebih inklusif dan damai di masa mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.