Hari Raya Waisak merupakan salah satu perayaan keagamaan terpenting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Dilansir dari laman kemenag.go.id Momen ini memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yakni kelahirannya, pencapaian pencerahan sempurna, serta wafatnya menuju Parinibbana.
Biasanya, Waisak dirayakan saat bulan purnama di bulan Waisak (Vesakha), yang menurut kalender Masehi jatuh sekitar bulan Mei.
Asal-usul dan Sejarah Hari Raya Waisak
Waisak, atau lebih lengkap disebut sebagai Hari Trisuci Waisak, menandai tiga peristiwa suci yang diyakini terjadi pada hari yang sama:
1. Kelahiran Siddhartha Gautama
Pada tahun 623 SM, Siddhartha Gautama lahir di Taman Lumbini, wilayah yang kini berada di Nepal. Sebagai putra Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya, kelahirannya disambut dengan penuh sukacita, karena diyakini kelahiran tersebut membawa harapan besar untuk membawa pencerahan bagi umat manusia.
2. Pencerahan di Bodh Gaya
Di usia 35 tahun, Siddhartha Gautama berhasil mencapai pencerahan sempurna di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India. Sejak saat itu, beliau dikenal sebagai Buddha, "Yang Tercerahkan," dan mulai mengajarkan Dharma atau jalan menuju kebebasan dari penderitaan.
3. Wafatnya dan Pencapaian Parinibbana
Buddha wafat pada usia 80 tahun di Kusinara, India. Wafatnya dianggap sebagai pencapaian Parinibbana, yaitu kebebasan sejati dari siklus kelahiran, kematian, dan penderitaan.
Karena ketiga peristiwa tersebut terjadi pada waktu yang sama dalam kalender lunar, Waisak menjadi hari suci yang sangat bermakna bagi seluruh umat Buddha di dunia.
Tradisi Perayaan Waisak di Indonesia
Di Indonesia, Hari Raya Waisak dirayakan dengan beragam kegiatan religius yang penuh makna. Sebagian besar upacara dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, namun perayaan juga berlangsung di vihara-vihara di seluruh Nusantara.
Beberapa tradisi yang biasa dilakukan antara lain:
*Pengambilan Air Berkah
Air suci diambil dari sumber mata air Umbul Jumprit di Temanggung. Air ini melambangkan kemurnian dan digunakan dalam berbagai ritual Waisak.
*Pengambilan Api Dharma
Api abadi diambil dari Mrapen, Grobogan, sebagai simbol semangat Dharma yang tak pernah padam.
*Prosesi Waisak
Ribuan umat Buddha berjalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, membawa api dan air suci. Prosesi ini mencerminkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.
*Meditasi dan Kebaktian
Di Candi Borobudur dan berbagai vihara, umat Buddha melakukan meditasi, pembacaan paritta (doa-doa suci), dan kebaktian untuk merenungkan ajaran Buddha.
*Pindapata
Biksu dan samanera berjalan berkeliling untuk menerima dana makanan dari masyarakat. Tradisi ini mengajarkan tentang kemurahan hati dan pengendalian diri.
Makna Waisak dalam Kehidupan
Hari raya Waisak mengajarkan banyak nilai luhur yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui peringatan ini, umat Buddha diingatkan kembali akan pentingnya menjalankan ajaran Dharma dalam setiap aspek kehidupan.
Beberapa nilai utama yang ditekankan antara lain:
*Refleksi Diri dan Pemurnian Batin
Waisak menjadi saat yang tepat untuk merenungkan perbuatan, ucapan, dan pikiran yang telah dilakukan sepanjang tahun. Melalui perenungan ini, diharapkan tercapai pemurnian batin dan peningkatan kualitas moral.
*Pengembangan Cinta Kasih dan Welas Asih
Ajaran Buddha menekankan pentingnya mengembangkan cinta kasih tanpa batas dan belas kasihan terhadap semua makhluk hidup, tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang.
*Pengamalan Sila, Samadhi, dan Panna
Melatih sila (moralitas), samadhi (konsentrasi), dan panna (kebijaksanaan) dianggap sebagai jalan utama untuk mencapai kebahagiaan sejati dan pembebasan.
*Kebersamaan dan Harmoni Sosial
Waisak juga menjadi ajang untuk mempererat persaudaraan dan toleransi antarumat beragama. Banyak masyarakat non-Buddha yang turut serta dalam prosesi atau memberi dukungan dalam pelaksanaan perayaan.
Nilai-nilai yang diajarkan melalui peringatan Hari Waisak bersifat universal. Ajaran tentang kedamaian, pengendalian diri, kebijaksanaan, serta kasih sayang tidak hanya penting bagi umat Buddha, tetapi juga bagi seluruh umat manusia.
Dalam dunia yang kerap dipenuhi konflik dan ketidakpastian, pesan-pesan Buddha menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan dunia yang lebih harmonis.
Melalui perayaan Waisak, diharapkan semakin banyak individu yang tergerak untuk menjalani hidup yang lebih sadar, penuh kasih, dan bermanfaat bagi sesama.
Semangat Waisak membawa pesan bahwa pencerahan dan kedamaian tidak hanya sebuah tujuan, tetapi juga perjalanan hidup yang harus ditempuh dengan kesabaran, pengertian, dan komitmen kuat terhadap nilai-nilai kebaikan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News