kilau makna waisak menyelami tiga peristiwa suci dalam kehidupan sang buddha - News | Good News From Indonesia 2025

Kilau Makna Waisak: Menyelami Tiga Peristiwa Suci dalam Kehidupan Sang Buddha

Kilau Makna Waisak: Menyelami Tiga Peristiwa Suci dalam Kehidupan Sang Buddha
images info

Hari Raya Waisak merupakan salah satu perayaan keagamaan terpenting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Dilansir dari laman kemenag.go.id Momen ini memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yakni kelahirannya, pencapaian pencerahan sempurna, serta wafatnya menuju Parinibbana.

Biasanya, Waisak dirayakan saat bulan purnama di bulan Waisak (Vesakha), yang menurut kalender Masehi jatuh sekitar bulan Mei.

Asal-usul dan Sejarah Hari Raya Waisak

Waisak, atau lebih lengkap disebut sebagai Hari Trisuci Waisak, menandai tiga peristiwa suci yang diyakini terjadi pada hari yang sama:

1. Kelahiran Siddhartha Gautama

Pada tahun 623 SM, Siddhartha Gautama lahir di Taman Lumbini, wilayah yang kini berada di Nepal. Sebagai putra Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya, kelahirannya disambut dengan penuh sukacita, karena diyakini kelahiran tersebut membawa harapan besar untuk membawa pencerahan bagi umat manusia.

2. Pencerahan di Bodh Gaya

Di usia 35 tahun, Siddhartha Gautama berhasil mencapai pencerahan sempurna di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India. Sejak saat itu, beliau dikenal sebagai Buddha, "Yang Tercerahkan," dan mulai mengajarkan Dharma atau jalan menuju kebebasan dari penderitaan.

3. Wafatnya dan Pencapaian Parinibbana

Buddha wafat pada usia 80 tahun di Kusinara, India. Wafatnya dianggap sebagai pencapaian Parinibbana, yaitu kebebasan sejati dari siklus kelahiran, kematian, dan penderitaan.

Karena ketiga peristiwa tersebut terjadi pada waktu yang sama dalam kalender lunar, Waisak menjadi hari suci yang sangat bermakna bagi seluruh umat Buddha di dunia.

Tradisi Perayaan Waisak di Indonesia

Di Indonesia, Hari Raya Waisak dirayakan dengan beragam kegiatan religius yang penuh makna. Sebagian besar upacara dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, namun perayaan juga berlangsung di vihara-vihara di seluruh Nusantara.

Beberapa tradisi yang biasa dilakukan antara lain:

*Pengambilan Air Berkah

Air suci diambil dari sumber mata air Umbul Jumprit di Temanggung. Air ini melambangkan kemurnian dan digunakan dalam berbagai ritual Waisak.

*Pengambilan Api Dharma

Api abadi diambil dari Mrapen, Grobogan, sebagai simbol semangat Dharma yang tak pernah padam.

*Prosesi Waisak

Ribuan umat Buddha berjalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, membawa api dan air suci. Prosesi ini mencerminkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.

*Meditasi dan Kebaktian

Di Candi Borobudur dan berbagai vihara, umat Buddha melakukan meditasi, pembacaan paritta (doa-doa suci), dan kebaktian untuk merenungkan ajaran Buddha.

*Pindapata

Biksu dan samanera berjalan berkeliling untuk menerima dana makanan dari masyarakat. Tradisi ini mengajarkan tentang kemurahan hati dan pengendalian diri.

Makna Waisak dalam Kehidupan

Hari raya Waisak mengajarkan banyak nilai luhur yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui peringatan ini, umat Buddha diingatkan kembali akan pentingnya menjalankan ajaran Dharma dalam setiap aspek kehidupan.

Beberapa nilai utama yang ditekankan antara lain:

*Refleksi Diri dan Pemurnian Batin

Waisak menjadi saat yang tepat untuk merenungkan perbuatan, ucapan, dan pikiran yang telah dilakukan sepanjang tahun. Melalui perenungan ini, diharapkan tercapai pemurnian batin dan peningkatan kualitas moral.

*Pengembangan Cinta Kasih dan Welas Asih

Ajaran Buddha menekankan pentingnya mengembangkan cinta kasih tanpa batas dan belas kasihan terhadap semua makhluk hidup, tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang.

*Pengamalan Sila, Samadhi, dan Panna

Melatih sila (moralitas), samadhi (konsentrasi), dan panna (kebijaksanaan) dianggap sebagai jalan utama untuk mencapai kebahagiaan sejati dan pembebasan.

*Kebersamaan dan Harmoni Sosial

Waisak juga menjadi ajang untuk mempererat persaudaraan dan toleransi antarumat beragama. Banyak masyarakat non-Buddha yang turut serta dalam prosesi atau memberi dukungan dalam pelaksanaan perayaan.

Nilai-nilai yang diajarkan melalui peringatan Hari Waisak bersifat universal. Ajaran tentang kedamaian, pengendalian diri, kebijaksanaan, serta kasih sayang tidak hanya penting bagi umat Buddha, tetapi juga bagi seluruh umat manusia.

Dalam dunia yang kerap dipenuhi konflik dan ketidakpastian, pesan-pesan Buddha menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan dunia yang lebih harmonis.

Melalui perayaan Waisak, diharapkan semakin banyak individu yang tergerak untuk menjalani hidup yang lebih sadar, penuh kasih, dan bermanfaat bagi sesama.

Semangat Waisak membawa pesan bahwa pencerahan dan kedamaian tidak hanya sebuah tujuan, tetapi juga perjalanan hidup yang harus ditempuh dengan kesabaran, pengertian, dan komitmen kuat terhadap nilai-nilai kebaikan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.