Sekolah Dasar (SD) di Sentani, Jayapura, mengambil langkah inovatif untuk mendorong pemenuhan gizi siswa melalui program kebun sayur.
Kebun yang dikelola oleh wali kelas bersama siswa ini merupakan bagian dari intervensi Wahana Visi Indonesia, sebuah lembaga nirlaba yang fokus pada kesejahteraan anak.
Sejak dimulai pada 2023, program ini telah menghasilkan 90 polybag berisi berbagai jenis sayuran seperti kangkung, pakcoy, sawi putih, cabai, serta rempah-rempah seperti jahe dan kunyit.
Setiap siswa dari kelas 2, 3, dan 4 bertanggung jawab merawat tiga polybag. Hasil panennya dapat dibawa pulang untuk dimasak di rumah, memberikan manfaat gizi langsung bagi keluarga.
Proses penanaman dilakukan secara organik dengan pupuk kandang yang didapat dari peternakan ayam di dekat sekolah. Selain mendukung ketahanan pangan, program ini juga mengajarkan siswa tentang pentingnya pertanian berkelanjutan.
Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa
Mam Bata, salah satu guru yang menjadi penggerak kebun gizi, memiliki latar belakang sebagai petani di waktu luangnya. Ia membagikan keahliannya kepada siswa dengan penuh kesabaran.
“Kalian menanam tidak bisa langsung jadi, tapi harus dirawat seperti saya mendidik kalian. Kalian datang pagi harus disiram, tanah digembur-gemburkan,” kata Mam Bata menirukan dirinya saat memotivasi anak-anak kepada GNFI (26/5/2025).
Menurut Mam Bata, kegiatan menanam sayur tidak hanya sekadar praktik bercocok tanam, tetapi juga membentuk karakter siswa. Perubahan sikap ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui interaksi langsung dengan alam.
“Sejak ada kebun gizi, anak-anak menjadi lebih fokus dan peduli terhadap lingkungan karena mereka terbiasa merawat tanaman setiap hari,” jelasnya.
Baca juga The Miracle Tree, Cek Kandungan Gizi Daun Kelor yang Disebut Jadi Opsi Pengganti Susu
Dukungan Orang Tua dan Kepala Sekolah
Program kebun gizi ini mendapat apresiasi dari orang tua siswa. Beberapa bahkan terinspirasi untuk menanam sayur di rumah menggunakan polybag.
Dukungan juga datang dari Kepala Sekolah, Jhon, yang melihat program ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan gizi anak melalui edukasi.
“Pemenuhan gizi harus disertai pemahaman, dan proses menanam sayur kemudian mengonsumsinya di rumah adalah cara efektif untuk menanamkan kesadaran itu,” ujar Jhon.
Selain itu, ia memiliki visi jangka panjang agar kebun gizi dapat memberikan nilai ekonomi bagi guru. Saat ini, hasil panen sudah membantu mengurangi pengeluaran harian guru untuk membeli sayuran.
Kantin Sehat sebagai Pendukung Gizi Anak
Selain kebun gizi, sekolah ini juga memiliki kantin sehat yang telah beroperasi sejak 1994. Berbeda dengan kantin umum yang menjual makanan kemasan berpengawet, kantin ini menyediakan camilan sehat seperti kentang goreng, manisan buah, kacang, ayam krispi, dan es jeruk murni. Makanan dan minuman diolah langsung oleh penjaga kantin dan guru, menjamin kualitas dan kebersihannya.
Meskipun SD ini berafiliasi Kristen, sekolah memastikan bahwa semua makanan yang dijual halal sehingga dapat dinikmati oleh seluruh siswa, termasuk yang beragama Islam. Kebijakan ini mencerminkan komitmen sekolah dalam menciptakan lingkungan inklusif yang mendukung kesehatan semua anak.
Baca juga Bahan Pangan Lokal Bisa Jadi Solusi Pemenuhan Gizi Anak dengan Maksimal
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
