Kawan GNFI, apakah Kawan tahu atau pernah mendengar tentang suku di Indonesia yang bermata biru? Unik sekali-kan? Apabila belum tahu, yuk, simak penjelasannya!
Pulau Buton, yang terletak di Sulawesi Tenggara memiliki berbagai daya tarik yang tidak hanya mencakup keindahan alam yang menakjubkan tetapi juga keunikan genetik warganya. Di antara panorama hijau dan samudera yang luas, terdapat ciri khas menarik dari suku Buton, yaitu beberapa penduduknya memiliki mata biru yang unik.
Fenomena mata biru secara genetik bukan hanya sekadar mitos, melainkan sebuah kenyataan ilmiah yang memicu rasa ingin tahu serta kekaguman terhadap keistimewaannya.
Suku Buton menjadi salah satu dari banyak suku yang ada di Indonesia yang memiliki individu bermata biru. Mereka dapat ditemukan di pulau Siompu, yang dapat diakses melalui perjalanan laut dari Kendari menuju Kota Baubau menggunakan feri selama enam jam, dilanjutkan dengan perjalanan cepat menggunakan kapal selama empat puluh menit ke pulau Siompu.
Asal Mula Mata Biru, Antara Mitos dan Sains
Ciri fisik masyarakat Buton tidak hanya terletak pada mata biru mereka yang berkilau, tetapi juga mencakup hidung mancung dan warna kulit yang cerah mirip dengan orang Eropa. Fenomena ini memiliki keterkaitan dengan sejarah penjelajahan rempah-rempah di Nusantara pada abad ke-16.
Misteri mengenai mata biru ini pertama kali dijelaskan oleh La Ode Yusrie, seorang peneliti dari lembaga Summer Institute of Linguistics (SIL) pada tahun 2016, saat ia melakukan penelitian tentang dialek lokal yang unik di Siompu Timur.
Penemuan Yusrie mengungkapkan bahwa asal mula mata biru di suku Buton terkait dengan seorang pria berkebangsaan Portugis bernama Pitter, yang menikahi Wa Ode Kambaraguna, putri dari Raja Siompu II.
Anak mereka, La Ode Raindabula, menjadi generasi pertama yang memiliki mata biru di pulau Siompu, di mana hal ini menunjukkan adanya jejak genetik dari percampuran antara suku bangsa Portugis dan Nusantara.
Kemunculan mata berwarna biru pada beberapa anggota masyarakat Buton sering kali dihubungkan dengan berbagai teori. Beberapa orang mengaitkan hal ini dengan kemungkinan jejak keturunan dari bangsa asing yang pernah tinggal dan berinteraksi di wilayah tersebut, tetapi hal ini memang masih diperlukan bukti genetik yang lebih meyakinkan untuk mendukungnya.
Di sisi lain, keberadaan mata biru di suku Buton kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi genetik langka bernama sindrom Waardenburg. Kondisi ini menyebabkan adanya perbedaan pigmen, yang dapat terlihat dari iris mata, rambut, dan kulit, dan seringkali juga terkait dengan masalah pendengaran.
Sindrom ini dapat menghasilkan iris mata yang berwarna biru cerah, biru kelabu, atau bahkan heterokromia, di mana satu mata memiliki warna yang berbeda dari yang lain atau sebagian irisnya memiliki warna yang berbeda.
Meski tidak semua orang Buton mengalami sindrom Waardenburg, beberapa kasus mungkin muncul dari variasi genetik umum yang mengakibatkan rendahnya tingkat melanin di iris sehingga warna biru dapat terlihat.
Baca juga: Kerajaan Buton: Letak, Sejarah, dan Peninggalannya
Leluhur Suku Buton
Para leluhur suku Buton adalah imigran yang datang dari Johor pada abad ke-15 dan mendirikan Kesultanan Buton di Baubau, Sulawesi Tenggara antara abad ke-16 hingga abad ke-20. Keruntuhan kerajaan ini bermula akibat konflik internal yang terjadi dan semakin melemah menyusul wafatnya sultan terakhir pada tahun 1960.
Sistem kasta di Buton hanya diterapkan dalam hal pemerintahan dan agama, yang terdiri dari kasta Kaomu (bangsawan keturunan raja atau sultan), Walaka (pejabat dari keturunan kerajaan), Papara (pejabat dari kalangan rakyat biasa), dan Babtua (budak).
Keunikan Yang Terintegrasi
Mata biru suku Buton kini menjadi salah satu ciri khas yang menarik perhatian, menjadikan fenomena ini sebagai bagian penting dari identitas dan keunikan suku Buton. Daya tarik dan misterinya menjadikan hal ini menjadi suatu representasi akan keanekaragaman genetik manusia yang istimewa dan menunjukkan kompleksitas pola pewarisan sifat di setiap populasi.
Baca juga: Bahasa Cia-Cia Identitas Budaya Buton Gunakan Hangeul Korea Jadi Khas Bumi Nusantara
Selain keunikan mata birunya, Buton juga memiliki pesona alam yang menawan, seperti Pantai Koguina, Benteng Keraton Buton, dan Gua Laumehe yang dapat dijelajahi sebagai daya tarik wisata lainnya.
Mata biru suku Buton adalah suatu anomali genetik yang menakjubkan, mengingatkan kita pada fenomena luar biasa, ya, Kawan GNFIkhususnya untuk suku yang ada di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News