Menuju dua pertandingan terakhir babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia tampak bersiaga. Meski baru akan bertanding melawan Tiongkok dan Jepang di bulan Juni, wakil tunggal Asia Tenggara ini sudah ancang-ancang mempersiapkan diri lewat program pemusatan latihan di Bali.
Dalam program ini, pelatih Patrick Kluivert memanggil 32 pemain. Hanya saja, terdapat situasi, yang membuat modifikasi taktik mungkin terjadi. Seperti diketahui, Timnas Indonesia memanggil Stefano Lilipaly, menggantikan Ragnar Oratmangoen absen karena cedera.
Dengan tipikal permainan yang berbeda, pemain Borneo FC ini bisa menjadi penyerang bayangan, gelandang serang atau "false nine" mendampingi Ole Romeny di lini depan. Meski sudah berusia 35 tahun, pengalaman dan kecerdasan Lilipaly akan berguna.
Secara taktis, pemain berdarah Maluku ini bisa menjadi "motor kedua" di lini tengah, khususnya jika Thom Haye dijaga ketat, atau diganti di babak kedua. Keberadaan pemain kreatif sendiri menjadi krusial buat tim, karena diperlukan sebagai pengatur tempo permainan.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia sudah lama dikenal punya kelebihan alami dalam hal kecepatan. Masalahnya, kelebihan ini kerap jadi bumerang, karena tidak diikuti pengaturan tempo permainan secara seimbang.
Sisi Unik Kiprah "Abroad" Pemain Timnas Indonesia
Akibatnya, stamina pemain rawan terkuras di babak kedua. Masalah stamina ini belakangan memang sudah diperbaiki, tapi keberadaan pemain bertipikal kreatif tetap penting, karena menjadi pengatur tempo sekaligus kunci pertarungan taktik di lapangan.
Kehadiran (kembali) Stefano Lilipaly di tim nasional dan gaya bermainnya, secara kebetulan juga bertepatan dengan absensi Marselino Ferdinan di laga melawan Tiongkok. Pemain Oxford United itu mendapat akumulasi kartu kuning, dan baru bisa bermain di laga terakhir melawan Jepang.
Meski belum diketahui apakah Lilipaly akan bermain sebagai starter atau tidak, keberadaan pemain kelahiran tahun 1990 ini adalah satu indikasi, Timnas Indonesia akan berusaha menjaga lini tengah tetap stabil, sehingga lebih mudah mengontrol situasi.
Satu sektor lagi, yang sudah pasti akan mendapat modifikasi taktik, ada di bawah mistar. Absensi Maarten Paes, juga karena akumulasi kartu kuning, memberi jalan Emil Audero mencatat debut di laga melawan Tiongkok.
Secara gaya main, Emil Audero memang punya refleks dan kemampuan koordinasi mirip dengan Maarten Paes. Postur tubuh keduanya juga sama-sama tinggi besar, dan cukup oke dalam mengantisipasi bola silang.
Hanya saja, Emil Audero adalah tipikal kiper klasik. Kiper Palermo ini punya atribut bertahan oke, tapi kurang nyaman membawa bola di kakinya. Alhasil, ide membangun serangan dari bawah akan kurang efektif diterapkan.
Tipikal permainan eks pemain Juventus itu berbeda dengan Maarten Paes, yang biasa ikut aktif dalam proses membangun serangan dari bawah. Meski begitu, keberadaan kiper bergaya klasik seperti Audero akan efektif, jika Timnas Indonesia menerapkan gaya main pragmatis, karena risiko blunder di lini belakang bisa (setidaknya sedikit) dikurangi.
Menariknya, situasi dalam tim, termasuk bagaimana persiapan yang dilakukan dan kemungkinan modifikasi taktik yang akan diterapkan Tim Merah Putih menunjukkan, mereka akan berusaha semaksimal mungkin, untuk meraih kemenangan atas Tiongkok di Jakarta. Secara matematis, kemenangan memang akan memastikan Jay Idzes dkk lolos ke babak keempat kualifikasi, capaian realistis yang seharusnya bisa dicapai.
Tim Garuda dan Asa yang Terjaga
Di sisi lain, kemungkinan modifikasi taktik yang bisa dilakukan Tim Garuda, juga menjadi satu indikasi positif. Tim ini tidak lagi terjebak dalam perdebatan remeh soal bermain cantik atau tidak. Namun, sudah mulai bisa berpikir soal bagaimana mempersiapkan tim, termasuk jika ada modifikasi taktik yang perlu dilakukan.
Dengan persiapan yang sudah dilakukan, harapan publik sepak bola nasional akan tetap tinggi, seperti biasa. Hasil positif yang diharapkan juga bisa menjadi satu tekanan tersendiri. Namun, sebelum sampai ke sana, semoga persiapan yang sudah dilakukan. Ditambah sedikit keberuntungan, nantinya dapat menghasilkan performa maksimal di lapangan hijau, yang memang layak dibanggakan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News