Tahukah Kawan bahwa presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno pernah melakukan lawatan ke beberapa daerah di Amerika Serikat pada 1956? Salah satu daerah yang dikunjungi oleh Bapak Proklamator Indonesia tersebut pada waktu itu adalah New York.
Dalam lawatannya ini, Soekarno diketahui mengadakan pertemuan dengan beberapa pebisnis terkemuka di Amerika Serikat. Pada momen tersebut, Soekarno sempat menyinggung soal kaitan antara bantuan dan kebebasan yang bisa diterima oleh Indonesia.
Selain itu, Soekarno juga menjelaskan bahwa Indonesia selalu terbuka untuk bekerja sama dengan pihak Amerika Serikat pada waktu tersebut. Lantas apa saja pembahasan yang terjadi dalam lawatan Soekarno ke New York pada periode waktu tersebut?
Lawatan Soekarno ke Amerika Serikat pada 1956
Kunjungan Soekarno ke New York pada 1956 merupakan rangkaian dari lawatannya ke Negeri Paman Sam walti itu. Kunjungan Soekarno ke Amerika Serikat ini terjadi pada 16 Mei hingga awal Juni 1956.
Lawatan Soekarno ini atas dasar undangan langsung dari presiden Amerika Serikat pada waktu itu, Eisenhower. Dalam kunjungan ini, Soekarno diketahui melakukan lawatan ke beberapa daerah, seperti Washington DC, California, dan lainnya.
New York menjadi salah satu daerah yang turut dikunjungi Soekarno dalam lawatan tersebut. Dilansir dari artikel "President ere – doctor Columbia Universiteit. Beroep van Soekarno op de,big bosses' uit handelswereld Graag bijstand maar niet ten koste van de vrijheid" yang terbit di surat kabar Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode edisi 25 Mei 1956, Soekarno disambut oleh Wali Kota New York waktu itu, Robert F. Wagner di Waldorf Astoria. Jamuan ini dihadiri oleh ratusan tamu undangan, termasuk para pebisnis dalam dunia perdagangan.
Singgung Soal Bantuan dan Kebebasan
Dalam jamuan ini, Soekarno memberikan sambutan di hadapan para tamu undangan yang hadir. Masih dari artikel yang sama, Soekarno memberikan pidato terkait pemberian bantuan bagi Indonesia.
Soekarno menyerukan agar para pihak pemberi, khususnya para pebisnis besar yang hadir dalam jamuan tersebut, bisa memberikan bantuan dan dukungan tanpa adanya syarat tertentu. Hal ini dikaitkan Soekarno dengan adanya kebebasan bagi pihak-pihak penerima bantuan dari para pemberinya.
Menurut Soekarno, pemberian bantuan, khususnya bagi Indonesia tidak boleh didasarkan dengan konsep ekonomi kolonial. Dengan demikian, kebebasan Indonesia sebagai pihak penerima bantuan tetap bisa terjaga.
"Berikanlah kami bantuan, tapi jangan dengan mengorbankan kebebasan kami. Bantuan tanpa pamrih semacam itu tidak hanya akan menguntungkan Indonesia, tapi juga Amerika Serikat," jelas Soekarno seperti yang dikutip dari surat kabar Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode.
Meskipun Soekarno menyatakan bahwa Indonesia membuka pintu untuk bantuan dari pihak luar, dirinya tetap tidak setuju dengan anggapan bahwa Indonesia dan Amerika Serikat berasal dari bagian dunia yang berbeda. Hal ini berdasarkan pada anggapan bahwa Indonesia merupakan bagian dari "dunia lama", berbeda dengan Amerika Serikat yang menjadi bagian dari "dunia baru".
Soekarno menyebutkan bahwa perbedaan antara kedua negara ini hanya berdasarkan dari usianya. Soekarno juga menggambarkan tentang bagaimana kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia dalam jamuan tersebut.
"Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Setidaknya 30 persen dari ban mobil kalian dibuat dari karet Indonesia, dan 30 persen dari timah yang digunakan di sini berasal dari Indonesia," ucap Soekarno.
"Indonesia bukan hanya salah satu tempat terindah di bumi, tetapi juga salah satu negara terkaya di dunia. Namun semua kekayaan itu masih berada di dalam tanah. Kami kekurangan tenaga ahli dan modal untuk mengeksplorasi kekayaan ini," tambahnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News