Bagi sebagian orang, belajar bahasa Jepang bukan hanya soal mempelajari teori secara textbook. Mungkin hal itu memang diperlukan dalam beberapa situasi seperti untuk mempersiapkan tes dalam proses seleksi pekerjaan maupun syarat yang dibutuhkan untuk masuk universitas tertentu.
Dikutip dari suara.com, terdapat hampir 90.000 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang pada tahun 2023 dengan peningkatan hingga 121.000 di tahun 2024.
Krisis kependudukan yang dialami Jepang, membuka kesempatan besar bagi pekerja asing termasuk WNI untuk dapat menetap di sana.
Situasi tersebut menyebabkan jumlah yang besar terhadap WNI yang berminat belajar bahasa Jepang. Dilansir dari radarsurabaya.jawapos.com, sebanyak 711.732 orang Indonesia menjadikan bahasa Jepang sebagai bahasa asing untuk dipelajari, posisi kedua di dunia dengan jumlah orang terbanyak yang mempelajari bahasa Jepang.
Salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan adalah dengan mengikuti Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Liputan6.com menuliskan, LPK merupakan institusi berbasis pemerintah, swasta, atau perusahaan yang menggabungkan peningkatan keterampilan di dunia pendidikan dan dunia kerja.
Melalui kurikulum yang sesuai dan kebutuhan tenaga kerja, LPK juga memberikan pembelajaran mengenai pelajaran bahasa Jepang sebagai salah satu kompetensi yang harus dikuasai untuk dapat menempuh pendidikan maupun bekerja di Jepang.
Baca juga: Minat di Indonesia Tinggi, Gaji Magang di Jepang dan Faktor Penentuan Besaran Gajinya
Aksara Jepang berbeda dengan bahasa Indonesia, yang mana menggunakan aksara berupa alfabet, sedangkan Bahasa Jepang menggunakan aksara berupa hiragana, katakana, dan kanji. Jarang sekali menggunakan alfabet atau romaji dalam istilah Jepang.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui penggunaan dari masing-masing aksara itu untuk dapat berbicara bahasa Jepang. Artikel ini akan menunjukkan bagaimana cara untuk menanyakan nama seseorang melalui kalimat sederhana berupa “Siapa namamu?” dalam berbagai situasi.
Berbeda dengan bahasa Indonesia yang umumnya menggunakan kata ganti berupa “kamu” atau “anda”, dalam percakapan sehari-hari, orang Jepang jauh lebih merasa dihargai jika Kawan menyebutkan namanya secara langsung saat mengobrol biasa.
Terlebih lagi, jika Kawan statusnya sebagai orang asing. Jadi, penting untuk mengetahui nama seseorang yang ingin Kawan ajak bicara melalui cara-cara berikut ini.
Cara untuk Bertanya “Siapa Namamu?” dalam Bahasa Jepang
“お名前は何ですか?” atau “Onamae wa nan desuka?”
- “お” atau “O” yang menempel dengan kata “名前” atau “namae” merupakan bentuk rasa hormat Kawan saat berbicara perihal sesuatu dengan orang yang diajak bicara. Penggunaan lain berupa ogenki (sehat), oshigoto (pekerjaan), maupun ohana (bunga). Meski begitu, penggunaannya tidak serta merta ditambahkan begitu saja di depan kata Bahasa Jepang. Perlu pembelajaran lebih lanjut tentang cara penggunaan “お” ini
- “名前” atau “namae” artinya nama
- “は” atau “wa” merupakan partikel penanda topik, dalam situasi ini topik yang sedang dibicarakan adalah “お名前” atau “onamae”
- “何” atau “nan” artinya apa. Selain itu bisa juga menggunakan kata “誰” atau “dare” yang artinya “siapa” sehingga pertanyaannya akan menjadi lebih kasual, “Anata wa dare desuka?”
- “です” atau “desu” merupakan penutup kalimat yang menjadikan kalimat tersebut terdengar lebih sopan, sedangkan “か” atau “ka” merupakan partikel penanda kalimat interogatif atau kalimat tanya.
Selain menggunakan cara di atas, ada cara lain yang dapat digunakan untuk bertanya “siapa namamu?” dalam bahasa jepang, yaitu
“あなたの名前は何ですか?” atau “Anata no namae wa nan desuka?”
Kedua cara tersebut bisa terbilang cara yang sopan dan aman diucapkan oleh Kawan sebagai orang asing saat pertama kali berbicara dengan orang Jepang.
Meskipun kata “anata” atau “kamu” mempunyai arti yang lebih dalam dari hanya sekadar “kamu”, tetapi dalam situasi ini sangat diperbolehkan untuk Kawan gunakan.
Baca juga: Perjalanan Tanpa Visa ke Jepang Akan Dihentikan - Ini Informasi Tentang Sistem Masuk yang Baru!
Selain kedua cara di atas, ada juga cara lain yang lebih kasual yang dapat Kawan pakai untuk menanyakan “siapa namamu?” dalam bahasa Jepang, antara lain:
“お名前は?” atau “Onamae wa?”
“名前は?” atau “Namae wa?”
“お姉さんの名前?” atau “Oneesan no namae?” (oneesan artinya kakak perempuan, sedangkan no merupakan partikel yang menunjukkan kepemilikan)
Dibanding menggunakan kata “kimi” atau “omae” yang artinya juga “kamu”, lebih baik berbicara menggunakan status dari orang Jepang yang sedang Kawan ajak biacara, seperti oneesan, oniisan (kakak laki-laki), ojisan (paman atau pria dewasa), obasan (bibi), ojiisan (kakek), dan sejenisnya.
Peringatan: Meskipun kata “君” atau “kimi” sering digunakan dalam lirik lagu bahasa Jepang, tetapi kata ini jarang sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh orang Jepang.
Selain itu, yang terpenting adalah jangan sekalipun menggunakan kata “お前” atau “omae” saat berbicara dengan orang Jepang.
Kata ini adalah kata yang kasar untuk diucapkan, terlebih lagi jika Kawan adalah orang asing dan belum cukup kenal dengan orang yang sedang Kawan ajak bicara.
Berbeda dengan orang Indonesia yang mudah sekali akrab hanya melalui pertemuan dan obrolan pertama, orang Jepang cukup tertutup dengan orang baru, terlebih lagi jika Kawan adalah orang asing.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News