Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo adalah seorang prelat Gerejawi Indonesia. Sejak 2019, ia menjabat sebagai Kardinal untuk gereja Katolik Indonesia menggantikan Julius Rijadi Darmaatmadja.
Kardinal Suharyo dikenal oleh umat Katolik sebagai sosok yang memegang teguh prinsip berkeadilan. Moto paling sering ia suarakan ialah “Serviens Domino cum Omni Humilitate” yang artinya “Melayani Tuhan dengan segala kerendah hati”.
Pada September 2024 lalu, Kardinal Suharyo termasuk yang menyambut kedatangan imam besar umat Katolik, Paus Fransiskus di Jakarta. Menurutnya kedatangan sang Bapa Suci selain merawat hubungan baik antara Indonesia dan Vatikan juga sebagai tanda kasih antarumat beragama.
Kesan Paus Fransiskus tentang Indonesia
Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa kesan berharga bagi banyak orang, terkhusus untuk umat Katolik di tanah air. Bagi Kardinal Suharyo sendiri, Paus mempunyai impresi mengenai Indonesia yang menurutnya memberi sambutan baik saat berkunjung.
“Sampai sekarang saya dengar Paus Fransiskus yang datang bulan September sering kali masih berceritera tentang perjalanannya ke empat negara. Itu kalau beliau berceritera 20 menit, 10 menit tentang Indonesia. Gembira bukan main, enggak membayangkan bahwa di negara yang penduduk Islamnya paling besar di dunia, beliau akan diterima dengan cara seperti itu,” ucap Kardinal Suharyo kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Namun, Paus Fransiskus yang murah senyum itu kini sudah tiada. Pemilik nama lahir Jorge Mario Bergoglio tersebut meninggal dunia di Vatikan pada 21 April 2025 dalam usia 88 tahun.
Konklaf atau sidang para kardinal untuk pemilihan Paus yang baru pun segera digelar. Dan kabarnya, Kardinal Suharyo berpeluang menjadi pemimpin Takhta Suci Vatikan.
Akan tetapi, Kardinal Suharyo tidak berambisi menjadi Paus. Menurutnya, bukan hal bijak menginginkan posisi tersebut, terlebih pemilihan Paus yang baru berlandaskan prinsip spiritualitas tinggi yang dipegang para pemegang suara.
“Menurut kepercayaan Gereja Katolik, ini adalah bimbingan roh Kudus,” kata Kardinal Suharyo, dikutip GNFI dari Tempo.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News