Di Papua terdapat sebuah cerita rakyat yang menceritakan tentang seorang pemuda yang berhasil menaklukkan naga. Cerita rakyat ini dikenal dengan nama legenda Biwar.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda Biwar dari Papua tersebut?
Legenda Biwar Sang Penakluk Naga
Dilihat dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, pada zaman dahulu di daerah Mimika terdapat kampung yang dihuni oleh masyarakat suku Mimika. Sehari-hari masyarakat di sana memiliki mata pencaharian memangkur sagu.
Ketika melakukan aktivitas ini, masyarakat suku Mimika biasanya bisa pergi berlayar mengarungi sungai selama beberapa hari. Biasanya kegiatan ini bisa memakan waktu dua hingga tiga hari.
Pada suatu hari, sekelompok masyarakat Mimika hendak pergi memangkur sagu seperti biasa. Setelah mempersiapkan segala kebutuhan, mereka kemudian memulai perjalanan mengarungi sungai ke tempat memangkur sungai.
Setelah dua hari berlayar, sampailah perahu masyarakat suku Mimika ini di daerah Tamanapia. Tiba-tiba muncul seekor naga besar dari dalam sungai dan menghadang perahu tersebut.
Naga ini kemudian menyerang perahu yang ditumpangi oleh masyarakat Mimika ini. Kibasan ekor sang naga membuat perahu tersebut hancur berkeping-keping.
Hal ini membuat seluruh penumpang perahu terlempar ke dalam sungai. Akhirnya masyarakat yang hendak pergi memangkur sagu tersebut meninggal dunia akibat tenggelam.
Dari semua penumpang, hanya ada satu orang yang berhasil selamat. Penumpang tersebut merupakan seorang perempuan yang tengah hamil.
Dirinya kemudian bersusah payah untuk pergi ke pinggir sungai dan menyelamatkan diri. Sesampainya di pinggir sungai, perempuan tersebut langsung mencari tempat persembunyian dan menetap di sana.
Seiring berjalannya waktu, kandungan dari perempuan tersebut terus membesar. Akhirnya pada suatu hari sampailah saat perempuan tersebut mesti melahirkan anaknya.
Dengan susah payah dia berusaha melakukan persalinan seorang diri. Berkat kuasa Tuhan, akhirnya perempuan tersebut berhasil melahirkan dengan selamat.
Dirinya kemudian dikaruniai seorang anak laki-laki yang sehat dan tampan. Perempuan tersebut kemudian memberi nama sang anak Biwar.
Biwar tumbuh dengan baik dan sehat. Ketika beranjak dewasa, sang ibu mulai mengajarkan berbagai hal kepada dirinya.
Setiap hari sang ibu memberikan beberapa pelatihan kepada Biwar. Beberapa ilmu yang Biwar dapatkan di antaranya cara memanah, menangkap binatang, membuat api, dan bermain tifa.
Selain itu, dirinya juga membantu sang ibu untuk membuat rumah honai sederhana. Rumah honai ini didirikan agar mereka bisa tinggal lebih nyaman di sana.
Pada suatu hari, Biwar mengajak sang ibu untuk bermain ke tepi sungai. Sesampainya di sana, sang ibu teringat dengan suami serta penumpang lain yang tenggelam di sana.
Sang ibu kemudian menceritakan apa yang sudah dia alami dulunya kepada Biwar. Dirinya menyebutkan bahwa di sungai tersebut terdapat seekor naga yang ganas.
Mendengar cerita tersebut, Biwar bertekad untuk mengalahkan naga yang ada di sana. Dengan persiapan yang dia miliki, Biwar kemudian menyusuri sungai untuk mencari sang naga.
Biwar kemudian melihat sebuah gua yang diduga sebagai tempat tinggal sang naga. Dirinya kemudian meniup tifa untuk memancing naga tersebut.
Beberapa saat kemudian, sang naga langsung keluar dari gua itu. Dalam sekejap Biwar langsung menancapkan tombaknya dan melukai sang naga.
Akhirnya sang naga jatuh tersungkur akibat serangan Biwar. Sang naga kemudian tewas dan tidak berhasil selamat dari serangan ini.
Sang ibu merasa senang dengan keberhasilan Biwar. Mereka kemudian membangun perahu dan berlayar kembali ke tempat asalnya.
Sesampainya di sana, masyarakat suku Mimika menyambut sang ibu dan Biwar dengan perasaan bahagia. Akhirnya pesta besar diadakan untuk menyambut kepulangan mereka tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News