Nazar itu sebenarnya diungkapkan untuk anaknya. Akan tetapi, pandemi Covid-19 membuat Budi Prasojo urung melakukannya karena wisuda digelar secara daring, tanpa seremonial yang meriah.
Budi Prasojo lantas memenuhi nazar tersebut saat wisuda S3 menantunya, dr. Sarly Puspita Ariesta, Sp.PD-KGer. Budi Prasojo mengenakan kostum tradisional ala prajurit Kasultanan Yogyakarta saat menghadiri pengukuhan menantunya dalam meraih gelar dokter di bidang Subspesialis Geriatri di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Waktu anak saya (Suami Sarly) lulus S-3 saat pandemi COVID-19, saya tidak sempat memakainya. Sekarang, nazar itu saya penuhi untuk menantu saya,” ungkapnya bangga, dikutip dari laman resmi UGM.
Mengenal Hasnan Singodimayan: Maestro Sastra dan Pejuang Budaya Osing Banyuwangi
Unik dan Nyentrik Kostum Budi Prasojo
Sekilas, tampak tidak ada yang istimewa jika menghadiri wisuda mengenakan pakaian tradisional. Para tamu atau pendamping wisuda perempuan pun biasa mengenakan kebaya yang dipadukan dengan rok batik.
Masalahnya, Budi Prasojo tampak nyentrik karena menggendong sebuah boneka. Bukan di punggung, ia menggendong boneka itu di depannya.
Boneka tersebut tampak menawan dengan bulu mata lentik dan rambut tebal yang memenuhi wajahnya. Boneka itu dikenakan surjan biru bermotif bunga, blangkon, dua samir UGM, dan sebuah cetak foto sederhana di dada yang menampilkan gambar diri anak mantunya beserta keluarga kecilnya.
Sementara itu, Budi Prasojo mengenakan beskap ungu dibalut kain jarik yang melingkar di pinggang, dan topi merah berbentuk kerucut. Perpaduan warna yang berani ini juga menjadi hal yang menarik perhatian.
Diketahui, pakaian tersebut rupanya kostum Ledhek Gogik.
Kasrin Endro Prayono, Maestro Pemahat Batu dari Magelang
Ledhek Gogek merupakan kesenian tari yang berasal dari Yogyakarta. Kesenian ini eksis pada tahun 1960-an dan dimanfaatkan sebagai pertunjukan rakyat di pasar atau keliling kampung dengan imbalan sukarela.
Properti khas dari tarian ini adalah boneka yang dirancang seolah-olah menggendong manusia. Padahal, aslinya manusia yang menggendong boneka di depan.
Ledhek Gogik sendiri berasal dari dua kata, yakni Ledhek artinya “mengejek” dan gogik yang “gogik” yang merujuk pada tiwul kering. Tiwul kering adalah makanan pokok masyarakat era 1960-an saat dirundung kelaparan.
Inilah Sukendar, Sang Maestro Pengrajin Calung Banyumas
Kejutan dan Mengenalkan Eksistensi Kostum Tradisional
Budi Prasojo telah menyiapkan dengan matang rencananya untuk mengenakan kostum Ledhek Gogik. Ia memilih berangkat ke lokasi wisuda paling akhir dibandingkan anggota keluarga lainnya.
"Saya rahasiakan. Saya datangnya belakangan. Ya nanti saya nyusul Jam 08.00 WIB lebih, saya pakai ini," jelas Budi di gedung Gelanggang Inovasi dan Kreatifitas (GIK) UGM, Rabu (23/4/2025), dikutip dari Kompas.
Mak Normah, Maestro Kepulauan Riau yang Gigih Mewariskan Kesenian Mak Yong
Pengenaan kostum Ledhek Gogik tidak hanya sebagai pelunasan nazar pribadi, Budi Prasojo juga memiliki misi lain. Ia berupaya mengenalkan sekaligus melestarikan budaya tersebut. Sebab, saat ini hanya segelintir orang yang masih melestarikan Ledhek Gogik.
Budi Prasojo adalah salah satu budayawan yang tergabung dalam Komunitas Desa Wisata Pandean, Kota Yogyakarta, dan menghidupkan kesenian ini.
“Bapak memang budayawan. Beliau menyayangi saya seperti bapak saya sendiri,” tutur Sarly.
Maestro Sulawesi Tengah, Ina Tobani yang Langgengkan Pakaian Adat dari Kulit Kayu Pohon Beringin
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News