maestro sulawesi tengah ina tobani yang langgengkan pakaian adat dari kulit kayu pohon beringin - News | Good News From Indonesia 2024

Maestro Sulawesi Tengah, Ina Tobani yang Langgengkan Pakaian Adat dari Kulit Kayu Pohon Beringin

Maestro Sulawesi Tengah, Ina Tobani yang Langgengkan Pakaian Adat dari Kulit Kayu Pohon Beringin
images info

Ina Tobani, merupakan seorang maestro atau pahlawan dari Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Ia sangat berjasa dalam melestarikan pembuatan pakaian adat masyarakat Kulawi yang terbuat dari dari kulit kayu. Lebih dari 60 tahun, Tobani menjadi aktor utama dalam pembuatan kain kulit kayu.

Terdengar senandung yang sangat merdu di balik video yang memotret pakaian adat suku Kulawi. Tampak rok berwarna cokelat alami dengan tiga tingkatan dalam video tersebut.

Video itu merupakan karya salah satu peserta lomba Rekam Maestro yang digelar oleh Good News From Indonesia berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI. Peserta itu ialah Mohamad Reza Z, Raymond Tezar Kodongan, dan Rendy Zaenong.

Ia mengupas bagaimana langkah demi langkah yang Ina Tobani jalani dalam membuat pakaian adat Kulawi.

“Pada tahun 1956, Ina tamat sekolah. 1957 Ina belum tahu apa-apa,” tuturnya dalam video berdurasi 3.32 menit itu. Tobani menceritakan bagaimana perjalanannya mengenal proses pembuatan kain kulit kayu yang telah lama diselami oleh keluarganya.

Baru tiga tahun kemudian, pada 1960, Tobani mulai belajar membuat kain kulit kayu melalui ibu dan neneknya. Kain kuli kayu tersebut kemudian disulap menjadi Halili dan Topi Nunu, pakaian tradisional dari Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi.

Makna dan Filosofi Suntiang pada Pakaian Pengantin Wanita Minangkabau

Cara Pembuatan Kain Kulit Kayu

Proses pembuatan kain kulit kayu sangatlah rumit dan membutuhkan waktu yang amat panjang. Kain kulit kayu yang dibuat oleh masyarakat Kulawi berasal dari pohon beringin. Mereka menyebutnya nunu.

Menurut Tobani, kulit kayu beringin cocok jadi bahan kain karena seratnya yang lebih kuat.

Biasanya, masyarakat Kulawi, terutama Ina Tobani mengambil kulit kayu saat lepas musim tanam padi pada pertengahan bulan muda. Ia memotong dahan kayu muda dari pohon beringin, kemudian dikuliti.

“Ratusan tahun sudah usianya pohon beringin yang hidup sendiri di kebun kami. Nah yang kami pakai buat baju itu rantingnya. Kulit kayu yang bisa dibuatkan kain itu bisa yang masih usia bulan,” jelas Tobani, dikutip dari IDN Times.

Kebaya : Pakaian Tradisional Indonesia

Kunci kain kulit kayu ialah kayunya yang masih muda. Sebab, jika kayunya sudah tampak agak menghitam, proses menguliti akan jauh lebih susah.

Bagian yang diambil ialah yang berada di antara tulang dalam pohon dan kulit luar. Selain itu, Tobani hanya mengambil bagian cabang atau ranting pohon, dan bukan dengan cara menebang pohon.

Setelah kulit pohon berhasil diambil, proses selanjutnya ialah mencuci kulit kayu atau kulit nunu dan merebusnya kurang lebih selama 1 jam untuk menghilangkan getahnya.

Setelah kulit kayu direbus selama 1 jam, kulit kayu kemudian dinjak-injak. Lalu, bungkus kulit kayu dengan daun lebonu, sejenis tanaman belukar dan kulit kayu diperam selama 3 hari.

Sembari menunggu kulit kayu diperam, biasanya Tobani mengambil ula, jenis buah pewarna dan pengawet yang digunakan sebagai bahan pengawet kulit kayu.

Makna Pakaian Adat : Lokegh-Lokegh Nagari Sungayang

Setelah proses pemeraman selesai, kulit nunu kemudian dihaluskan dengan cara dipukul-pukul.

“Dipukul sampai hancur, sampai dia menjadi lunak, tiada lagi bajari-jari, lalu dipukul lagi deng batu banama ike,” ucap Ina Tobani dengan logat Melayu yang kental, dikutip dari telusuri.id.

Kulit nunu kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Setelah mengering, kulit kayu kemudian diawetkan menggunakan pengawet alami dari pohon ula. Tujuannya ialah agar kulit kayu lebih kuat dan tidak sobek.

Setelah halus seperti kain, kulit nunu kemudian dibersihkan dengan cara direndam ke dalam air yang telah dicampuri ula, diperas, lalu dijemur kembali hingga kering.

“Setelah kering kita balowo dengan menggunakan alat parondo dan kemudian disetrika dengan alat galuhu,” imbuh Tobani.

Setelah semua dilakukan, barulah kulit nunu dibentuk sesuai dengan pakaian yang ingin dibuat. Biasanya, Sepasang pakaian adat membutuhkan kurang lebih 20 batang ranting berukuran 1,5 meter.

Cerita Pakaian dari Kulit Kepuak yang Hangatkan Warga Dayak Delang

Pembuatan Kain Kulit Kayu Nunu Sepi Pewaris

Usia Tobani saat ini telah lebih dari 80 tahun. Artinya, Ina Tobani sangat perlu mewariskan ilmu pengetahuannya yang sangat luar biasa itu.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya telah mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada anak dan masyarakat. Akan tetapi, tidak ada satupun dari mereka yang sanggup. Sebab, proses pembuatannya memang sangat panjang dan rumit.

Bahkan, alat membuat kain kulit kayu pun sudah jarang terlihat di Kulawi. Kebanyakan dari alat itu dijual pemiliknya. Beberapa bahkan sudah dimuseumkan.

Dilansir dari IDN Times, Ina Tobani dan Ina Depi (50) merupakan generasi terakhir dari pelaku atau pembuat kain kulit kayu di Kulawi.

Padahal, di Pulau Sulawesi, kekayaan Nusantara ini hanya terdapat di Kabupaten Sigi dan Poso. Di Sigi ada di Kecamatan Kulawi, Lindu, Tipikoro, dan Kulawi Selatan. Sementara itu, di Poso hanya ada di Bada dan Besoa.

Koteka Papua, Pakaian Tradisional yang Punya Nilai Sosial dan Budaya Kaya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.