Bumi Kita, Tanggung Jawab Bersama
Pada tanggal 22 April 2025 tepat memperingati Hari Bumi Internasional ke-55. Dikutip dari rri.co.id bahwa perubahan iklim, perubahan alam yang disebabkan oleh manusia. Kemudian, kejahatan yang merusak keanekaragaman hayati, seperti penggundulan hutan, perubahan tata guna lahan, dan sebagainya dapat mempercepat laju kerusakan di planet ini.
Hari Bumi bukan hanya sekadar hari perayaan, tetapi panggilan bersama bagi seluruh manusia untuk memulai langkah awal dalam melindungi bumi.
Pada Hari Bumi ini, mari memulai langkah awal demi keberlangsungan hidup di planet ini. Sebab, kalau bukan kita, siapa lagi?
Anak Muda Bersuara, Aksi Nyata dari Indonesia
Mari, simak Kawan! Berikut bukti bahwa manusia di muka Bumi ini sudah mulai beraksi demi melindungi planet ini, dimulai dari para generasi muda Indonesia.
Setiap tantangan lingkungan yang kita hadapi saat ini, selalu muncul harapan baru dari semangat generasi muda. Mereka tidak hanya menyeruakan suara dan keprihatinan, tetapi juga terjun langsung dengan aksi nyata. Salah satu contohnya generasi muda ini datang dari Pulau Bali bernama Melati Wijsen.
Melati Wijsen memulai perubahan besar dari pulau kecil. Di usia 12 tahun, Melati Wijsen dan adiknya merasa jengkel melihat banyak sampah plastik di beberapa pantai Bali.
Hal tersebut membuat mereka bergerak. Awalnya mereka memulai gerakan Bye Bye Plastic Bags, sebuah kampanye untuk mengaja masyarakat hingga pemerintah Bali berhenti menggunakan kantong sekali pakai.
Dikutip dari kumparan.com, hasil gerakan kampanye dan advokasinya membuahkan hasil: Morotarium Pemerintah Provinsi Bali bebas dari kantung plastik 2018. Kini, gerakan ini telah menyebar lebih dari 60 negara demi masa depan bumi yang berkelanjutan.
Semangat menjaga bumi ternyata tidak hanya diam di satu tempat saja kawan! Gelombang kepedulian untuk bumi kita lahir dari Bandung, sekelompok generasi muda yang turun tangan langsung ke lapangan dan dikenal membersihkan sungai bernama Pandawara Group.
Bermula dari lima pemuda asal Bandung yang tergabung dalam Pandawara Grup membuat heboh media sosial. Mereka bukan sekadar buat konten viral, tapi terjun langsung ke berbagai lokasi yang terdampak limbah dari sungai hingga selokan kota-kota besar.
Melihat konten-konten yang telah diunggah, aksi mereka semakin keren karna turut melibatkan warga dan komunitas lokal, memanfaatkan media sosial dengan tepat sasaran agar publik sadar akan kondisi lingkungan sekitar dan dampaknya bagi bumi kita. Bahkan turut mendorong pemerintah setempat untuk ikut turun tangan loh kawan. Keren, kan?
Ternyata tak semua aksi harus dimulai dari sebuah konten viral. Terdapat gerakan sunyi namun memberikan dampak besar bagi bumi, Kawan! Dari kesadaran warga menjaga lingkungan hingga menjadi sumber penghasilan. Salah satu gerakan ini dikenal dengan nama, Bank Sampah Mandiri Cilacap.
Bank Sampah Mandiri Cilacap: Sampah jadi Tabungan. Di tengah Kota Cilacap lahirlah Bank Sampah Mandiri oleh M. Nurhidayat pada 2011 lalu. Awalnya ia mengajak teman dekat dan tetangga untuk mengenalkan bank sampah lambat laun hasilnya dapat menjadi sebuah tabungan bagi para pegiat Bank Sampah Mandiri Cilacap. Hal ini dikutip dari insight.goodnewsfromindonesia.com, “Yang membuat berbeda itu karena kami (bank sampah) punya banyak binaan. Terus juga banyak inovasi yang dibuat,” ucapnya bangga.
Prestasi dan inovasi Bank Sampah Mandiri Cilacap ini terbukti tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar lewat circular economy yang sudah tercipta. Selain itu, Nurhidayat dan teman-temannya juga memiliki sekolah lingkungan yang diberi nama Akademi Jejak Jelantah. Sekolah ini mengajak anak-anak sekolah untuk lebih peduli lingkungan melalui pemanfaatan kembali minyak jelantah.
Aksi Global: Greta Thunberg dan Fridays for Future
Aksi generasi muda tidak hanya dari Indonesia. Di berbagai belahan dunia, generasi muda juga turut ikut andil. Salah satunya yang terkenal adalah aksi gerakan Fridays for Future oleh Greta Thunberg, aktivis muda dari Swedia yang memulai aksi mogok sekolah setiap hari Jum’at di depan parlemen Swedia saat berusia 15 tahun. Kini dari aksinya, lahirlah gerakan global Fridays for Future yang aktif di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia, gerakan ini mengajak pelajar dan mahasiswa untuk bersuara tentang keadilan iklim. Demi masa depan bumi yang lebih baik tentunya kawan.
Dari Kamu untuk Bumi
Kalau mereka bisa, kamu juga bisa. Tidak harus hal yang besar, hal terpenting adalah memulai walaupun itu langkah atau hal yang kecil. Hal kecil yang bisa dimulai seperti memilah sampah di rumah, membawa botol minum dan kantong belanja sendiri, mengikuti komunitas lokal, mengikuti relawan peduli lingkungan, dan masih banyak lagi.
Hari Bumi bukan hanya perayaan satu hari dalam setahun, tetapi pengingat dalam satu hari untuk berkelanjutan hidup hari demi hari yang akan datang. Dari Bali ke Bandung, dari Cilacap ke seluruh dunia, suara dan aksi demi bumi ini penting. Jadi, kawan GNFI sudah siap ambil bagian untuk bumi?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News