saffron tanaman emas merah yang kaya manfaat - News | Good News From Indonesia 2025

Saffron, Tanaman “Emas Merah” yang Kaya Manfaat

Saffron, Tanaman “Emas Merah” yang Kaya Manfaat
images info

Saffron (Crocus sativus L.) adalah tanaman rempah termahal di dunia yang berasal dari keluarga Iridaceae. Tanaman ini dikenal karena stigma-nya (bagian putik bunga) yang berwarna merah tua dan digunakan sebagai bumbu masak, pewarna alami, serta obat tradisional.

Saffron sering disebut "emas merah" karena harganya yang sangat tinggi, mencapai puluhan juta rupiah per kilogram.

Ciri Fisik Tanaman Saffron

Bunga saffron berwarna ungu muda dengan enam kelopak. Setiap bunga memiliki tiga stigma berwarna merah tua yang panjangnya sekitar 2,5–3 cm.

Saffron memiliki daun berbentuk ramping seperti rumput, berwarna hijau tua, dan tumbuh langsung dari umbi. Sementara umbinya, berukuran kecil (sekitar 3–5 cm) dan berbentuk bulat, berfungsi sebagai organ penyimpan makanan.

Saffron hanya berbunga sekali setahun, biasanya pada musim gugur, dan membutuhkan penanganan khusus saat panen karena stigma-nya harus dipetik secara manual.

Asal Usul Saffron dan Penyebarannya ke Indonesia

Saffron berasal dari wilayah Mediterania Timur dan Asia Barat Daya, terutama Yunani, Iran, dan Kashmir.

Menurut laporan Food and Agriculture Organization (FAO), Iran merupakan produsen terbesar saffron, menyumbang lebih dari 90% produksi global (FAO, 2020).

Saffron masuk ke Indonesia melalui perdagangan rempah-rempah sejak zaman kolonial.

Namun, budidaya saffron di Indonesia masih terbatas karena tanaman ini memerlukan iklim tertentu dengan suhu dingin dan kelembaban rendah.

Baca juga Pakar Sebut Kelapa sebagai Tanaman Sosial, Apa Artinya?

Tempat Budidaya Saffron di Indonesia

Di Indonesia, saffron dapat dibudidayakan di daerah dataran tinggi dengan suhu relatif rendah, seperti:

1. Dieng, Jawa Tengah: Memiliki iklim sejuk yang mendukung pertumbuhan saffron.

2. Lembang, Jawa Barat: Suhu dinginnya cocok untuk percobaan budidaya saffron.

3. Berastagi, Sumatera Utara: Memiliki kondisi iklim yang mirip dengan daerah subtropis.

Meskipun demikian, produksi saffron di Indonesia masih sangat kecil dan belum mampu memenuhi permintaan pasar, sehingga Indonesia masih mengimpor saffron dari Iran, India, dan Spanyol (Kementerian Pertanian, 2021).

Manfaat dan Khasiat Saffron

Bagian utama yang dimanfaatkan dari saffron adalah stigma-nya, yang mengandung senyawa aktif seperti crocin, picrocrocin, dan safranal. 

Senyawa-senyawa ini memberikan warna, rasa, dan aroma khas, serta memiliki berbagai manfaat kesehatan, antara lain:

1. Antioksidan Tinggi: Crocin dalam saffron membantu melawan radikal bebas dan mengurangi risiko kanker (Abdullaev, 2002).

2. Antidepresan Alami: Safranal memiliki efek menenangkan dan dapat membantu mengatasi depresi ringan (Hosseinzadeh et al., 2004).

3. Meningkatkan Kesehatan Jantung: Saffron membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah (Imenshahidi et al., 2010).

4. Pengobatan Tradisional: Digunakan dalam pengobatan Ayurveda dan Persia untuk mengatasi gangguan pencernaan, asma, dan nyeri haid (Schmidt et al., 2007).

5. Pewarna dan Bumbu Masakan: Saffron memberikan warna kuning keemasan pada makanan seperti nasi kebuli, paella, dan kue tradisional.

Baca juga Tanaman Bengkuang Ternyata Beracun, Bisa Dijadikan Pestisida Alami

Referensi

1. Abdullaev, F. I. (2002). "Cancer Chemopreventive and Tumoricidal Properties of Saffron (Crocus sativus L.)". Experimental Biology and Medicine.

2. FAO. (2020). Saffron Production: Global Trends and Challenges.

3. Hosseinzadeh, H., et al. (2004). "Antidepressant Effect of Crocus sativus L. Stigma Extracts in Mice". Journal of Medicinal Plants.

4. Imenshahidi, M., et al. (2010). "Effects of Saffron on Cardiovascular Risk Factors: A Review". Phytotherapy Research.

5. Kementerian Pertanian. (2011). Prospek Pengembangan Saffron di Indonesia.

6. Schmidt, M., et al. (2007). "Saffron in Traditional Medicine". Journal of Ethnopharmacology. 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.