menyuarakan isu pendidikan lewat film pengepungan di bukit duri - News | Good News From Indonesia 2025

Menyuarakan Isu Pendidikan Lewat Film Pengepungan di Bukit Duri

Menyuarakan Isu Pendidikan Lewat Film Pengepungan di Bukit Duri
images info

Pengepungan di Bukit Duri menyoroti berbagai isu sosial, utamanya pendidikan. Lewat film tersebut, diharapkan pula pembicaraan mengenai isu pendidikan negeri ini bisa disuarakan dengan lebih lantang.

Dengan sekolah sebagai latar belakang tempat yang menghiasi sebagian besar adegannya, tidak sulit melihat bahwa Pengepungan di Bukit Duri memang menangkat isu pendidikan. Di samping itu, ada pula isu-isu sosial lain yang juga disinggung, mulai dari diskriminasi rasial, trauma kolektif masyarakat, kekerasan, hingga korupsi.

Hanya saja, pendidikan dipandang isu utamanya. Menurut pandangan sang sutradara, Joko Anwar, budaya-budaya yang menghambat kemajuan masyarakat seperti kekerasan dan korupsi yang semuanya bisa saja terkait dengan gagalnya sistem pendidikan.

Pengepungan di Bukit Duri bercerita tentang kehidulan pria keturunan Tionghoa bernama Edwin di Jakarta yang kental dengan masalah diskriminasi dan sentimen rasial. Ia kemudian berkarier sebagai guru yang mengajar di sekolah berisi anak-anak bermasalah sambil mencari keponakanya yang hilang. Di tengah misi itu, statusnya sebagai orang Tionghoa membuatnya terjebak dalam masalah pelik yang sampai merenggut nyawa orang-orang di sekitarnya.

Joko menyebut bahwa pihaknya telah menggelar diskusi dengan para pengajar terkait filmmya. "Dari diskusi tersebut semua setuju bahwa ini adalah sebuah kegelisahan yang harus disuarakan. Selama ini kita tidak mau membicarkan karena terlalu ter-distract dengan hal-hal yang mungkin sebagai bangsa, tidak terlalu penting," ujarnya kepada awak media di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

Pengepungan di Bukit Duri menyoroti berbagai isu sosial, utamanya pendidikan.

"Kita terlalu ter-distract dengan hal yang shiny. Terlihat menghibur, tetapi ternyata menjauhkan kita dari tujuan dan cita-cita sebagai bangsa sehingga membuat film tentang gagalnya sistem pendidikan pun dibutuhkan untuk jadi pemantik pembicaraan," lanjut Joko Anwar.

Joko Anwar bukan satu-satunya orang yang merasa film seperti Pengepungan di Bukit Duri cocok untuk membahas masalah pendidikan negeri ini. Hana Pitrashata Malasan yang memerankan tokoh Diana pun merasa bahwa film drama-thriller yang diproduksi oleh Come and See Pictures dan Amazon MGM Studios ini juga sesuai dengan keresahannya terhadap dunia pendidikan.

Hana yang berasal dari keluarga berlatar belakang pengajar mengatakan bahwa guru kerap jadi kambing hitam dalam kegagalan suatu sistem pendidikan. "Padahal sebenarnya mereka itu mungkin salah satu pihak ya g ingin sekali memperbaiki, ingin menolong, tetapi terbatas dengan sistem yang ada." kata Hana.

Dalam Pengepungan di Bukit Duri, sekolah tempat Edwin bekerja digambarkan sebagai tempat berpusatnya berbagai hal negatif, mulai dari kekerasan oleh siswa, perilaku korupsi, hingga dilanggengkannya praktik diskriminasi. Menurut Hana, apa yang ditampilkan dalam film yang dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 April 2025 itu adalah hal yang benar-benar terjadi, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di negara-negara lain.

Antusiasme Tinggi, “Pengepungan di Bukit Duri” Gelar Nonton Duluan di Tiga Kota Besar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aulli Atmam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aulli Atmam.

AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.