30 desa di kabupaten serang rawan pangan apa solusinya - News | Good News From Indonesia 2025

30 Desa di Kabupaten Serang Rawan Pangan, Apa Solusinya?

30 Desa di Kabupaten Serang Rawan Pangan, Apa Solusinya?
images info

Kabupaten Serang menghadapi tantangan serius dalam ketahanan pangan, dengan 30 desa yang dikategorikan sebagai rawan pangan. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) Kabupaten Serang Tahun 2024 menunjukkan bahwa sebagian wilayah masih kesulitan dalam akses dan ketersediaan pangan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat ketidakcukupan konsumsi pangan di Kabupaten Serang pada tahun 2023 mencapai 3,23%, menandakan adanya masyarakat yang masih kekurangan asupan gizi. Faktor utama penyebabnya adalah keterbatasan infrastruktur, minimnya akses air bersih, serta daya beli masyarakat yang rendah. Jika tidak ditangani dengan serius, dampak jangka panjangnya bisa berupa stunting, gizi buruk, dan peningkatan angka kemiskinan.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perbaikan infrastruktur dan aksesibilitas pangan. Banyak desa di Kabupaten Serang masih menghadapi kendala dalam distribusi pangan akibat jalan desa yang rusak dan minimnya fasilitas transportasi.

Akibatnya, harga bahan pangan di daerah terpencil menjadi lebih mahal dibandingkan wilayah dengan akses yang lebih baik. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu memprioritaskan pembangunan jalan, transportasi, dan sistem logistik pangan agar pasokan lebih merata. Jika infrastruktur diperbaiki, distribusi pangan akan lebih efisien, dan harga bahan pokok menjadi lebih stabil.

Selain aksesibilitas, peningkatan produksi pertanian yang berkelanjutan juga harus menjadi prioritas utama. Menurut Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang, kendala utama dalam produksi pangan adalah perubahan iklim dan degradasi lahan. Program Gerakan Tanam Padi di Kecamatan Padarincang menjadi salah satu solusi yang diterapkan untuk meningkatkan luas tanam dan mengurangi risiko gagal panen.

Selain itu, pemerintah harus mendorong penerapan teknologi pertanian modern, sistem irigasi yang lebih baik, serta pemanfaatan pertanian hidroponik atau urban farming untuk mengoptimalkan hasil pertanian. Jika sektor pertanian diperkuat, ketahanan pangan di Kabupaten Serang dapat lebih stabil dalam jangka panjang.

Namun, upaya ini tidak cukup jika akses pangan bergizi masih belum merata di kalangan masyarakat. Pemerintah telah berupaya melalui ID Food untuk menyalurkan bantuan pangan kepada masyarakat.

Namun, distribusi bantuan pangan sering kali tidak tepat sasaran akibat sistem pendataan yang belum optimal. Oleh karena itu, perlu ada transparansi dalam distribusi bantuan, serta program edukasi terkait pola makan sehat dan diversifikasi pangan agar masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya pangan lokal secara lebih baik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gizi, masyarakat bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Penyelesaian masalah rawan pangan di Kabupaten Serang juga memerlukan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat. Sektor swasta dapat berkontribusi melalui Corporate Social Responsibility (CSR) yang mendukung pengembangan pertanian dan distribusi pangan.

Akademisi dapat melakukan penelitian terkait solusi ketahanan pangan berbasis data, sementara masyarakat bisa diberdayakan melalui program ketahanan pangan berbasis komunitas. Dengan adanya sinergi dari berbagai pihak, permasalahan rawan pangan dapat diatasi secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Mengatasi krisis pangan di Kabupaten Serang membutuhkan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari perbaikan infrastruktur, penguatan sektor pertanian, pemerataan akses pangan, hingga kolaborasi lintas sektor.

Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga berdampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga harus dilibatkan secara aktif dalam upaya ketahanan pangan agar tidak selalu bergantung pada bantuan eksternal.

Dengan langkah-langkah konkret yang dijalankan secara konsisten, Kabupaten Serang dapat keluar dari ancaman rawan pangan dan mencapai ketahanan pangan yang lebih baik. Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan makanan, tetapi juga persoalan keadilan sosial, kesejahteraan, dan masa depan generasi yang lebih sehat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.