Film Pabrik Gula yang tayang pada akhir Maret 2025 dan disutradarai oleh Awi Suryadi berhasil menembus 2 juta penonton hingga awal April.
Film yang diadaptasi dari kisah yang ditulis oleh SimpleMan di platform X dengan genre horor ini bercerita tentang peristiwa mistis yang menimpa para pekerja musiman di pabrik gula.
Diceritakan bahwa para pekerja pabrik gula tersebut mendapatkan teror dari makhluk halus yang ada di pabrik.
Namun, dibalik itu semua ternyata ada satu ritual yang menjadi sebab datangnya teror mahkluk halus.
Ritual tersebut yakni merupakan upacara manten tebu yang konon juga dianggap mistis dan sakral.
Upacara manten tebu biasanya diadakan oleh pabrik gula sebelum masa giling tebu tiba.
Lalu, apa sebenarnya tradisi upacara manten tebu?
Apa itu Manten Tebu?
Manten Tebu merupakan ritual atau tradisi yang dilakukan oleh pemilik pabrik gula dan petani tebu sebelum masa giling tebu tiba.
Tradisi ini dilakukan dengan cara mengarak sepasang boneka tebu yang masing-masing disimbolkan sebagai penganten tebu laki-laki dan perempuan yang diarak sepanjang jalan.
Melansir artikel jurnal berjudul Sejarah Tradisi Ritual Giling Manten di Pabrik Gula Ngadirejo Desa Ngadirejo Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, konon tradisi ini juga merupakan bentuk persembahan kepada penunggu pabrik gula.
Manten sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti pengantin. Dalam ritual ini berarti mengawinkan sepasang pengantin tebu yang diambil dari kebun tebu pemilik pabrik gula dan kebun tebu milik petani.
Cerita Dewi Sri dan Dewa Wisnu
Konon, asal muasal pengantin tebu ini sering dikaitkan dengan kisah Dewi Sri dan Dewa Wisnu.
Dikisahkan bahwa Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan selalu menjaga dan menjelma menjadi tanaman-tanaman di bumi.
Suatu ketika, seorang raksasa dan juga Raja Hama bernama Kala Benggolo ingin sekali mempersunting Dewi Sri untuk dijadikan istri, namun lamarannya ditolak.
Hal ini membuat Kala Benggolo mengamuk dan mengirimkan pasukannya untuk merusak seluruh tanaman yang dijaga oleh Dewi Sri.
Perbuatan Kala Benggolo diketahui oleh Dewa Wisnu, beliau akhirnya turun ke bumi membantu Dewi Sri untuk memberantas hama kiriman Kala Benggolo.
Saat turun ke bumi, Dewa Wisnu menjelma menjadi seorang petani yang kemudian membantu para petani menjaga tanaman mereka dari serangan hama.
Setelah tugas Dewa Wisnu dan Dewi Sri selesai, mereka lalu kembali berubah wujud menjadi dewa dan dewi.
Berkat Dewa Wisnu dan Dewi Sri, tanaman para petani kembali menjadi subur. Akhirnya, sebagai bentuk cinta kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri, para petani membuat ritual manten (pengantin) untuk menyimbolkan Dewa Wisnu dan Dewi Sri dari tanaman.
Manten tersebut nantinya digiling sebagai simbol kembalinya roh Dewa Wisnu dan Dewi Sri ke khayangan.
Selamatan atas dibukanya musim panen tahun 1925 di Pabrik Gula Blimbing | KILTV
Latar Belakang dan Makna Upacara Manten Tebu
Setelah pemerintah memberlakukan Agrarische Wet (Undang-undang Tanah) dan Suiker Wet (Undang-undang Gula), para investor swasta mulai menanamkan modalnya di Hindia Belanda.
Hal ini kemudian membuka jalan bagi tumbuhnya industri gula di Hindia Belanda,sehingga banyak pabrik gula swasta mulai bermunculan, terutama di Pulau Jawa.
Disamping itu, masyarakat Jawa sangat kental akan budaya dan tradisi kepada leluhur serta selalu mengekspresikannya dalam bentuk selamatan sebagai ungkapan syukur.
Begitu pula dengan tradisi manten tebu yang sebenarnya juga merupakan wujud ekspresi rasa syukur dari petani tebu dan pemilik pabrik gula atas hasil panen tebu yang melimpah.
Sehingga, sebelum masa giling tebu dimulai pada bulan April hingga Mei, pabrik-pabrik gula di Jawa selalu melakukan ritual ini sebagai bentuk rasa syukur.
Upacara manten tebu tidak hanya dimaksudkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas hasil panen, tetapi juga merupakan bentuk pengharapan agar pelaksanaan giling tebu berjalan lancar hingga berakhirnya masa giling tebu.
Selain itu, ritual manten tebu juga menjadi momen meriah bagi masyarakat karena pelaksanaannya juga diikuti oleh pesta rakyat.
Pelaksanaan upacara manten tebu juga sering dikaitkan dengan Dewi Sri yang dianggap sebagai lambang kesuburan bagi masyarakat Jawa.
Properti Tradisi Manten Tebu
Dalam melaksanakan tradisi ini, beberapa pabrik gula juga memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing.
Misalnya, tradisi manten tebu yang dilaksanakan di Pabrik Gula Ngadirejo Kediri menggunakan properti tebu yang dibuat menjadi boneka pengantin.
Tebu yang digunakan sebagai boneka pengantin pun tidak sembarangan karena akan dipilih dari tebu yang paling baik.
Boneka pengantin tersebut nantinya akan dimasukkan ke gilingan tebu sebagai tanda dimulainya penggilingan tebu.
Berbeda dengan Pabrik Gula Semboro di Jember yang melakukan upacara manten tebu dengan peraga pengantin manusia.
Pengantin ini akan didandani mengenakan busana pengantin tradisional Jawa yang kemudian juga akan diarak.
Mengutip artikel jurnal berjudul Makna Simbolis dalam Ritual Tradisi Manten Tebu di Pabrik Gula Semboro Kabupaten Jember bahwa selain peraga manusia, penganten tebu juga disimbolkan dengan tebu itu sendiri.
Tebu yang dipilih sebagai simbol manten juga dipilih dari tebu yang paling bagus. Biasanya, pengantin tebu wanita akan diambil dari tebu pemilik pabrik, sedangkan tebu penganten pria diperoleh dari kebun petani tebu.
Pelaksanaan Manten Tebu
Umumnya, hari pelaksanaan manten tebu dipilih menggunakan weton atau penanggalan hari baik dalam tradisi Jawa.
Tidak hanya mengarak manten atau boneka manten tebu, pelaksanaan manten tebu juga dibarengi dengan selamatan.
Selain itu, juga dilakukan penyembelihan kerbau dan menyajikan kepala kerbau tersebut sebagai sajen (persembahan) bersama komponen sajen lainya.
Biasanya, dibutuhkan dua kepala kerbau untuk sesajen. Satu kepala kerbau akan diletakan di dekat mesin penggiling, satunya lagi diletakkan di mesin masakkan. Sedangkan, daging kerbau akan dibagikan kepada masyarakat.
Prosesi lain dari upacara manten tebu adalah penebangan tebu yang dilakukan dengan memilih pohon tebu yang berkualitas baik.
Nah, apakah Kawan GNFI pernah sudah pernah menyaksikan secara langsung upacara manten tebu?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


