legenda nyai balau dari kalimantan tengah kisah seorang ibu yang kehilangan anaknya - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda Nyai Balau dari Kalimantan Tengah, Kisah Seorang Ibu yang Kehilangan Anaknya

Legenda Nyai Balau dari Kalimantan Tengah, Kisah Seorang Ibu yang Kehilangan Anaknya
images info

Terdapat sebuah legenda yang berasal dari Kalimantan Tengah yang mengisahkan tentang seorang ibu bernama Nyai Balau. Dalam legendanya, Nyai Balau dikisahkan kehilangan anak semata wayang yang sangat dia cintai.

Bagaimana kelanjutan dari kisah legenda Nyai Balau tersebut?

Legenda Nyai Balau

Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu di daerah Tewah, Kapuas hidup seorang perempuan cantik bernama Nyai Balau. Kecantikan dari Nyai Balau ini terkenal hingga seantero negeri.

Pada suatu hari, seorang pemuda bernama Kenyapi mendatangi kediaman Nyai Balau. Ternyata pemuda ini datang dengan maksud untuk melamar Nyai Balau.

Keluarga Nyai Balau dengan senang hati menerima lamaran pemuda tersebut. Akhirnya pernikahan antara Nyai Balau dan Kenyapi diselenggarakan dengan meriah.

Tahun demi tahun berlalu, Nyai Balau dan Kenyapi masih belum dikaruniai seorang anak. Akhirnya tepat pada tahun ketujuh pernikahannya, Nyai Balau mengandung dan melahirkan seorang anak.

Nyai Balau dan Kenyapi sangat menyayangi anak tunggalnya tersebut. Mereka merawat dan membesarkan anaknya dengan sepenuh hati.

Ketika mulai memasuki usia balita, anak dari Nyai Balau ini dibiarkan bebas bermain di luar rumah. Nyai Balau dan Kenyapi berharap dengan membiarkan sang anak bermain bebas di luar rumah bisa membuat dirinya pandai bergaul ketika dewasa nantinya.

Pada suatu hari, anak Nyai Balai pergi bermain ke luar rumah seperti biasa. Namun pada saat sore hari tiba, sang anak masih belum juga kembali pulang ke rumah.

Nyai Balau dan Kenyapi mulai merasa resah dengan kondisi tersebut. Akhirnya mereka mulai mencari sang anak ke seluruh penjuru kampung.

Namun hingga malam tiba, sang anak masih belum ditemukan juga. Akhirnya Nyai Balau dan Kenyapi memutuskan untuk melanjutkan pencarian keesokan harinya.

Situasi yang terjadi tidak jauh berbeda pada keesokan harinya. Nyai Balau dan Kenyapi tetap tidak berhasil menemukan anak semata wayangnya tersebut.

Akhirnya Nyai Balau memutuskan untuk pergi bertapa agar bisa mendapatkan petunjuk terkait anaknya. Nyai Balau kemudian pergi dari rumahnya menuju sebuah hutan yang belum pernah terjamah oleh manusia.

Nyai Balau bertapa selama tujuh hari tujuh malam di sana. Tepat pada malam ketujuh, Nyai Balau akhirnya mendapatkan petunjuk terkait kondisi anaknya.

Dalam pertapaannya tersebut, Nyai Balau didatangi oleh seorang nenek tua. Nenek tersebut berkata bahwa anak dari Nyai Balau sudah meninggal di tangan Antang dari Juking Sopang.

Nyai Balau langsung merasakan sedih yang mendalam ketika mendengarkan kabar tersebut. Akhirnya Nyai Balau berniat untuk membalas kematian anaknya.

Mengetahui niat Nyai Balau, sang nenek kemudian memberikan selendang sakti kepada dirinya. Setelah mendapatkan selendang tersebut, Nyai Balau kemudian bergegas kembali pulang ke rumah dari pertapaannya.

Sesampainya di rumah, Nyai Balau menyampaikan informasi yang dia dapatkan kepada Kenyapi. Kenyapi juga merasakan hal yang sama dengan apa yang Nyai Balau rasakan.

Nyai Balau dan Kenyapi kemudian mulai menghimpun kekuatan dan pasukan. Mereka kemudian berangkat ke Juking Sopang untuk menemui Antang dan membalaskan kematian anaknya.

Sesampainya di sana, Nyai Balau langsung menantang Antang untuk mengakui perbuatannya. Namun Antang justru berpura-pura tidak pernah melakukan hal tersebut sebelumnya.

Tidak hanya itu, Antang tiba-tiba langsung menyerang Nyai Balau dengan membabi buta. Untungnya Nyai Balau bisa menghindari serangan tersebut dengan mudah.

Nyai Balau kemudian mengeluarkan selendang sakti yang dia dapatkan dari pertapaan sebelumnya. Nyai Balau langsung melemparkan selendang tersebut ke arah dada Antang.

Dalam sekejap Antang langsung terkapar dan tewas seketika. Nyai Balau kemudian merasa puas sudah membalaskan kematian anak semata wayangnya.

Akhirnya Nyai Balau, Kenyapi, serta seluruh pasukannya kembali pulang dengan perasaan lega karena sudah mencapai tujuan mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.