Dari layar lebar hingga panggung digital, geliat industri kreatif Indonesia makin sulit diabaikan.
Didukung 17 subsektor yang terus tumbuh, pemerintah kini bersiap mengangkat sektor ini ke level yang lebih tinggi, menjadi destinasi utama ekonomi kreatif di Asia Tenggara.
Ambisi besar ini tak datang tanpa strategi. Kolaborasi dengan KEK Singhasari, dorongan terhadap IP lokal, hingga pembukaan 27 juta lapangan kerja jadi bagian dari peta jalannya.
Kolaborasi KEK Singhasari: Dorong Kapitalisasi dan Inovasi Ekraf
Pada audiensi yang digelar di Jakarta, 25 Maret 2025, Menekraf Riefky menegaskan pentingnya sinergi antara Kemenekraf dan KEK Singhasari untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai hub ekraf regional.
“Kolaborasi Kementerian Ekraf/Badan Ekraf dan KEK Singhasari bertujuan meningkatkan kapitalisasi ekosistem ekonomi kreatif dan menjadikan Indonesia destinasi utama ekonomi kreatif di Asia Tenggara,” tegas Menekraf Riefky.
Kolaborasi ini mencakup sejumlah agenda strategis seperti pengembangan infrastruktur produksi, inkubator bisnis, pelatihan keterampilan, serta joint promotion untuk menarik investor ke sektor industri kreatif.
David Santoso, CEO PT Intelegensia Grahatama selaku BUPP (Badan Usaha Pembangun dan Pengelola) KEK Singhasari, menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, dukungan pemerintah sangat penting untuk membawa kekayaan intelektual (IP) lokal ke panggung internasional.
“Kolaborasi Kemenekraf dan KEK Singhasari diharap dapat bawa IP lokal ke kancah internasional dan capai target pertumbuhan ekonomi 8%,” ujar David.
Dalam audiensi tersebut, hadir pula Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Muhammad Neil El Himam, serta Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi yang mendukung agenda percepatan pengembangan subsektor kreatif berbasis digital.
Target 27 Juta Lapangan Kerja dalam 5 Tahun
Di tengah upaya memperkuat ekosistem industri kreatif nasional, Kemenekraf/Bekraf menargetkan penciptaan 27 juta lapangan kerja berkualitas dalam lima tahun ke depan, khususnya untuk generasi muda. Ini merupakan bagian dari kontribusi konkret sektor ekraf terhadap perekonomian nasional.
Dibantu oleh Irene Umar sebagai Wakil Menekraf/Wakil Kabekraf, Teuku Riefky berkomitmen mengembangkan 17 subsektor ekonomi kreatif, mulai dari kuliner, fesyen, kriya, hingga aplikasi dan pengembangan permainan digital. Pendekatan yang digunakan adalah penguatan ekosistem hexahelix, yakni sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, media, dan investor.
Menuju "The New Engine of Growth" dari Daerah
Dengan langkah tersebut, Indonesia tak hanya mengejar posisi sebagai ibu kota ekonomi kreatif ASEAN, tetapi juga ingin menjadikan ekraf sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah.
Penguatan inovasi, digitalisasi, dan ekspansi pasar menjadi kunci penting dalam merealisasikan ambisi besar ini.
Jika kolaborasi seperti KEK Singhasari dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia, bukan tidak mungkin cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat ekraf ASEAN akan segera terwujud.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News