Dulu hanya iseng bikin konten, sekarang menjadi inspirasi banyak orang! Jerome Polin adalah salah satu content creator Indonesia yang disebut-sebut membuat matematika menjadi lebih menyenangkan. Yuk, kenal lebih dalam tentang Jerome!
Pendidikan Awal Jerome
Jerome Polin adalah salah satu entrepreneur dan influencer sukses yang kini telah dikenal oleh banyak orang. Ia lahir pada 2 Mei 1998 di Jakarta, yakni ketika terjadi kerusuhan di Jakarta.
Jerome merupakan putra kedua dari Marojahan Sintong Sijabat dan Chrissie Rahmeinsa. Pada tahun 2001, keluarganya pindah ke Malang. Di sana, ia memulai pendidikannya di jenjang KB dan TK di Sekolah Harapan Malang.
3 tahun kemudian, Jerome bersama keluarganya pindah ke Surabaya. Jerome dan kakaknya, Jehian Panangian melanjutkan pendidikan SD dan SMP mereka di Surabaya Barat. Karena keterbatasan ekonomi, ia tidak bisa mendapatkan bimbingan belajar dari les seperti teman-teman sekolahnya, sehingga ia selalu belajar sendiri dirumah dan mendapat bimbingan dari ibunya.
Pada masa SMP, Jerome sudah mulai memfokuskan diri pada akademiknya hingga berhasil masuk koran karena nilai UN-nya yang masuk 10 besar di Jawa Timur. Ketika SMA, Jerome mengikuti banyak olimpiade sehingga mendapatkan banyak tawaran beasiswa dalam negeri.
Sejak SD, Jerome bercita-cita kuliah di luar negeri agar dapat sekaligus menjelajahi berbagai tempat. Namun, mimpinya tersebut terhalang oleh keterbatasan finansial orang tuanya. Inilah yang menjadi motivasinya untuk mendapatkan beasiswa dengan banyak mempelajari matematika di waktu senggang.

Perjuangan dalam Mendapatkan Beasiswa 100%
Jerome menemukan satu kampus yang menawarkan beasiswa full, yaitu Nanyang Technological University di Singapura. Sejak kelas XI, Jerome sudah mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi tes masuk NTU.
Demi meraih impian tersebut, ia bahkan dikenal sebagai anak yang kecanduan belajar. Ke mana pun ia pergi, selalu ada buku perpustakaan, hingga supir angkot pun sampai hapal. Hanya saja, ketika dinyatakan lolos seleksi, beasiswa yang didapatkan belum sesuai harapannya.
Saat hampir putus asa, Jerome kembali bangkit karena mendengar berita dari kakaknya tentang program beasiswa penuh dari perusahaan Jepang, Mitsui Bussan, yang membiayai kuliah di Jepang. Salah satu persyaratan dari program tersebut adalah menguasai bahasa Jepang.
Jerome pun mempelajari bahasa Jepang, matematika, fisika, dan kimia menggunakan bahasa Jepang dari nol selama 18 bulan. Karena hal tersebut Jerome begadang hingga pukul 03.00 pagi agar semuanya bisa dikuasai.
Setelah mendaftar ke program beasiswa Mitsui Bussan, Jerome berhasil melangkah hingga tahap wawancara. Meskipun Jerome tidak pernah berbicara dalam bahasa Jepang atau berinteraksi langsung dengan orang Jepang, ia tidak menyerah
Untuk mempersiapkan diri menghadapi wawancara, ia belajar dari YouTube bagaimana etika berbicara orang Jepang. Di hari wawancara, Jerome menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan karena selama ini ia sudah mempersiapkan dirinya semaksimal mungkin.
Jerome akhirnya mendapatkan kabar bahagia bahwa ia diterima di Universitas Waseda dan menjadi salah satu dari dua penerima beasiswa. Ia pun sangat bersyukur karena usahanya membuahkan hasil. Saat awal-awal kuliah di Jepang, Jerome memenangkan kompetisi pidato Jepang pada tahun 2017 dengan tema "新宿への道" atau "Jalan menuju Shinjuku".
Awal mula karier Jerome Polin
Semasa kuliah, ia juga membuat channel YouTube yang kini dikenal dengan Nihonggo Mantappu. Melalui YouTube, Jerome membagikan kegiatan sehari-hari, konten belajar bahasa Jepang, maupun konten edukasi matematika.
Selama menjadi youtuber, Jerome juga meraih berbagai penghargaan seperti mendapatkan Silver Play Button pada 2018, Gold Play Button pada 2019, dan Diamond Play Button pada 4 Januari 2023. Selain itu, pada tahun 2019, Jerome juga merilis buku berjudul “Mantappu Jiwa”.
Pada tahun 2021, Jerome menjadi pendiri dan bergabung dengan Mantappu Corp, yaitu agensi talent management influencer. Pada tahun yang sama, Jerome Polin bersama dengan kakaknya Jehian Panangian terpilih di Forbes 30 Under 30 Asia karena hasil kerja kerasnya dan peran mereka dalam dunia bisnis dan media.
Jerome dan Jehian juga mendirikan kedai teh bernama Menantea dengan model bisnis kemitraan untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia selama pandemi Covid-19. Meski kini Menantea berkembang hingga memiliki 209 cabang, ditengah perjalanan usaha Menantea mengalami kerugian pada tahun 2023 sehingga dianggap sebagai penipuan oleh para mitra.
Saat itu, Menantea mengalami kerugian sebanyak Rp 38 miliar dan ditambah lagi partner bisnis Menantea membawa kabur Rp 5-6 miliar untuk menutupi kerugian yang lain. Dalam kondisi yang sulit tidak memiliki dana, Jerome yang memiliki berbagai ide marketing pun tidak bisa diwujudkan.
Akhirnya, Jerome sebagai salah satu owner dari Menantea pun turun tangan demi menyelamatkan Menantea.
Di sisi lain, sebenarnya Jerome bisa saja melepas dan menutup Menantea. Namun, Jerome memilih untuk melanjutkan Menantea hingga kontrak para investor berakhir sebagai bentuk tanggung jawab terhadap usahanya.
Pada Februari 2023, Jerome bergabung dalam Fortune Indonesia 40 Under 40. Bangkit kembali, pada 13 Januari 2025, Jerome mendirikan Mantappu Academy, yaitu bimbingan belajar matematika.
Jerome Polin membuktikan bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Walaupun dalam perjalanan pasti melewati berbagai rintangan, Jerome menghadapinya dengan penuh tanggung jawab dan ketekunan.
Kisah Jerome Polin yang berawal dari berusaha mendapatkan beasiswa hingga menghadapi krisis dalam bisnis, menunjukan bahwa tekad, kerajinan, dan kegigihannya membuatnya bertahan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News