kritik sastra aspek pokok ciri ciri jenis jenis hingga teknik menulis bagi pemula - News | Good News From Indonesia 2025

Kritik Sastra: Aspek Pokok, Ciri-Ciri, Jenis-Jenis, hingga Teknik Menulis bagi Pemula

Kritik Sastra: Aspek Pokok, Ciri-Ciri, Jenis-Jenis, hingga Teknik Menulis bagi Pemula
images info

Kritik sastra bukan merupakan hal baru dalam khazanah sastra nusantara. Kritik adalah langkah lebih maju untuk mengembangkan kesastraan Indonesia menjadi lebih dalam dan interaktif.

Sebagai suatu bentuk karya, kritik sastra kurang begitu dikenal di masyarakat. Namun bukan berarti topik ini sukar untuk dipelajari. Mari Kawan, kita kenali lebih dalam kritik sastra mulai dari aspek pokok, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga teknik menulis bagi pemula.

Kritik Sastra: Pengertian dan Struktur Penulisan yang Sederhana dan Memikat

Mengenal Ringkas Kritik Sastra 

Kritik sastra sudah ada sejak lebih dari 2.500 tahun lalu, dimulai dengan pemikiran Xenophanes dan Heraclitus yang mengecam karya-karya Homeros karena dianggap mengandung cerita bohong yang tidak senonoh tentang dewa-dewi. 

Pada masa itu, karya sastra lebih dinilai dari segi moralitas dan hubungannya dengan realitas, belum dilihat sebagai karya fiktif yang bersifat imajinatif. Etimologi kata "kritik" sendiri berasal dari bahasa Yunani "krites" yang berarti hakim. Kata ini kemudian berkembang menjadi "kritikos" untuk merujuk pada seorang hakim/penilai karya sastra.

Menurut Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dalam Pengantar Kritik Sastra, kritik sastra adalah cabang studi yang berfokus pada karya sastra melalui interpretasi, analisis, dan evaluasi. 

Meskipun kritik sastra mulai berkembang di Indonesia pada era Pujangga Baru pada tahun 1930-an, istilah ini baru benar-benar dikenal setelah H.B. Jassin menerbitkan buku Sastra Indonesia Modern dalam Kritik dan Essai pada tahun 1945. 

Sebelumnya, kritik sastra dianggap negatif dan sering dihindari karena konotasinya yang tajam, sehingga istilah "penyelidikan dan pengakuan" lebih sering digunakan. Hingga kini, kata "kritik" masih sering dianggap negatif karena dianggap mencari kelemahan.

Perkembangan Sastra Indonesia, dari Masa Pujangga hingga Era Penulis Digital

Aspek-Aspek Pokok Kritik Sastra

Interpretasi (Penafsiran)

Interpretasi karya sastra adalah upaya untuk memahami makna karya tersebut dengan menafsirkan berbagai unsur dan aspeknya, seperti jenis sastra, aliran, efek yang ditimbulkan, serta latar belakang sosial-historisnya. 

Interpretasi berarti menjelaskan arti bahasa melalui analisis, parafrase, dan komentar, terutama untuk mengatasi ambiguitas, kegelapan, atau kiasan yang ada dalam karya sastra. Dengan demikian, tafsir atau interpretasi bertujuan untuk memperjelas maksud dari karya sastra dengan menggali unsur-unsur dan ciri khasnya.

Analisis (Penguraian)

Analisis karya sastra adalah proses menguraikan bagian-bagian atau unsur-unsur dalam karya tersebut untuk memahaminya secara mendalam. Dengan cara ini, kita dapat memahami struktur dan makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Karya sastra yang kompleks dan rumit dapat dipahami dengan menganalisis elemen-elemen seperti alur cerita, tokoh dan perwatakannya, latar, tema, judul, sudut pandang, serta bahasa yang digunakan. 

Penilaian (Evaluasi)

Penilaian karya sastra adalah upaya untuk menentukan sejauh mana keindahan atau keberhasilan suatu karya sastra. Proses ini harus didasarkan pada fenomena yang ada dalam karya, kriteria penilaian, serta pendekatan yang digunakan. 

Dalam kritik sastra, baik atau buruknya suatu karya harus dinilai berdasarkan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Dengan mengetahui nilai suatu karya, kita bisa membedakan antara karya sastra yang bernilai tinggi dan yang rendah. Penilaian harus dilakukan secara objektif, dengan alasan yang jelas, dan berdasarkan data yang ada dalam karya tersebut. 

Ciri-Ciri Kritik Sastra

Adapun kritik sastra memiliki ciri-ciri sendiri yang membedakan dengan kritik-kritik lainnya, yaitu:

  • Memiliki sifat objektif
  • Memiliki tujuan untuk membangun atau memperbaiki karya sastra yang dikritik.
  • Menjadikan acuan dan peningkatan kreativitas bagi pencipta karya sastra tersebut.
Mengenal 5 Karya Sastra Kuno Bersejarah di Indonesia

Jenis-Jenis Kritik Sastra

Kritik Sastra Berdasarkan Bentuknya

  • Kritik teoritik (theoretical criticism). Bidang kritik sastra yang berusaha menetapkan dasar prinsip-prinsip umum dan kategori-kategori untuk diterapkan pada pertimbangan dan interpretasi terhadap karya sastra.
  • Kritik praktik (practical criticism). Bidang kritik sastra yang mengacu pada praktik kritik yang telah diterapkan oleh para kritikus dalam mengkritik karya sastra. 

Kritik Sastra Berdasarkan Pelaksanaannya

  • Kritik judisial (judicial criticism). Kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menilai karya sastra atas dasar standar-standar umum tentang sastra yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • Kritik impresionistik (impressionistic criticism). Kritik sastra yang mengemukakan kesan-kesan (impresi) kritikus terhadap karya sastra yang telah dibacanya.
  • Kritik induktif (inductive criticism). Kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang ada secara objektif.

Kritik Sastra Berdasarkan Orientasinya Terhadap Karya Sastra 

  • Kritik mimetik. Kritik yang berorientasi atau memfokuskan perhatian pada hubungan karya sastra dengan realitas atau kenyataan.
  • Kritik pragmatik. Kritik yang berorientasi atau memfokuskan perhatian kepada tanggapan pembaca terhadap karya sastra dan dampak atau pengaruh sastra pada pembaca. 
  • Kritik ekspresif. Kritik yang berorientasi atau memfokuskan perhatian kepada pengarang sebagai pencipta karya sastra.
  • Kritik objektif. Kritik yang berorientasi atau memfokuskan perhatian kepada karya sastra itu sendiri.
Ilustrasi proses pembuatan kritik sastra @ Morten Oddvik/wikimedia commons
info gambar

Teknik Menulis Kritik Sastra bagi Pemula

Berikut merupakan rekomendasi tahapan bagi Kawan yang ingin membuat karya kritik sastra yang diambil dari buku Kritik Sastra karya Lilik Herawati. Ikuti langkah-langkah di bawah ini dengan runtut ya!

Membaca karya sastra dengan teliti 

Membaca adalah langkah awal dalam menulis kritik sastra. Melalui membaca, kita dapat memahami kondisi tokoh dalam karya sastra, seperti apa yang dirasakan oleh tokoh, alasan di balik tindakannya, serta tujuan yang ingin dicapainya, baik dalam novel, cerpen, maupun puisi.

Membuat bagan pembantu

Bagan membantu menyusun plot dan tokoh dalam karya sastra agar lebih teratur dan memudahkan dalam memahami teks. Ada beberapa cara untuk membuat bagan, seperti menggunakan bagan jaring ide atau diagram Venn, yang bisa membantu Kawan menata hasil telaah secara lebih jelas.

Memikirkan makna harfiah

Setelah membaca karya sastra, perhatikan setiap tindakan karakter kontribusinya pada plot cerita. Gunakan diagram yang telah Kawan buat untuk memahami perkembangan dalam karya tersebut. Fokuslah pada aksi dan jalannya cerita, tanpa terburu-buru mencoba untuk menentukan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis pada saat itu.

Mencari unsur sosial (masyarakat) yang mungkin terdapat dalam karya sastra

Setelah benar-benar memahami peristiwa-peristiwa dalam buku, Kawan bisa mulai menggali pesan yang ingin disampaikan penulis tentang sifat manusia melalui tokoh dan tindakan mereka, yang biasa disebut sebagai tema.

Menyusun pernyataan tesis 

Langkah selanjutnya adalah merumuskan pernyataan tesis. Format tesis bisa berupa: "_____ benar karena _____." Bagian pertama mengungkapkan pendapat Kawan, sementara bagian kedua menjelaskan alasan atau rasionalisasi yang didukung oleh bukti tekstual dalam karya sastra tersebut.

Carilah bukti untuk mendukung tesis dalam literatur

Periksa kembali dan identifikasi peristiwa-peristiwa yang mendukung tesis yang ditawarkan. Tandai peristiwa-peristiwa tersebut dan catat nomor halamannya. Kawan bisa menuliskan peristiwa tersebut secara ringkas atau menggunakan kutipan langsung dari buku.

Membuat kerangka esai 

Buatlah kerangka esai berdasarkan pernyataan tesis untuk memastikan kritik terstruktur dengan baik. Isi kerangka dengan kalimat topik dan peristiwa dari karya sastra yang mendukung argumen dalam setiap paragraf. Dalam penulisan kritik sastra, umumnya esai terdiri dari abstrak, pendahuluan, pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka.

Menulis esai 

Tahap ini akan mudah bila Kawan sudah menyiapkan kerangka secara rinci. Tulis minimal lima paragraf, dengan pernyataan tesis di akhir paragraf pertama. Setiap paragraf utama harus berisi satu atau dua kutipan dari teks, yang perlu diperkenalkan dan dijelaskan. Akhiri esai dengan paragraf terakhir yang berisi ringkasan singkat dari seluruh esai.

Merevisi esai

Pastikan untuk menyunting esai Kawan dengan cermat. Periksa kesalahan ketik, tanda baca, dan tata bahasanya. Kawan juga bisa meminta bantuan orang lain untuk membantu, terutama mereka yang sudah ahli di bidang kritik sastra. 

Berlatih menulis kritik sastra untuk pertama kalinya tentu tidak mudah. Kawan harus sering berlatih dan bertanya pada ahlinya agar bisa terus berkembang. Jangan lupa untuk praktik ya!

 

Referensi 

Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, Modul Pengantar Kritik Sastra 

Lilik Herawati, M.Pd, Kritik Sastra

https://deepublishstore.com/blog/pengertian-kritik-sastra/?srsltid=AfmBOooqwFjYnfoumEcXXHv0Um3Wqwqve4x3HqYZWsTHTj3utejlpDBr#Ciri-Ciri_Kritik_Sastra 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ashnov Brillianto Ahmada lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ashnov Brillianto Ahmada.

AB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.